Jumat, 06 Mei 2011

Bangun Tidurnya Hindia Belanda


Pulang sekolah aku belajar bernyanyi. Sebuah lagu baru judulnya Indonesia Raya. Siang sebelum pulang, oleh Bapak guru, kami para anak muridnya diajarkan lagu itu.

Bapak guru berpesan, agar kami para siswa-siswi hati-hati dalam menyanyikan lagu ini. Jangan sampai ketahuan guru dan orang Belanda. Itu makanya sebelum mengajarkan lagu ini, pak guru memeriksa tiap ruangan sekolah apakah ada guru bangsa Belanda yang masih berada di sekolah.

Untuk yang ketiga kalinya aku diajarkan lagu ini. Saat ini hampir hapal. Ada perasaan bergemuruh di dada pada setiap menyanyikannya. Selepas maghrib, anak-anak kampung yang biasa mengaji AlQur'an di surau, aku ajarkan lagu ini. Kebetulan Ayahku yang biasa mengajar, sedang pergi ke sebuah pertemuan. Dari ibu aku mendengar, katanya Haji Cokroaminoto baru datang dari Surabaya ke kota kami. Dan ayahku salah seorang muridnya.


Kecuali mengajarkan lagu Indonesia Raya, akupun sering memberi penjelasan kepada para teman sepermainan tentang apa itu Indonesia. Tentu saja apa yang aku lakukan membuat khawatir orang tua terutama ibu. Maklumlah mata-mata Belanda dan 'Marsose' (Polisi Belanda) sering beroperasi hingga di dalam jalan perkampungan.

Suatu hari aku diajak Ayah ke rumah seorang temannya. Aku menyimak pembicaraan mereka. Nama Soekarno menjadi sesuatu yang menarik untuk aku ingat selalu. Sebab Ayah dan kedua temannya membicarakan nama Soekarno hingga dua jam lebih.

Di sekolah akupun bertanya secara bisik bisik kepada pak guru tentang siapa Soekarno itu ? Akupun makin penasaran setelah mendengar jawaban dari pak guru. Ingin rasanya mendengar dan bertemu kangsung dengan Soekarno.

Rasa benci kepada bangsa penjajah yang bergelora dalam dadaku ternyata sulit untuk aku tularkan kepada sesama rakyat Hindia Belanda. Mereka kebanyakan lebih suka memilih sikap pasrah nasib dijajah Belanda. Rasa muakku melihat wajah Ratu Belanda yang fotonya terpampang di depan kelas, hanya sedikit teman yang tertulari. Kebanyakan terlanjur takut siksaan 'Marsose'.

Bangsa ini bangsa besar dan kaya. Anugerah alamnya banyak dicuri dan dirampas bangsa penjajah. Harga dirinya pun telah lama terinjak dan hampir mustahil dimunculkan. Terlena oleh upah uang gulden yang tak seberapa.

Aku sadar masih perlu banyak lagi jiwa-jiwa yang harus dibangunkan dari alam tidur keterjajahan. Di depan papan tulis kelas ini aku menemukan jawabannya. Bangsa ini harus disadarkan dengan pendidikan. Sebuah jalan panjang memang !

Kamis, 21 April 2011

Di Sini Bukan Negeri "Pengantin".


Aku mendapat inspirasi untuk menulis artikel ini saat melintas di jalan Sultan Hasanuddin. Oleh penjajah Belanda sosok pribadi Hasanuddin mendapat gelar "Ayam Jantan Dari Timur". Hal ini disebabkan prinsipnya yang pantang menyerah.

Tidak terhitung jumlah pusara dari para kusuma bangsa yang telah gugur mengusir kaum kolonial. Di antara mereka bahkan ada yang tak dikenal identitasnya. Yang pasti apa yang mereka telah korbankan hanya dan untuk kebahagiaan generasi penerus dalam wadah negara Indonesia yang merdeka.

Dari album sejarah kita dapat menyimpulkan betapa para pejuang Indonesia yang namanya banyak diabadikan sebagai nama jalan, adalah sosok pemberani nan gigih dalam memperjuangkan cita dan cintanya untuk negeri ini. Segala pahit getir perjuangan ditempuh dengan sabar dan ketabahan jiwa yang tinggi. Bahkan jika nyawa harus berpisah dengan badan dilaluinya dengan cara jantan ksatria.

Kita merasa prihatin sedih karena sifat kepahlawanan dari para kusuma bangsa itu, ternyata tidak dapat diwarisi oleh sebagian dari kita.

Di negeri kita ada dua prilaku terkutuk. Keduanya adalah prilaku teroris. Yang satu memakai jubah agama dan yang satu memakai dasi atau bergincu tebal. Demi memperjuangkan apa yang diyakini, teroris berjubah agama tidak segan untuk menghancurkan diri, tidak peduli orang tak berdosa terkena akibatnya. Baginya yang penting telah menjadi seorang 'pengantin' yang akan disambut bidadari sorga.

Sedangkan bagi teroris berdasi atau bergincu tebal, harta kekayaan dunia adalah sesuatu yang utama, tak peduli dengan cara korupsi dsb. Baginya yang penting kaya, masa bodoh rakyat kecil yang terugikan karena perangainya.

Melalui tulisan sederhana ini, aku mengajak kepada mereka para simpatisan teroris berjubah agama untuk beradu kebolehan atau kepintaran (Fastabiqul Khairat) dalam merebut simpati hati rakyat Indonesia. Untuk melihat "tatanan samawi" terpraktekkan secara nyata memang perlu waktu bahkan lintas generasi. Justru dengan menebar nafsu menjadi "penganten" akan menimbulkan antipati tak berkesudahan terhadap keagungan "tatanan samawi" itu sendiri.

Di sisi lain memang negeri ini bukan negeri para "penganten". Negeri ini adalah negeri para pahlawan kebenaran yang gigih nan jantan dan slalu menyatu dengan rakyat. Siapa yang tidak membuat hati rakyat terluka itulah pemenang sejati. Maka urungkan niat menjadi "penganten" jika akan hanya menyakiti rakyat. Mengapa tidak kau siapkan dirimu berkerja untuk rakyat Indonesia dengan kejujuran dan profesionalitas !?

Trimakasih Moga Ada Manfaatnya.

RA Kartini Mutiara Islam Dalam Kabut Sejarah


Tidak banyak orang tahu, bahwa judul buku Habis Gelap Terbitlah Terang karya RA. Kartini, terinspirasi firman Allah Swt dalam kitab Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 257.

Hasrat RA Kartini untuk mempelajari Islam banyak mengalami hambatan baik dari lingkungan keluarganya juga kaum penjajah Belanda.

Di zaman penjajahan Belanda, untuk menemukan terjemahan Al Qur'an dalam bahasa Indonesia amat sulit. Oleh seorang guru agama Islam (Kyai) RA Kartini secara tekun mempelajari ayat demi ayat dari kitab Al Qur'an. Hingga sampailah ia mempelajari dan memahami ayat ke 257 dari surat Al Baqarah.

Seorang penulis sejarah RA Kartini yang bernama Budi Darmawan menulis dalam bukunya Tragedi Kartini Dalam Pertarungan Ideology, menuturkan betapa hasrat ingin tahu RA Kartini terhadap isi kitab suci Al Qur'an begitu kuat, sayang untuk mencapai hal itu ia mesti menunggu kedatangan sang Kyai yang tidak tiap malam dapat ia jumpai.

Sejarah bangsa kita perlu dicermati sejernih-jernihnya, karena ada upaya menutupi keakuratan faktanya bagi maksud politik tertentu. Dalam istilah lain disebut dengan "Distorsi Sejarah".

Akibatnya RA Kartini seakan milik mereka yang 'kakinya tidak akrab dengan lantai Masjid '. Bila kabut sejarah RA Kartini tersibak dengan jujur, akan terlihat betapa beliau adalah juga mutiara Islam yang dimiliki oleh negeri kita.

Demikianlah, akibatnya lebih menyedihkan, ketika sosok RA Kartini dijadikan simbol emansipasi wanita secara berlebihan. Sedang secara kodrati wanita disamping memiliki kelebihannya juga kelemahan dibanding kaum pria.

Distorsi sejarah sudah berlangsung lama di negeri ini, dan merupakan bagian dari grand strategy pihak tertentu agar rakyat Indonesia yang mayoritas muslim, jauh dari agamanya, untuk tidak mengatakan membenci.

Melalui tulisan sederhana ini aku mengajak generasi muda untuk lebih giat dan jernih dalam memandang dan mempelajari sejarah. Semoga realita sejarah akan mampu membangkitkan cinta kepada negeri ini yang merupakan nikmat pemberian Allah swt. Yang justru akhir-akhir ini dirusak oleh 'teroris' berjubah maupun 'teroris' berdasi.

Trimakasih moga ada manfaatnya.

Sabtu, 16 April 2011

Lowongan Menjadi "Pandu Ibu Pertiwi"


Bagi kita rakyat Indonesia yang memiliki rasa cinta tanah air, sudah pasti akan merinding dan berdegub jantungnya manakala mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan.

"Di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku ". Adalah sebuah kalimat dalam bait syair lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Mestinya setiap pribadi rakyat Indonesia mampu memahami makna yang terkandung dalam tiap-tiap kata dan kalimat pada syair lagu kebangsaan ini. Agar perasaan cinta tanah air semakin meresap hingga ke jiwa raga kita.

Alam Indonesia sungguh elok nan permai. Kekayaan alamnya sangat berlimpah. Penjajah Belandapun sangat krasan tinggal di Indonesia dan perginya sangat terpaksa karena dipaksa melalui perlawanan yang penuh heroik dari para patriot bangsa.

Setelah 66 tahun merdeka ternyata kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia masih sangat jauh dari harapan. Laksana diagram piramid. Kemakmuran dan kesejahteraan hanya dinikmati oleh sebagian kecil dari bangsa kita.

Sungguh ironis memang, negeri yang begini subur ternyata masih banyak rakyatnya yang hidup menderita. Apa sebabnya ?

Dalam kondisi ibu pertiwi yang banyak masalah. Akar dari semua masalah adalah hilangnya rasa kejujuran dari para oknum petinggi negeri yang lalu diteladani secara salah oleh banyak masyarakat bawah. Semuanya mengejar kepentingan dan nafsu memperkaya diri.

Di sini kita perlu merenungkan makna, "menjadi pandu ibuku". Kita harus mampu memberi arahan berupa teladan yang benar kepada segenap elemen bangsa agar tidak salah melangkah hingga menabrak norma hukum. Misalnya dengan melakukan praktek KKN. Yang cepat atau lambat akan berakibat pada kebangkrutan ekonomi negeri kita. Di sisi lain, "menjadi pandu ibuku" maknanya kita harus memiliki kepedulian untuk melayani rakyat. Bukan malah ingin dilayani rakyat.

Sesungguhnya rakyat Indonesia pada setiap Pemilu diajak untuk melihat dan memilih manakah partai yang mampu 'menjadi pandu bagi ibu pertiwi".
Kehadiran PKS di kancah perpolitikan nasional dengan slogannya Bersih, Peduli dan Profesional membuat sinis mereka yang biasa main 'kotor'. Namun rakyat Indonesia justru menaroh harapan yang sangat besar. Semogalah PKS mampu mewujudkan harapan rakyat Indonesia.

Melalui tulisan sederhana ini, aku mencoba menafsirkan makna, " menjadi pandu ibuku". Karena untuk mewujudkan hal ini merupakan sebuah lowongan yang menantang setiap saat sepanjang masa bagi pribadi kita dan utamanya partai politik.

Akhirnya dari pojok rumah rakyat yang sederhana aku ucapkan Dirgahayu PKS yang ke 13. Semogalah Allah swt, memberi keteguhan hati bagi para kadernya untuk tabah dalam menghadapi segala cobaan. Amiin

Sabtu, 09 April 2011

Setia Hingga Akhir Di Dalam Keyakinan


Judul artikelku kali ini meminjam tulisan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia bernama Wolter Monginsidi.
Menjelang ia dihukum tembak di depan regu tembak tentara Belanda, ia sempat menulis beberapa kalimat pesan-pesan terakhirnya yang bernada syair. Salah satu syair yang ia tulis dan kemudian menjadi kalimat yang selalu dikenang, adalah 'Setia Hingga Akhir Dalam Keyakinan'.
Sosok Wolter Monginsidi adalah sosok pemuda pejuang yang jantan pemberani. Hingga ia tidak mau matanya ditutup kain saat berhadapan dengan regu tembak. Ia bahkan sempat berteriak merdeka, merdeka saat delapan timah panas merobek dadanya.


Demikian sekelumit kisah patriotik seorang Wolter Monginsidi. Sengaja aku mengajakmu mengingat perjuangannya karena saat tulisan ini dibuat, ujian bagi partai dakwah PKS laksana ombak badai yang datang menghampiri silih berganti.

Ada beberapa peristiwa nyata yang aku alami, yang rasanya sedih untuk aku ceritakan tapi aku segera menemukan jawabannya. Jawabannya adalah 'Setia Hingga Akhir Dalam Keyakinan'. Berikut beberapa contohnya :

A. Di Sebuah Kantor Instansi Pemerintah.

Seorang teman bertanya padaku, " apa yang kamu udah dapatkan dari PKS, bukankah dirimu tetap saja hidup susah. Sedang yang menikmati mereka yang tidak mempedulikanmu ?, lebih baik tinggalkan PKS saja."

Aku menjawab. "Untuk PKS, aku setia hingga akhir dalam keyakinan."

B. Dalam sebuah obrolan di warung kopi.

Beberapa teman ngobrol berkata dan bertanya padaku usai membaca dan mendengar berita yang memojokkan PKS. Mereka berkata dan bertanya, " Berarti sama saja antara PKS dan partai lainnya. Lalu buat apa kita mati-matian memperjuangkannya?"

Aku menjawab, " Untuk PKS, aku setia hingga akhir dalam keyakinan."

C. Dalam sebuah obrolan di jalan dengan beberapa kawan yang aku temui, ia berkata, "Saya sibuk nggak sempat ikut-ikut acara PKS".

Aku menjawab, " Untuk PKS, aku setia hingga akhir dalam keyakinan."

Demikian beberapa contoh dari peristiwa saat loyalitas seorang kader diuji. Dengan adanya berbagai pemberitaan yang mendiskreditkan PKS, maka akan menguji loyalitas para kadernya. Sudut pandang kader dengan sudut pandang simpatisan terhadap PKS tentu berbeda.

Biarlah waktu yang akan berbicara, saat kapal PKS berlayar makin jauh melalui pasang surutnya ombak gelombang, akan terlihat siapa ? Dan mengapa ?
Karena betapa banyak orang yang kelihatannya berada di dalam kapal namun hakekatnya ia berada di luar kapal. Namun banyak pula yang terlihat berada di luar kapal sejatinya ia ada di dalam kapal.

Dirgahayu PKS . Teruskan berbhakti untuk negeri.

Senin, 04 April 2011

Tuntutlah Ilmu Hingga ke Negeri China


Rasanya sedih bercampur geram, melihat negeri kita kekayaannya diambil secara tidak sah oleh para maling berdasi. Sangat sedih bila ada maling yang perutnya lapar terpaksa harus mencuri ayam, lalu dihakimi secara sadis dan brutal oleh massa yang menangkapnya.

Di sisi lain para pejabat atau mantan pejabat, yang telah memiliki gaji atau penghasilan yang lebih dari cukup, tetap saja secara sengaja mencuri uang rakyat atau negara secara rakus. Dan hukumannya sering tidak sepadan dengan kejahatan yang dilakukan.

Usaha untuk memperkecil dan mempersempit gerak para maling berdasi terus dilakukan. Tidak hanya kepolisian dan kejaksaan yang berkerja siang malam untuk itu, tapi sekarang kita memiliki lembaga pemberantasan korupsi yang bernama Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ).

Adanya KPK seakan menjadi tumpuan harapan rakyat Indonesia yang merasa jijik melihat kerakusan para oknum pejabat yang tega dan tanpa merasa berdosa mencuri uang rakyat.
Bila hingga hari ini rakyat kebanyakan masih hidup terlunta-lunta di bawah garis kemiskinan, salah satu sebab utamanya karena uang bagi kemakmuran mereka telah dicuri oleh para koruptor. Padahal hasil bumi Indonesia sangat berlimpah ruah. Namun kemakmuran bagi rakyatnya masih jauh dari harapan.

Melalui tulisan singkat ini, aku hanya ingin mengajak semua lapisan masyarakat yang peduli terhadap nasib masa depan negeri tercinta ini, agar memerangi prilaku korupsi dari diri sendiri terlebih dahulu. Dan untuk memberantas sepak terjang para koruptor, mestinya kita mau belajar dan menuntut ilmu.

Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China demiian kata seorang ahli hikmah, bukan hanya ilmu perdagangan saja, tapi ilmu bagaiamana memberantas para Koruptor. RRC sangat keras tak kenal belas kasihan kepada mereka yang terbukti korupsi.

Selama hukuman bagi para koruptor itu tersandera dengan rasa kasihan atau mengingat jasa baik seorang koruptor, maka sulit menciptakan hukuman yang menimbulkan efek jera sebagai pembelajaran bagi mereka yang hendak menjadi koruptor.

Harus tega dan tegas tidak ada kompromi juga tidak pandang bulu serta tidak mempan disuap. Bila hal ini menjadi nafas para penegak hukum di negeri kita kiranya para koruptor bermental tikus akan berkurang secara drastis. Semoga.

Jumat, 01 April 2011

Debt Collector Kasihanilah Aku


Saat aku pulang kerja wajah istri nampak suram tak seperti biasanya. Ada sesuatu yang ia ingin katakan, namun masih tertahan di dalam hati. Sambil makan malam aku coba mengira-ngira masalah apa yang terjadi. Dan ketika aku tanya ada apa ia tak menjawab.

Sambil menonton tv, aku mencoba duduk dekat istri yang sedari tadi duduk di teras rumah sambil melamun. Dan malam makin larut, semua anak-anakku telah tidur. Tinggal kami berdua duduk membisu di teras.

Dengan rasa emosi yang tertahan, istriku bercerita, bahwa tadi siang ada dua orang berwajah seram datang ke rumah mencari diriku. Mereka katanya ingin menagih utang.

Mendengar cerita istri, aku lama terdiam tertunduk malu. Harus aku akui bahwa sebagai suami saat ini tengah diliit utang. Jika aku bisa membelikan berbagai alat rumah tangga dan juga keperluan lain, itu banyak dari meminjam uang di bank. Mulanya aku dapat melunasi utang secara tepat waktu, namun saat roda usaha sedang sulit, terpaksa belum bisa melunasi utang ketika jatuh tempo.

Awalnya karena demi gengsi dengan teman, lalu ingin terlihat sebagai suami yang kaya dan peduli keluarga maka aku tergiur untuk memiliki kartu kredit. Istriku tidak tahu sebelumnya bahwa kebutuhan rumah tangga dapat terpenuhi dengan kartu kredit alias kartu utang. Maka gaya hidup konsumtif menjadi nafas keseharian keluarga kami. Akupun berprinsip bagaimana nanti saja bila ditanya soal resikonya.

Akhirnya bunga pun terus berbunga. Utang tetap utang makin menumpuk. Dan aku kehabisan akal untuk mencari solusi. Yang terjadi mulai malam itu aku sudah tidak bisa tidur nyenyak karena terbayang wajah seram dan bengis para debt collector.

Keesokan hari saat aku di kantor, tiba-tiba istri menelpon agar aku segera pulang. Debt collector menunggu di rumah sambil membentak kasar. Yang membuat anakku yang paling kecil menangis ketakutan. dan tetangga berdatangan. Badanku gemetar bersama keringat dingin. Teman di kantor melihatku, bertanya mencari tahu.

Akupun pulang cepat karena harus bertemu dengan debt collector. Sepanjang jalan menuju rumah pikiranku sudah tak menentu. Ada rasa malu dengan istri dan apalagi dengan tetangga. Ternyata di balik penampilan keluargaku yang nampak bahagia dalam kemewahan ternyata menanggung banyak utang di bank.

Hanya satu kalimat yang terucap berkali-kali kepada debt collector, kasihanilah aku.
Sambil aku berusaha mencari pinjaman lain untuk menutupi pinjaman di bank. Maka tutup lobang gali lobang menjadi 'lingkaran setan' kehidupan keluarga kami akibat tidak hati-hati memakai kartu kredit alias kartu utang.

Semoga bisa menjadi pelajaran.

Kamis, 31 Maret 2011

Jangan Biarkan Sorak Sunyi Di Stadion Senayan


Entah sudah berapa ratus kali, pertandingan sepakbola digelar di stadion kebanggaan Indonesia, senayan Jakarta. Stadion yang kemudian dikenal dengan nama 'Gelora Bung Karno' adalah saksi bisu akan pasang surutnya prestasi persepakbolaan kita.

Bila kostum merah putih yang ada lambang garuda di dada berlaga, sudahlah pasti akan mengundang sorak sorai yang bergemuruh dari ratusan ribu penonton. Sorak sorai itu menjadi pemacu degub semangat juang tiap pemain sepakbola kita untuk berusaha mempersembahkan gol demi gol kemenangan.

Sesungguhnya prestasi sepakbola kita cukup disegani untuk kawasan Asia di era tahun 1950 hingga tahun 1970an. Adalah cita-cita dan dambaan masyarakat pecinta bola, kiranya suatu hari lagu Indonesia Raya akan berkumandang di laga Piala Dunia.

Ironis memang, di saat geliat tim sepakbola kita mulai bangkit, namun tidak dibarengi dengan kedewasaan para pengurusnya, untuk secara piawai mengelola organisasi. Tarikan kepentingan politik ikut bermain dan mempengaruhi. Hingga FIFA secara langsung atau tidak ikut terseret.

Bila kita melihat animo rakyat Indonesia yang rata-rata penggila sepak bola, dimana selalu datang dan memenuhi tiap stadion tempat berlangsungnya pertandingan-pertandingan liga, kita seharusnya berbangga dan bersyukur, betapa sepakbola bukan saja menjadi suatu hiburan namun juga dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

Berangkat dari hal ini, seyogyanya para pengambil kebijakan dapat secara bijaksana untuk lebih 'legowo' , agar tidak hanya mencoba mengambil keuntungan materi dari pengelolaan sepakbola di negeri ini, bagi keuntungan pribadi dan kelompoknya. Namun lebih mengedepankan kepentingan rakyat banyak. Melalui sepakbola yang diindustrialisasikan akan tercipta kesejahteraan masyarakat.

Melalui tulisan sederhana ini, aku hanya berpesan kepada mereka yang memiliki kewenangan dalam kebijakan olahraga khususnya sepakbola, agar jangan menyakiti hati rakyat. Jangan biarkan sorak sorai yang bergemuruh dari suporter, dikhianati untuk kepentingan politik sesaat. Jangan biarkan sorak sorai berubah menjadi sorak sunyi di stadion senayan. Trimakasih

Rabu, 30 Maret 2011

Tertipu Bibir Merah


Hidup di era yang katanya modern ini, kita sering tertipu dengan penampilan segala sesuatu yang nampak secara lahir indah. Boleh jadi ini sebagai akibat dari orientasi hidup kita yang menjadikan materi sebagai tujuan.

Siang hari kita berkerja sibuk dan disibukkan untuk mengejar uang. Malam hari tiba kita tidur bermimpi mengejar uang pula. Semua hanya untuk dan demi uang atau materi. Yang seakan menawarkan kebahagiaan tak terbatas bila kita memiliki uang atau materi kekayaan yang banyak.

Bagi manusia yang hatinya waras, uang dan materi hanya dipandang sebagai sarana dan bukan tujuan hidup. Tujuan hidupnya adalah mematuhi segala perintah sang penciptanya, menjalankan tugasnya sebagai pemakmur alam semesta (Khalifah).


Saat tulisan ini dibuat, perhatian di Indonesia sedang tertuju pada dua sosok wanita yang secara penampilan fisiknya cantik nan jelita. Sosok pertama adalah penipu. Sosok kedua adalah karyawati sebuah bank besar swasta yang menggelapkan uang nasabah milyaran rupiah. Kedua sosok wanita ini merupakan contoh penipu yang tertipu oleh orientasi hidupnya yang mengejar uang semata. Sedang para korbannya adalah korban dari kecantikan semu yang menipu mata manusia, sebagai akibat selalu terpesona dengan sesuatu yang nampak indah di lahiriyah saja.


Mereka berdua kiranya akan menyusul teman sevisinya, yaitu Gayus Tambunan yang fenomenal. Materi dijadikan tujuan akibatnya harus berakhir di dalam penjara.

Melalui tulisan ini aku mengingatkan kita semua agar tidak gampang terpukau akan penampilan fisik seseorang atau sesuatu benda. Sebab boleh jadi di permukaan nampak indah namun di kedalaman sebaliknya. Berhati-hatilah terhadap segala bentuk penawaran. Jangan kerena nafsu yang bergejolak mengalahkan pertimbangan akal.

Aku teringat KoesPlus pernah berkata, dalam bahasa jawa 'wedhak pupur go solek duwek'. Artinya bedak atau kecantikan dijadikan sarana untuk mencari uang.

Senin, 28 Maret 2011

Jangan Sembunyikan "Dasa Sila Bandung", (Asia Afrika Bersatulah)


Saat tulisan ini dibuat, negara Libya sedang mengalami 'bombardemen' dari Amerika Serikat dan sekutunya. Dengan dalih hanya menjalankan resolusi PBB, mereka hendak melenyapkan penguasa diktator Libya Moammar Khadafy.

Sepintas para negara sekutu itu, nampak memiliki tujuan mulia. Hendak membebaskan rakyat Libya dari rezim penguasa tiran yang telah berkusa lebih dari 40 tahun. Namun suatu kenyataan adalah penggunaan cara kekerasan melalui operasi militer akan dibayar mahal dengan resiko jatuhnya korban dari rakyat sipil yang tidak berdosa.

Begitu bersemangatnya para negara sekutu itu untuk menyerang Libya, menimbulkan kecurigaan yang kuat, ada niat jelek berupa penjajahan ataupun imperialisme modern di negara Libya. Dapat dipastikan, kekayaan alam Libya berupa kualitas dan kuantitas minyak bumi yang membuat negara sekutu terangsang untuk coba menjadi pahlawan kesiangan.

Indonesia pernah menjadi pemrakarsa konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung. Benua Asia Afrika merupakan dua benua yang paling menderita akibat kolonialisme imperialisme selama berabad-abad. Presiden Soekarno dan sejumlah kepala negara yang hadir pada konfrensi Asia Afrika saat itu, telah berhasil mengeluarkan pokok-pokok pemikiran ataupun deklarasi konfrensi Asia Afrika yang lebih populer di Indonesia dengan istilah 'Dasa Sila Bandung'.

Inti dari pada 'Dasa Sila Bandung' adalah menolak segala campur tangan asing terhadap masalah dalam negeri negara lain. Dan juga menghormati hak asasi manusia. Dan juga menghormati kedaulatan suatu negara yang merdeka.

Di tengah situasi politik timur tengah yang keruh seperti saat ini, dan di saat PBB diragukan independensinya, maka semestinya pesan-pesan moral dari Dasa Sila Bandung itu seharusnya kembali disuarakan secara lantang oleh pemerintah Indonesia. Karena bukankah amanat dari konstitusi adalah turut serta menciptakan perdamaian dunia.

Partai Keadilan Sejahtera dan sejumlah tokoh nasional telah mendorong kepada pemerintah Indonesia agar lebih proaktif dalam menghadang laju nafsu imperialisme negara barat yang bersembunyi dibalik resolusi PBB terhadap Libya.

Pesan inilah yang dimunculkan dalam apel solidaritas terhadap kemanusiaan Timur Tengah pada hari minggu 27 maret 2011 di lapangan monas Jakarta. Semoga semangat Dasa Sila Bandung tidak disembunyikan. Trimakasih.

Kamis, 24 Maret 2011

Apa Yang Kau Cari MR TOMAHAWK ??


Saat tulisan ini aku buat, Mr Tomahawk sedang sibuk berkerja atas perintah majikannya. Di Libya kali ini Mr Tomahawk beraksi dan berakrobat. Konon atas ijin dari Dewan Keamanan PBB.

Tomahawk adalah nama sebuah rudal yang pintar. Ia mampu mencari sasaran secara akurat sesuai arahan dan pesanan sang majikan.

Moammar Khadafy sang pemimpin Libya yang kejam. Begitu publik opini terbangun. Ia tidak segan-segan menghabisi lawan maupun kawan yang coba menentang. Karena tindakan yang brutal dan sadis kepada rakyatnya membuat PBB ikut memberikan restu terwujudnya zona larangan terbang bagi pesawat tempur Libya.

Adalah majikan rudal Tomahawk dan konco-konconya yang paling bersemangat dan bernafsu untuk segera menghajar kekuatan militer Khadafy, seraya berkata bahwa hal itu dilakukan karena menjalankan pesanan dari Dewan Keamanan PBB semata.

Tidak ada makan siang yang gratis. Apakah mungkin majikan Mr Tomahawk begitu bersemangat jika tidak ada pamrih tertentu ? Sebenarnya apa yang membuat Libya begitu menggairahkan ? Apakah sosok Khadafy yang sexy ? Atau ladang minyak buminya yang merangsang nafsu imperialisme ? Sebagaimana di Iraq dan Afghanistan.


Mengapa Mr Tomahawk tidak sekali-sekali berkunjung ke Tel Aviv ? Bukankah Israel adalah negara ilegal dan sangat mengahalangi kemerdekaan Palestina? Rupanya Mr Tomahawk sangat senang berkunjung ke negeri-negeri kaya minyak saja ?

Sepintar-pintarnya rudal Tomahawk dalam memilih sasaran, ternyata korban rakyat sipil tidak terhindarkan. Apakah hanya dengan cara kekerasan dan akrobat senjata serta pesawat tempur seorang Khadafy akan mundur ? Masih perlu waktu untuk menjawabnya.

Sabtu, 19 Maret 2011

Ombak Ujian "Kapal PKS".


Tulisan yang aku buat bukanlah untuk menjawab 'gonjang-ganjing' berita yang dihembuskan oleh eks pendiri Partai Keadilan/PK/PKS yang terhormat ustadz Yusuf Supendi.

Aku hanyalah 'penumpang kapal' PKS yang berada di kelas deck paling bawah. Dan pastinya tidak tahu persis apa yang terjadi di 'anjungan kapal PKS'.

Diriku tertarik menaiki dan ikut berlayar dengan 'kapal PKS' bukan karena ikut-ikutan. Tapi karena mencerna dengan seksama apa yang telah disampaikan oleh 'sales marketing'nya hingga mencoba untuk memahami kemana arah yang akan di tuju, sejak kapal ini berlayar di tahun 1998, berangkat dari pelabuhan Reformasi.

Sepanjang pelayaran dengan kapal PKS banyak pengalaman yang telah aku dapatkan dan saksikan. Betapa mengasyikkan mengalami masa suka dukanya. Suatu pengalaman yang hanya terasa nikmat bila dinikmati dengan cita rasa 'keikhlasan'. Maka sudahlah pasti aku membawa obat anti mabok laut yang bernama 'ikhlas'. Bagi penumpang yang tidak sempat membekali diri dengan obat anti mabok laut ini, pastinya pelayaran panjang di lautan tak bertepi akan sangat melelahkan karena menderita mabok laut akibat ombak badai yang kadang datang menghampiri secara tiba-tiba.

Di dalam kapal ini banyak pula tipe dan jenis karakter penumpangnya. Ada yang doyan bicara, ada yang doyan berdandan, ada yang doyan cepat marah, ada yang doyan diam, ada yang doyan shoping dsb. Aku coba mendekati dan menyelami kepribadian mereka satu per satu. Ternyata mereka hanyalah manusia biasa. Sebiasa diri ini. Atribut yang mereka sandang, sering membuat mata orang biasa sepertiku tersilaukan. Namun dalam kedekatan silatuirrahim aku dapat merasakan persaudaraan yang tulus. Aku sadar, persaudaraan ini tak akan terwujud tanpa rasa saling memaafkan dan lapang dada seluas lautan yang kami arungi. Maklumlah kami para penumpang kapal ini hanyalah manusia biasa yang memiliki lidah tak bertulang.

Rasa persaudaraan di kapal ini mestinya tetap terjaga. Setiap usai sholat maghrib berjamaah di Masjid kapal, kami saling berjabat tangan dan berpelukan dalam bingkai doa persatuan. Budaya ini harusnya tetap diamalkan meski kesibukan masing-masing yang kadang membikin tidak sempat. Agar keterpaduan hati tetap terjaga.


Terlebih lagi ombak ujian kapal PKS semakin hari semakin besar seiring makin jauhnya pelayaran yang ditempuh. Dan makin banyaknya jumlah penumpang yang menaiki kapal ini pada setiap pelabuhan pemilu.

Melalui tulisan ini aku mengajak pada sesama ABK (anak buah kapal), untuk selalu siaga dan waspada serta tetap bergandengan tangan agar kapal ini tidak 'terkotori' oleh oknum penumpang yang tidak memiliki rasa memiliki. Semoga kapal PKS akan berlayar selamat hingga tepi pantai pelabuhan Mardhatillah. Amiin

Rabu, 16 Maret 2011

Rief Photo And Video Shoting



















Menerima Panggilan Dokumentasi Acara:

Pernikahan,Khitanan, Seminar,Testimoni Product dll.


Paket Photo Digital

Rp. 650.000

* Album Kolase 10 Sheet (22 Hal )
* Album Press Anti Gores / Air.
* Ukuran Photo 10 r
* Full Variasi
* Photo Kanvas
* Master Photo 1 CD



Rp.850.000.

* Album Kolase 15 Sheet (32 Hal)
* Album Press Anti Gores/ Air
* Ukuran Photo 10 r
* Full Variasi
* Photo Kanvas
* Master Photo 1 CD
* Bonus Photo+Pigura 10 r


Paket Photo & Video

Rp. 1.300.000.

* Album Kolase 10 Sheet (22 Hal)
* Album Press Anti Gores/Air
* Ukuran Photo 10 r
* Full Variasi
* Photo Kanvas
* Master Photo 1 CD
* Video Shooting MD 10000
* Edit Full
* 2 Keping CD/DVD

Rp. 1500.000

* Album Kolase 15 Sheet (32 Hal)
* Album PressAnti Gores/ Air
* Ukuran Photo 10 r
* Full Variasi
* Photo Kanvas
* Master Photo 1 CD
* Video Shooting MD 10000
* Edit Full
* 1 Keping CD/DVD
* Bonus Photo + Pigura 10r

Hubungi WIDI 021 93602751 / 0813 8100 24 28

Kepuasan Anda Adalah Prinsip Usaha Kami.

Selasa, 15 Maret 2011

Jangan Kau Beli Mayatku


Sebenarnya aku adalah anak dari keluarga yang taat dalam beragama. Namun faktor kesulitan ekonomi dan akibat salah dalam memilih teman maka aku menekuni profesi sebagai biduan orkes kampung. Bersama dengan sesama rekan seprofesi serta grup musiknya kami sudah memiliki pelanggan yang akan mengundang untuk pentas pada acara pernikahan.

Tidak berlebihan bila diri ini disebut-sebut sebagai 'primadona'nya group orkes kami. Hingga aku muncul untuk bergoyang, para penonton rela menunggu. Dan bila aku tidak bisa hadir, mereka banyak yang kecewa.

Kecuali bermodalkan wajah ayu, aku juga memiliki potongan tubuh yang aduhai kata seorang teman. Menjadi tuntutan profesi jika aku harus goyang seronok di depan ratusan penonton. biasanya aku mulai tampil diatas jam 10 malam. Dengan iringan musik yang mendukung, mulailah diri ini berlenggang-lenggok tak kenal lagi sopan-santun. Sebab hanya dengan cara begitu aku akan mandi uang 'saweran'.

Entah untuk yang ke berapa kalinya aku naik ke pentas. Yang pastinya makin banyak permintaan saja untuk tampil bersama orkes musik kami. Aku sadar betapa telah membuat mata lelaki melotot melihat kemolekan tubuhku. Saat aku bergoyang sambil bernyanyi centil nan genit. Aku tak peduli asalkan uang mengalir deras.

Lama ke lamaan banyak lelaki yang berusaha mendekatiku. Ada yang tua, ada yang duda, ada yang muda. Bahkan ada yang pengusaha kaya. Namun aku belum terpikirkan untuk menikah dan akupun bukan tipe wanita murahan apalagi nakal. Meski aku seorang yang selalu tampil berani di atas panggung pertunjukan musik kampung.

Di antara sekian banyak lelaki yang mendekatiku, sebutlah ia bernama Vreman. Umurnya 30 an tahun dan telah berkerja dengan pekerjaan yang mapan. Memiliki rumah dan mobil. Tanpa kenal lelah dan henti, ia berusaha mencari dan mendekatiku. Bahkan telah bertemu dengan kedua orang tuaku di pelosok desa. Ia memang ingin menikahiku.

Berulang-ulang aku katakan padanya. Aku belum ada niat untuk menikah. Namun tanpa bosan ia berusah terus untuk mendekatiku. Lewat seorang teman yang membocorkan keberadaan kos tempat tinggalku, ia berhasil menemui.

Aku menyambutnya dengan sopan. Lalu setelah basa-basi, aku langsung bertanya untuk apa dia mengejar-ngejar diriku. Dengan sopan aku berkata padanya, kalau aku tidak memiliki kelebihan apapun kecuali hanya sekedar jual suara dan goyangan tubuh. Sedangkan dirinya dari keluarga berada dan berpendidikan. Kalau hanya karena kecantikan tubuhku hingga ia lalu jatuh cinta, aku berkata padanya, itu namanya cinta nafsu birahi. Jangan karena tubuhku yang mampu bergoyang sexy lalu membuatnya cinta. Kalau hanya karena itu semua, beli saja mayatku.

Mendengar ungkapan hati ini, mas Vreman terdiam menunduk lama. Aku coba berkata padanya agar pulang dulu, sambil merenungkan dan berpikir masak-masak. Dan aku juga berkata kepadanya akan berhenti total dari pekerjaan sebagai biduan kampung, bila telah menikah.

Hinga lebih dari sebulan dia tidak pernah terdengar kabarnya. Aku tak ingat lagi peristiwa di senja hari itu.
Di suatu pagi, aku dikejutkan oleh kedatangan Vreman berserta seorang Bapak dan Ibu. Rupanya orang tuanya datang untuk melamarku. Singkat cerita hari itu juga kami meluncur ke kampung saya di pelosok Jawa tengah.

Semoga jalan cerita hidupku dapat dijadikan pelajaran bagi anak-anakku dan mereka yang tetap ingin berada di jalan yang benar. Trimakasih.

Senin, 14 Maret 2011

Isyarat Tsunami Dalam Al Qur'an


Saat tulisan ini dibuat, pusat perhatian mass media internasional tertuju ke negeri matahari terbit Jepang. Adalah Tsu nami yang menyebabkan.

Berbicara tentang Tsunami sesungguhnya telah diisyaratkan dalam kitab suci ummat Islam Alqur'an. Hal ini sekali lagi merupakan bukti bahwa Alquran bukan karya cipta seorang yang bernama Muhammad saw, yang hidup 14 abad silam. Dan memang Muhammad bertempat tinggal jauh dari tepi pantai. Jadi sangat mustahil terpikirkan olehnya tentang Tsunami.

Dalam bahasa Jepang, Tsu berarti pelabuhan dan Nami berarti gelombang ombak. Jadi maksudnya gelombang ombak yang menghantam dan menerjang pelabuhan bahkan naik ke daratan atau dalam istilah lain disebut dengan ombak raksasa.

Allah swt berfirman tentang 'air laut yang meluap ke daratan' dalam surat At Takwir ayat 6 dan surat Al Infithaar ayat 3.

Demikianlah dalam Alqur'an, ummat Islam diyakinkan akan datangnya peristiwa kehancuran alam semesta saat terjadi hari qiyamat, dimana akan terjadi gempa bumi terdahsyat dan air lautpun akan meluap kedaratan. Dalam istilah modern disebut dengan Tsunami.

Jika di masa kini kita sering melihat fenomena alam berupa Gempa dan Tsunami, maka sesungguhnya hal itu barulah sesuatu yang kecil, jika dibandingkan peristiwa serupa yang lebih dahsyat bila hari qiyamat tiba sebagaimana ummat Islam sedunia meyakini.

Manusia tetaplah manusia, makhluk yang lemah. Meskipun dalam dunia modern manusia mencapai kemajuan yang sangat significant dalam ilmu pengetahuan dan tekhnology ternyata tiada daya saat menghadapi bencana alam seperti misalnya gempa bumi dan tsunami.

Segala fenomena alam yang terjadi merupakan tanda dari kemaha kuasaan Allah Swt di alam semesta yang selalu selaras dengan apa yang terdapat di dalam kitab suciNya yaitu Alqur'an. Dan sejarah telah membuktikan betapa Islam sangat menghargai kemajuan manusia dalam ilmu pengetahuan. Islam tidak pernah menyiksa atau membunuh cendikiawan.

Mestinya kemajuan peradaban manusia modern harus tetap dibarengi dengan nilai-nilai spritual yang tidak 'dogmatis'. Dan untuk ini Islamlah jawabannya.

Karena memang hidup di dunia hanyalah sementara bagai di atas panggung sandiwara. Ada kalanya kita bisa tertawa bahagia dan adakalanya kita menangis sedih pilu. Semogalah dengan terjadinya bencana Gempa Bumi dan Tsunami, para insan yang masih memiliki hati yang sehat dan sensitif mampu menerima isyarat dari sang pencipta alam semesta agar tidak sombong dan lupa dalam mentaati segala titahNYA. Trimakasih.

Jumat, 11 Maret 2011

Koes Plus Bagai Milik Keluarga Kami ( Dalam Rekaman Kenangan)


Tahun 1974. Suatu pagi aku diajak oleh pamanku ke rumah tetangga sebelah. Aku yang saat itu baru mau masuk sekolah taman kanak-kanak tidak tahu untuk apa ia mengajakku. Oh rupanya ia ingin memperlihatkan sebuah alat pemutar kaset ( Tape) yang sederhana bentuknya. Tak lama kemudian aku diperdengarkan sebuah lagu jawa. Semakin lama semakin enak kudengarkan. Kepalaku goyang-goyang lucu. Lagu jawa itu kemudian kutahu judulnya Tul Jaenak. Penyanyi baru kutahu namanya KoesPlus.


Sehabis acara pernikahan tanteku di tahun 1974 kami sekeluarga kembali pulang ke Surabaya. Sebuah bus antar kota jalur Ponorogo/ Madiun tujuan Surabaya kami naiki di pagi buta. Tak kuduga di dalam bus ini lagu KoesPlus diputar sebagai hiburan hingga tiba ke kota Surabaya. Dapat anda bayangkan betapa bahagia hatiku dan hati ibuku (alm) yang juga penggemar parah KoesPlus.

Di Surabaya tahun 1974 hingga 75/76 hampir tanpa henti lagu-lagu KoesPlus terdengar bersahut-sahutan. Di komplek perumahan kami di jl Tanjung Layar Perak hingga ke Pasar dan pusat pertokoaan. Bahkan saat sekolahku mengadakan study tour ke kebon binatang terdengar menggema lagu KoesPlus

Liku-liku laki-laki, cinta buta, mak engket, o la la adalah sebagian kecil judul lagu-lagu KoesPlus yang mampu kutulis di sini. Di dalam otakku seakan ada Mp3 yang merekam lagu-lagu mereka. Hingga dari jauhpun aku dapat mendengar dengan cepat dan menandai suatu lagu itu adalah lagunya KoesPlus.

Saat malam hiburan 17 agustus tahun 75, lagi-lagi lagu KoesPlus terdengar di loud speaker. Pendek kata, saat itu wabah KoesPlus begitu dahsyat.

Saat keluarga kami hijrah ke Makassar tahun 1977, dimana kami baru mampu memiliki Tape Recorder, adalah ibuku yang banyak membeli kaset lagu-lagu KoesPlus. Sehingga secara historis KoesPlus menjadi sesuatu yang melekat dalam riwayat kenangan hidup kami.

Demikianlah hingga berita wafatnya sang arsitek KoesPlus, Tonny Koeswoyo, membuat kami sekeluarga turut berduka. Namun sayang, karena keterbatasan kemampuan, kami tidak dapat melayat almarhum dari dekat. Tapi paling tidak, berita duka itu cukup mengejutkan.

Bila kita melihat sosok penampilan alm Tonny Koeswoyo lewat layar televisi, memang pantas beliau dijuluki sebagai musisi jenius. Karena ia sangat piawai dalam memainkan gitar juga organ. Beliau sering memainkan gitar sambil mulutnya agak terbuka sebagai wujud penghayatan. Sayang, banyak rekaman asli gambar KoesPlus saat itu, kini tak dapat lagi dinikmati.


Letak kenikmatan musik KoesPlus adalah pada bunyi drumnya. Sosok Murry yang sejak aku kecil telah jadi buah bibir para penggila KoesPlus. Di samping itu syair lagu mereka yang sederhana dan mudah dihapal membuat KoesPlus melekat di hati rakyat Indonesia. Ada Popnya, ada dangdutnya, ada pop jawanya, ada qosidahannya. Sulit bagi kaki dan pinggul kita untuk tidak bergoyang bila mendengarkan lagu mereka yang umumnya lagu gembira. Meski ada lagu sedih namun tidak cengeng.

Yon dan Yok Koeswoyo merupakan vocalis utama KoesPlus. Namun pada lagu 'Sendiri dan Rahasia' mereka bernyanyi secara bergantian dalam formasi yang kompak.

Melalui tulisan sederhana ini, sebagai saksi mata dan saksi telinga ketika lagu-lagu KoesPlus sedang panas-panasnya dalam kondisi digandrungi rakyat Indonesia, aku melihat sisi positif yang ada pada mereka. Yaitu "Kesederhanaan". Lagunya sederhana, penampilan merekapun sederhana tapi anehnya lagunya terdengar di mana-mana. Hingga melegenda !

Dan tiada kesuksesan tanpa pengorbanan. Mereka tidak lupa akan masa lalunya yang penuh derita. Glodok Plaza Biru merupakan salah satu tembang mereka yang mengenang rumah dosa yang dibenci yaitu penjara.

Akhirnya saya mengajak generasi muda agar dapat meneladani etos KoesPlus yaitu melalui Kesederhanaan mampu meraih Kesuksesan. Dan saat telah sukses tidak boleh sombong. Seperti judul lagu Jawa dari mereka yaitu Ojo Dumeh. Trimakasih

Selasa, 08 Maret 2011

PKS Di Antara Cinta Dan Benci


Sejak awal kelahirannya PK/ PKS ( Partai Keadilan Sejahtera ) menjadikan kejujuran sebagai nafas perjuangannya. Hilangnya sifat jujur kepada rakyat adalah pokok pangkal terjadinya KKN (korupsi,kolusi, nepotisme) yang marak di akhir rezim orde baru yang terjungkal dengan terjadinya gerakan reformasi 98.

Kiranya lahirnya PK/PKS merupakan suatu jawaban akan kerinduan rakyat Indonesia terhadap lahirnya sosok pemimpin sekaligus partainya yang tidak 'doyan' berbohong kepada rakyat.

Sesungguhnya bagi PKS ketika menjadikan sifat 'JUJUR' atau 'Bersih' sebagai harga mati bagi nafas perjuangannya, bukan perkara mudah dan ringan. Karena toh para kader PKS bukanlah malaikat yang turun dari nirwana. Kader PKS juga hanyalah manusia biasa yang normalnya memiliki nafsu. Namun terlanjur bagi rakyat yang memberi harapan begitu besar bagi PKS dan saking besarnya harapan itu, maka jika ada oknum kader PKS yang sedikit 'alpa' akan serta merta dihukum secara sinis oleh rakyat dan pastinya media pemberitaan.

Terlepas dari itu semua, nyatanya kecintaan rakyat kepada partai Dakwah PKS makin meningkat dan merata dari capaian jumlah suara dari Pemilu ke Pemilu. Dan terhadap segala sanjungan maupun kepercayaan yang telah diberikan rakyat, mestinya para kader PKS menyikapi dengan rasa syukur, seraya selalu mengedepankan rasa rendah hati/ tawadhu' untuk tidak sombong dan lalai dari penghayatan nilai-nilai ke Islaman yang menjadi 'Roh' partai ini. Seiring dengan capaian prestasi ini juga, kader PKS harus lebih terpacu untuk meningkatkan kapasitas diri. Karena tantangan di depan makin terjal. Di sisi lain kader PKS adalah para pribadi yang tertempa oleh kerja atau amal nyata keseharian. Bukan dibesarkan oleh sebuah pencitraan yang penuh rekayasa prematur.

Sudah menjadi sunnatullah ataupun hukum alam, di samping ada yang mencintai sudah pasti ada pula yang membenci. Begitu pula dalam menilai segala capaian prestasi kerja atau amal nyata dari para kader PKS.
Saat tulisan ini dibuat, tengah terjadi gonjang-ganjing koalisi dan reshufle kabinet. Dan pada saat yang sama tidak sedikit dari para pesaing politik PKS yang mengarahkan 'moncong meriam' kepada partai yang memiliki jargon politik Bersih, Peduli dan Profesional ini.

Ini merupakan resiko perjuangan yang harus disikapi oleh setiap elemen partai dengan arif tanpa emosional dan tidak usah terlalu reaktif. Biarlah rakyat yang akan menilai mana partai yang sejati dan imitasi. Mana partai yang hakiki dan kamuflase.

Melalui tulisan sederhana dari anak negeri yang terlanjur mencintai PKS, aku mengajak para kadernya untuk menjadikan rasa cinta dan benci kepada PKS sebagai tantangan agar kita lebih giat dan terus komitmen dalam penghayatan nilai-nilai samawi yang pada gilirannya akan membawa dampak positif bagi diri pribadi dan rakyat Indonesia.

Selamat Berkerja dan Berbhakti untuk ibu pertiwi Indonesia.

Jumat, 04 Maret 2011

Citra Kelabu Sang Nakhkoda


Hari ini kami berbaris rapih di anjungan kapal, karena nakhkoda baru akan segera naik ke atas kapal. Dalam tradisi di perusahaan pelayaran tempat kami berkerja, acara ini merupakan suatu penghormatan kepada kapten kapal yang untuk pertama kalinya akan naik dan masuk ke ruang anjungan.

Kapten ini bernama Mr De Bosh, perawakannya tinggi, tegap, sorot matanya penuh wibawa. Jabat tangan dan senyumnya hangat kepada kami para awak kapal.

Usai acara salam sambut ini, kami para awak kapal berdecak kagum dan penuh bangga terhadap sosok sang Nakhkoda baru. Taksiran kami dia adalah nakhkoda ulung yang telah banyak menjelajah lautan dan badainya. Tidak salah jika perusahaan pelayaran memberi kepercayaan kepadanya untuk memimpin pelayaran kapal besar ini.

Kapal ini adalah kapal penumpang. Yang akan menempuh perjalanan keliling dunia. Penumpang kapal ini terdiri dari banyak tipe manusia. Ada yang baik, ada yang jahat, ada yang suka kedamaian , ada yang suka keributan bahkan ada yang munafik bin oportunis.

Kecuali piawai dalam memimpin pelayaran, nakhkoda kapal ini haruslah juga mampu menghadapi berbagai tipe penumpang kapal. Bila tidak, yang terjadi adalah gangguan kenyamanan selama pelayaran berlangsung.

Maka malam itu kapal memulai pelayarannya dengan diiringi lambaian tangan para pengantar penumpang di pinggir dermaga pelabuhan. Dengan rasa kagum dan percaya diri kami para anak buah kapal juga larut dalam rasa bahagia karena pelayaran kali ini dipimpin oleh seorang nakhkoda yang sudah berpengalaman.

Malam berganti siang, hari berganti hari, bulan terus berganti bulan. Mulailah kapal menghadapi tantangan dan hambatan. Cuaca yang berubah-ubah, deburan ombak badai yang bergulung ganas. Begitupun hiruk-pikuk para penumpang yang berulah dengan masing-masing tabiat hobbynya. Telah membuat kami para awak anjungan berkerja dan berfikir keras bahu-membahu membantu tugas sang Nakhkoda.

Dalam suasana kalut menghadapi berbagai masalah, seringkali sang Nakhkoda tampak tidak piawai dalam mengambil sikap. Diri ini yang coba memberi saran justru sering disalah artikan oleh beberapa rekan sesama awak anjungan. Dan bahkan aku mendapati sikap yang tidak simpati dari sang Nakhkoda.

Demikian sekelumit kisah diri ini yang semula menjadi awak anjungan harus rela dipindahkan bertugas di dek bawah oleh karena sikap kritis yang justru dimanfaatkan oleh sesama rekan untuk 'cari muka' di depan sang Nakhkoda.

Ternyata aku salah mengira dan salah menilai sosok Nakhkoda yang citranya tampak kelabu tak secerah pertama kali ia menjabat tanganku.

Kamis, 03 Maret 2011

Rasulullah Is My Doctor (by Jerry D. Gray)


Dari penampilan dan tutur bicaranya, Jerry D.Gray meski telah menjadi seorang warga negara Indonesia namun aksen Amerikanya dalam berbicara masih sangat kental.

Jerry D.Gray adalah mantan terknisi angkatan udara Amerika Serikat, setelah menjadi muslim beliau kini aktif sebagai da'i khusus untuk pembahasan obat dan pengobatan Islami. Terkait dengan itu maka lahir salah satu buku hasil karyanya berjudul 'Rasulullah Is My Doctor'.

Bila kita membaca buku ini akan terbuka tabir yang selama ini menutupi keagungan ajaran Islam. Misalnya Islam menganjurkan ummatnya untuk rajin berpuasa, rajin berbekam dsb.

Semakin kita menyelami khasanah pengobatan herbal dalam ajaran Islam, maka akan semakin terlihatlah betapa ajaran Islam memang ajaran langit atau wahyu Allah swt. Nabi Muhammad Saw yang hidup 14 abad lampau dan tidak pernah belajar di fakultas kedokteran modern ternyata ajarannya tentang ilmu kesehatan sangatlah tinggi nilainya.

Dalam kesempatan ini akan saya sampaikan sekelumit tentang apa itu "Propolis".




Maha Besar Allah Swt yang telah menciptakan binatang yang bernama lebah. Di dalam air liur lebah terdapat zat yang bernama 'propolis'. Propolis dikumpulkan oleh lebah dari bahan-bahan bunga, daun muda dan kulit tumbuhan. Lalu dicampur dengan air liur dan lilin lebah. Berfungsi untuk menambal lubang dalam sarang lebah dan sebagai pelindung populasi lebah dari serangan luar dan menjaga sarang lebah agar tetap steril dari serangan Virus Bakteri dan Jamur.

Fungsi utama propolis bagi tubuh manusia sebagai : a. Detoksifikasi (cleansing), membersihkan dan membuang penyebab timbulnya penyakit. b. Antibiotik alami yang tidak memiliki efek samping. c. Meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. d. Antioksidan mencegah tumor dan kanker. e. Sumber nutrisi yang lengkap.


Untuk melengkapi artikel ini saya nukilkan Firman Allah Swt tentang lebah yang terdapat dalam Kitab Suci Al-Qur'an.

" akan keluar dari perut lebah beraneka warna, padanya ada obat bagi manusia...dst
( Qs An Nahl ayat 68/69).

Senin, 28 Februari 2011

Pelajaran Dari Mobil Mogok


Hari Senin pagi adalah hari sibuk mengejar kesibukan dan aktivitas agar jangan kalah dengan kemacetan lalu lintas di kota Jakarta. Maka sudah menjadi niat sebelum tidur di malam hari untuk besok pagi di hari senin harus bangun pagi-pagi dan lalu berangkat mengantar anak sekolah terus ke kantor. Maklumlah kami tinggal di kota Bekasi sedang kantorku terletak di Jakarta kota.

Secepatnya setelah sholat subuh aku berserta anak-anak segera masuk mobil. Sarapan roti yang telah disiapkan istri juga nanti di mobil setelah jalan. Segera aku menstater mobil yang ku beli dari tangan pertama dua tahun lalu. Stater pertama mobil tidak hidup. Stater kedua juga tidak hidup. Stater demi stater belum juga hidup. Tinggal umpatan emosi yang keluar dari mulut.

Istriku yang semula berada di dalam rumah lalu menghampiri. Bukannya memberi solusi malah seakan menyalahkan aku kenapa mobil sudah lama tidak diservis ? Maka tanpa sadar suara bentakan keluar dari mulut ini. Segera aku minta tolong hansip komplek untuk membantu mendorong mobil bersama beberapa anak muda tetangga.

Herannya mobilku sudah didorong-dorong tetap saja tidak mau hidup mesinnya. Sementara jam terus bertambah siang. Kemacetan lalu lintas terbayang sudah.

Ditengah kegalauan hati, seorang tetangga datang menghampiri. Ia menyarankan agar accu mobilku yang sudah tidak memiliki tenaga supaya dipararel dengan accu mobil miliknya.
Maka singkat cerita mobilnya di parkir berhadapan 'hidung' dengan mobilku. Dan accupun disambung kabel secara pararel. Dan tak lama mobilku distater dan hidup mesinnya.

Usai sholat Zhuhur di kantor aku merenungkan kejadian pagi ini. Kalau accu mobil yang lemah daya strumnya bisa di kuatkan dayanya dengan cara penularan kekuatan alias dipararel, maka penurunan semangat keimanan dalam beribadah yang sangat mungkin diderita oleh kita dapat pula diobati dengan cara bersilaturrahim tatap muka dengan kawan-kawan seiman yang memiliki semangat keimanan dalam beribadah yang lebih baik dari kita.

Malam hari seusai sholat isya di rumah aku minta maaf dengan istri yang pagi tadi terlanjur kubentak. Dan kami makan malam bersama keluarga sambil kukatakan bahwa accu mobil telah diganti dengan yang baru.

Demikian semoga bermanfaat.

Sabtu, 26 Februari 2011

Dakwah Santun Yang Berbudaya


Mendengar kata-kata dakwah, sering kita terjebak ke dalam pengertian yang sempit. Dakwah hanya dipahami sebagai penyampaian pelajaran agama Islam di mimbar Masjid saja.

Partai Keadilan Sejahtera dalam rangkaian acara Mukernasnya di Yogyakarta telah menyuguhkan suatu bentuk Dakwah yang Santun dan Berbudaya. Sesungguhnya dakwah tidak boleh terbelenggu dalam penampilannya yang kaku.

Kemajuan alat komunikasi seperti radio,televisi, internet dapat dijadikan sarana penyampaian dakwah. Demikian pula seni budaya jika kita pandai memilah dan memilih serta trampil dalam mengemasnya sudah tentu menjadi sesuatu yang manis dan sedap untuk dinikmati yang pada gilirannya akan mudah merasuk ke hati si obyek dakwah kita.

Ambil contoh, sebuah arsitektur masjid di negeri tiongkok. Secara penampilan sepintas sangatlah mirip dengan kelenteng, namun ternyata itu adalah bangunan Masjid.

Disini diperlukan kearifan dan keluwesan dalam memahami dakwah sebagai sarana yang mampu membangun jembatan rasa. Guna membuka jendela hati obyek dakwah kita. Sarana boleh memakai apa saja tentu dalam batas yang dibolehkan secara syar'i agar substansi ataupun esensi dakwah dapat mengena secara halus ke sasaran dakwah.

Allah swt mewanti-wanti Nabi Musa As tatkala hendak menghadap Firaun durjana agar menggunakan budi bahasa yang halus dalam dakwahnya. ( Qaulan Layyinan) Meski Firaun adalah manusia durhaka namun Allah Swt tetap memerintahkan dakwah yang santun kepadanya.

Nabi Muhammad saw, tatkala berhasil kembali ke kota Makkah dalam peristiwa Fathul Makkah, tidak lantas melakukan balas dendam secara sadis kepada kaum kafir Quraisy. Barangkali peristiwa ini layak disebut dalam istilah sekarang sebagai 'Rekonsiliasi Nasional' ataupun amnesti massal.

Adalah menjadi tugas para juru dakwah sepanjang masa untuk pula memikirkan capaian 'kualitas' yang sering tak sebanding dengan capaian 'kwantitas'.

PKS sebagai partai dakwah telah bermanuver secara ganda. Manuver politik dakwah sekaligus dakwah yang dikemas dalam budaya.
Semoga di masa datang rakyat Indonesia yang memiliki warisan budaya yang adhi luhung, akan semakin nyaman berada di dalam wadah Partai Keadilan Sejahtera.
Selamat Berbakti/Berkerja untuk ibu pertiwi Indonesia. Sukses !

Rabu, 23 Februari 2011

Menangkap Pesan Dari Yogyakarta


Indonesia adalah negara luas dan besar. Betapa tidak ? Saking luasnya negara kita, hingga memiliki tiga wilayah waktu. Wilayah waktu Indonesia timur, Indonesia tengah, Indonesia Barat. Di samping wilayahnya yang luas juga memiliki aneka ragam suku bangsa. Tentu dengan beragam corak budaya masing-masing serta berbagai macam problema kehidupannya.

Bagi pihak tertentu, keanekaragaman suku bangsa yang dimiliki Indonesia dapat dijadikan sebagai alat untuk pemecah belah persatuan bangsa demi tujuan politiknya. Dan ini harus disadari oleh setiap elemen bangsa, agar tidak mudah terhasut.

Di sinilah perlunya pembangunan 'karakter bangsa' yang salah satu sendinya adalah penanaman nilai patriotik kesejarahan. Tentu dengan teladan dari para pemimpin bangsa yang tidak hanya pandai bicara tapi sanggup memberi teladan nyata kepada rakyat yang dipimpin.

Agaknya pesan ini yang hendak dimunculkan oleh Partai Keadilan Sejahtera/PKS yang telah bermukernas di Yogyakarta.

Yogyakarta adalah titik episentrum perjuangan mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dalam pandangan kerajaan Belanda waktu itu, Indonesia adalah Yogyakarta. Maka melumpuhkan Yogyakarta berati melumpuhkan Indonesia demikian anggapan mereka. Saat pemimpin Indonesia Soekarno Hatta telah berhasil 'dilumpuhkan' Belanda, adalah Sultan Hamengkubuwono IX mengambil peran dan prakarsa untuk turut adu strategy menghadapi penjajah Belanda.

Apa yang dilakukan oleh PKS adalah manuver politik yang cantik sekaligus pendidikan politik yang sehat bagi generasi muda. Ke Yogyakarta bukan sekedar nonton mukernasnya, namun guna mengingat akan nilai sejarah yang dimiliki oleh kota Yogyakarta sebagai ibukota negara di masa perjuangan dulu.

Mukernas Pks kali ini kiranya dapat pula menjadi sarana yang membangkitkan semangat rakyat Yogyakarta dan sekitarnya pasca bencana gunung Merapi. Hingga kapanpun nama kota Yogya akan selalu dikenang sebagai kota perjuangan yang menorehkan jiwa dan darah kepahlawanan.

Wisata sejarah berpadu dengan wisata kuliner dalam kemasan politik sebuah mukernas. Karena dalam mukernas Pks ini juga ditampilkan berbagai pameran produk perdagangan seperti makanan dan baju dsb.

Akhirnya melalui tulisan sederhana ini, kami haturkan Sugeng Tindhak / Selamat Jalan kepada para peserta mukernas Pks. Semogalah Pks semakin dicintai oleh rakyat Yogyakarta dan seluruh rakyat Indonesia dalam garis perjuangan Bekerja Untuk Indonesia dalam mengusung prinsip Bersih, Peduli dan Profesional. Semoga !

Senin, 21 Februari 2011

Coretan Tangan Kecil Di Tembok Pagar Istana


Deru debu asap kendaraan adalah kosmetik yang setiap hari menerpa wajah jelata ini. Sementara tapak kaki yang akrab dengan kerikil tajam problema hidup. Punggung rapuh makin renta kian terhimpit ganasnya nilai uang yang tak terjangkau.

Siang di Kairo ibukota yang panas. Panas persaingan usaha. Usaha halal hingga haram jadah. Ganjal mengganjal, telikung menelikung. Adalah lagu wajib para opurtunis pencari kepuasan berjubah keserakahan.

Aku hanyalah satu dari berjuta kawula jelata yang tak paham celoteh penjual nama rakyat. Yang ku tahu hanyalah mencari sepotong roti mewah jika ada tersisa dalam kantong jas safari mereka yang selalu bicara atas nama rakyat. Yang ku tahu adalah mencari sejumput nasi penawar lapar perut kecil. Sementara istri anakku menunggu sambil bersenandung sabar dan doa kiranya kapan aku pulang membawa sekeranjang rejeki halal jika masih ada.

Mestinya aku mengadu kepada beliau Presiden yang tanganku mencontreng namanya dalam bilik suara pemilu. Namun baju dekil lusuh ini terlalu hina berdekat dengan jas safari yang bermandi parfum mahal. Kaki jelata yang beralaskan sandal aspal tak pantas duduk bersanding kaki mulus bersepatu kelas dunia.

Belum habis rasa terpanaku mengkhayalkan bertemu Presiden, tiba-tiba ada suara bentakan kepadaku dari penjaga Istana. Tubuh jelata yang berdiri menatap istana, kiranya terlalu hina dalam pandangannya. Hingga aku diusir menjauh. Dasar gembel bentaknya...

Yang kumampu hanyalah mencoret tembok pagar istana dengan kalimat sederhana dari jiwa sederhana ini. Tak seindah syair pujangga moga terbaca oleh Presiden.


Presiden Tercinta...Aku tak kuat lagi merasakan mahalnya harga....Moga engkau pernah merasakan getir pedihnya lapar...dahaganya haus ....sedihnya anak sakit...moga dirimu sering menangisi rakyat jelata.... semoga engkau selalu takut kepada Allah Robbol Izzati Wassalam dari rakyat yang mencintaimu...Trimakasih.

Sabtu, 19 Februari 2011

Rayap-Rayap Pondasi


Setiap bangunan tentu memiliki pondasi. Semakin besar atau tinggi bangunan tentu semakin dalam dan kokoh pondasinya yang menghunjam kedalam tanah.
Bangunan rumah kecil kekuatan pondasinya tentu berbeda dengan kekuatan pondasi gedung bertingkat.

Ada sebuah bangunan yang untuk membangun pondasinya saja perlu waktu 13 tahun lamanya. Dapat dibayangkan betapa kokoh dan kuatnya bangunan itu. Karena bangunan ini dirancang bukan untuk sekedar tahan berapa puluh tahun lamanya, melainkan selama hidup manusia di bumi ini ada. Alhasil sampai kapanpun manusia tidak akan mampu menghancurkannya meski dengan kekuatan bom atom.

Bangunan itu bernama Islam. Arsiteknya bernama Muhammad SAW. Beliau membangun pondasi berikut bangunan yang menjulang diatasnya berdasarkan 'suara dari langit'. Muhammad SAW berhasil merampungkan keseluruhan proyek besar itu selama 23 tahun.

Kaum imperialis yang menjajah negeri Islam berusaha memadamkan perlawanan dari bumiputera dengan berbagai macam cara. Salah satu caranya adalah membikin 'boneka Nabi'.
Sebab kaum imperialis tahu persis, yang menjadi dinamo penggerak perlawanan itu adalah ajaran Islam. Maka dengan Nabi hasil ciptaan dan orbitannya, kaum imperialis berusaha memadamkan api perlawanan.

Kalau kaum imperialis berani menciptakan boneka Nabi, tentu mereka juga berani memunculkan ulama atau ajaran-ajaran yang seakan dari Islam, namun kesemuanya hanyalah rayap-rayap pondasi keyakinan Islam yang muaranya agar ummat Islam menjadi 'kambing congek' yang akan menurut tuan dan nyonya imperialis.

Maka yang terbaik kita harus berpegang teguh kepada orisinalitas ajaran Islam serta selektif dalam mencerna setiap ajaran Islam yang disampaikan. Jangan sampai kita ikut rayap-rayap pondasi. Wallahu 'alam

Selasa, 15 Februari 2011

Analogy The Beatles Dan Koes Plus



The Beatles adalah sebuah grup musik yang sangat fenomenal di tahun 1960 an. Grup musik yang diarsiteki oleh John Lennon Dan Paul Mc Cartney ini, telah berhasil merevolusi corak musik pop menjadi lebih dinamis dengan irama rock n rollnya yang berani yang pada gilirannya menjadi cikal bakal lahirnya musik rock.

Meski grup ini berasal dari sebuah kota pelabuhan Liverpool Inggris yang letaknya sangat jauh dari Indonesia, namun demam The Beatles sampai juga di pulau jawa khususnya, dan seluruh dunia pada umumnya.

Meski coba dibendung rezim Orde Lama dengan memenjarakan Koes Bersaudara karena corak musiknya meniru The Beatles, namun corak musik ini yang kemudian diusung oleh Koes Plus, pada tahun 1970 an sangat mewabah dan digandrungi oleh pecinta musik pop Indonesia.

Inilah fakta sejarah musik pop dunia. Walaupun The Beatles tidak pernah menginap di rumahnya Koes Plus dan atau Koes Pluspun tidak pernah bermalam di kampungnya The Beatles di Liverpool sana, namun berkat jasa alat media komunikasi berupa radio atau televisi yang sangat minim di zamannya, ternyata pengaruh musik The Beatles sampai juga di telinga anak muda Indonesia yang menjadi inspirasi bagi warna musik The Beatles yang 'diIndonesiakan'.

Kini di era kemajuan dunia 'IT' semua pengaruh dari luar Indonesia sangatlah mudah untuk di akses. Baik itu budaya, pemikiran atau ide pandangan politik tertentu.

Yang penting, bagaimana kita dapat menerjemahkan secara sehat ide-ide apapun yang berasal dari luar Indonesia untuk kita ejawantahkan dalam bingkai kultur budaya Indonesia.

Demikian sekelumit analogyku saat memberi pandangan terhadap gonjang-ganjing pelengseran kepala negara di luar negeri terkait ide demokrasi sebagai sebuah solusi. Wallahu alam.

Kamis, 03 Februari 2011

Tidak Takut Celaan Orang


Roda kehidupan selalu berputar. Kala di atas harus pandai bersyukur dan kala di bawah harus pula pandai bersabar.

Sepenggal kisah hidupku sebagai seorang istri yang suaminya terkena PHK karena pabriknya tutup.

Sedih dan kalut begitu menerima kenyataan suami terkena PHK. Sedang anak-anak masih kecil dan pastinya butuh biaya untuk sekolah. Semasa suami berkerja dengan pekerjaannya yang mapan, soal biaya hidup dan biaya sekolah tidak pernah menjadi masalah. Tapi kini saat roda kehidupan berputar ke bawah semuanya menjadi lain.

Sementara suami mencari pekerjaan baru yang tentunya sulit, sebagai istri aku harus memutar otak agar bagaimana dapat membantu berputarnya roda ekonomi keluarga.

Meminta solusi dengan saudara ternyata tidak ada yang peduli. Curhat ke tetangga ternyata hanya jadi bahan obrolan saja. Kemana lagi mencari tempat mengadu.
Mulanya ada rasa malu, ada rasa gengsi, ada rasa takut disorakin tetangga saat aku memutuskan mau usaha jualan soto ayam di pasar.

Dan memang benar, bagai supporter sepak bola yang hanya pandai bersorak dan mencaci, tidak sedikit para tetanggaku yang tega bersikap demikian kepada kami orang susah. Padahal saat kami hidup mapan berkecukupan, para tetanggaku bersikap segan berbalut senyum ramah penuh sanjung. Dan saat itu kami tidak sadar akan sikap kamuflase mereka yang pastinya kami juga tidak lantas sombong saat uang banyak.

Akhirnya, telinga kami tutup rapat-rapat. Dengan hanya berharap pertolongan Allah swt,,,Bismillah... gerobak soto ini kami dorong berdua suami tiap pagi menuju pasar komplek.

Prinsip yang kami pakai adalah 'tidak takut celaan orang yang suka mencela'.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahunpun cepat berlalu. Alhamdulillah kami telah berhasil melewati masa sulit. Semuanya terlewati dengan penuh pengorbanan lahir bathin. Tidur malam yang sedikit, badan yang serasa remuk redam. Ada keringat dan air mata. Namun semuanya serasa hilang saat wisuda sarjana anak pertamaku berlangsung.

Usaha jualan soto ayam ini tetap kami geluti meski suami telah memiliki pekerjaan yang layak kembali. Demikian sekelumit kisah perjuangan seorang istri. Moga bermanfaat !

Rabu, 02 Februari 2011

Masih adakah 'Sapu Yang Bersih' ??


Perkenalkan namaku Mas Poloz. Aku adalah seorang karyawan cleaning servis di sebuah perkantoran di daerah Sudirman Jakarta.
Tiap hari dari pagi hingga menjelang malam tugasku membersihkan ruangan kantor hingga toiletnya.
Pekerjaan ini telah aku geluti hampir 5 tahun. Sebuah konskuensi nasib yang hanya lulusan S2 atau SMP.Dan meski terkadang terasa berat, namun aku menyenangi pekerjaan ini. Dengan sapu aku menyusuri ruangan-ruangan perkantoran.
Aku banyak berkenalan dengan para karyawan. Dari mereka aku banyak menimba ilmu dan pengalaman. Di saat senggang aku pergunakan untuk bertukar fikiran. Di samping itu akupun banyak tahu sifat kepribadian masing-masing mereka. Ada yang baik, ada yang ramah. Ada pula sebaliknya.

Meski cuma cleaning servis, namun aku tidak mau dianggap 'bodoh'. Maka bila ada waktu luang aku pergunakan untuk membaca buku. Dengan membaca aku jadi tambah ilmu dan wawasan.


Melihat keadaan yang terjadi di Indonesia dengan berbagai praktek ketidak jujuran aku sebagai rakyat kecil jadi turut prihatin. Baik di tv maupun di koran tiap harinya memberitakan kasus korupsi.
Para 'tikus negara ' gajinya sudah cukup besar. Namun mereka sampai hati berkhianat kepada rakyat. Memakan uang rakyat secara haram.
Mencari orang jujur di republik ini makin sulit. Persis seperti aku yang cleaning servis sulit mencari sapu bersih.

Ada kandungan filosofis pada sebuah sapu. Para aparat penegak hukum sejatinya adalah alat pembersih laksana sapu yang membersihkan lantai yang kotor. Saat negeri kita penuh dengan debu korupsi, maka saatnya para penegak hukum beraksi. Masalahnya masih adakah "sapu yang bersih" ?

Selasa, 01 Februari 2011

Mengapa Mereka Harus Dilengserkan ?


Ingatan kita tentu belum lupa akan para pemimpin besar di berbagai negara yang harus mengakhiri masa jabatannya secara 'dipaksa' turun tahta. Lihatlah dalam catatan sejarah ada Ir Soekarno, Jendral Soeharto, Sah Iran, Saddam Hussein,Ferdinand Marcos dsb. Dan saat tulisan ini dibuat pusat perhatian dunia sedang tertuju ke Mesir, dimana rakyatnya sedang memaksa presiden Husni Mubarak agar segera lengser.

Dalam ajaran sholat berjama'ah sesungguhnya Islam telah mengajarkan suatu adab ataupun etika bermasyarakat atau bernegara. Sholat berjamaah merupakan miniatur suatu masyarakat ataupun negara. Di dalam sholat berjamaah ada imam atau pemimpin dan para makmumnya laksana rakyat yang dipimpin.

Rasa kekeluargaan mestinya bisa tercipta di sebuah Masjid yang merupakan wadah pembinaan masyarakat terkecil. Namun tidak sedikit ummat Islam diperkotaan sulit mewujudkan hal ini. Karena telah terkotori pemikiran individualis materialis.

Masjid yang semestinya tempat 'sharing' atau komunikasi dua arah ternyata hanya tempat ibadah vertikal rutin belaka tanpa menyentuh aspek ibadah sosial horisontal. Jika saja para pemimipin negara di dunia Islam bisa mengambil hikmah dari hal ini, tidak akan terjadi rakyat berdemonstrasi di jalanan. Karena telah terjadi komunikasi yang sehat secara mawaddah wa rahmah sebagai hasil dari hikmah kehidupan berjamaah yang sehat di Masjid.

Rasa kepeduliaan sosial yang tercipta di Masjid, yang jika dimiliki oleh para pemimpin dunia, akan menyebabkan mereka terhindar dari nafsu memperkaya diri dan keluarga. Hidup bermewah-mewah sementara rakyatnya selalu disuruh kencangkan ikat pinggang. Dan pemimpin bergaya 'elitis' menutup mata dan diri dari penderitaan rakyat mereka.

Dalam sholat berjamaah rakyat juga diajarkan untuk beretika bila mengkritik pemimpinnya. Bila imam lupa atau keliru makmum mengingatkan sambil memuji Allah Swt yang Maha Suci. Dan imampun mesti ikhlas legowo menerima kritikan ini. Karena menyadari dirinya hanya manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan dan dosa.

Akhirnya dalam sholat berjamaah imam juga diajarkan untuk tahu diri kapan harus mundur secara sportif ksatria nan jujur. Yaitu bila telah 'batal wudhu' atau kentut. Faktor gengsi mundur harus dihilangkan sama sekali. Maksudnya bila dirinya menyadari telah berbuat kekeliruan yang fatal, maka jalan terbaik adalah mundur teratur.

Jika para pemimpin muslim dapat mengambil hikmah dari ajaran sholat berjamah, tidak akan kita jumpai demo rakyat di jalanan yang menuntut mereka lengser secara tidak bermartabat. Karena mereka selalu sadar bahwa menjadi pemimpin merupakan amanah belaka.

Jumat, 28 Januari 2011

Akankah 'Tembok Israel Itu Roboh ?'


Saat tulisan ini dibuat perhatian mass media internasional tertuju ke negara 'Piramid' Mesir. Rakyat Mesir sedang menuntut adanya perubahan. Husni Mubarak dituntut 'lengser' oleh rakyatnya.

Sejak 14 oktober 1981 Muhammad Husni Mabarak menjadi Presiden republik arab Mesir. Ia menggantikan posisi Presiden Anwar Sadat yang terbunuh dalam sebuah parade militer, tidak lama setelah penandatanganan perjanjian Camp David dengan Israel.

Apa yang terjadi di Mesir khususnya dan wilayah Arab lain pada umumnya, sesungguhnya sejak lama telah menjadi bagian dari 'Grand Strategic' bagi terjaminnya negara ilegal Israel.

Mentalitas dan nyali serta harga diri dunia arab telah dilemahkan secara sistematis. Baik itu dengan politik belah bambu, inttrik militer maupun serangan penjajahan budaya yang halus namun mengena bagai hipnotis.

Belum lama, saat jalur Gaza mengalami 'bombardemen' dari Israel, adalah Mesir yang di depan mata menyaksikan dan seakan menikmati tontonan peristiwa itu tanpa berbuat apapun. Baru setelah mendapat desakan dari dunia Islam, pintu perbatasan Mesir ke Palestina dibuka meski dengan keterbatasan yang ketat.

Dalam sudut pandang dan kepentingan Israel, jelaslah Mesir adalah negara sahabat yang berhasil 'dijinakkan'. Tidak heran bila berjuta kaum muslimin maupun mereka yang nonmuslim yang masih memiliki rasa kemanusiaan, merasa geram akan sikap acuh kepada nasib Palestina dari negara arab misalnya Mesir.

Nampaknya rakyat Mesir menyimpan rasa frustrasi dan kekecewaan yang lama terpendam kepada presiden mereka, ditengah sikapnya yang selalu nurut kepada kepentingan Israel dan sekutunya, ternyata si gaek Husni Mubarok justru gagal membuat rakyatnya sejahtera dan bahagia.

Reformasi merupakan jalan keluar yang harus ditempuh oleh Husni Mubarak jika ingin turun tahta secara terhormat. Masalahnya nafsu ingin terus berkuasa nampaknya sulit disembunyikan oleh Mubarak. Bahkan ia telah menyiapkan 'putra mahkota' pengganti, yaitu Gamal Mubarak.

Apa yang terjadi di Mesir berupa aksi demo yang berlangsung dengan kekerasan merupakan gambaran akan kemarahan rakyat yang menemukan momentum seusai revolusi Tunisia.

Akankah 'tembok' besar Israel yang berkuasa sejak 1981 ini berhasil dirobohkan oleh rakyatnya ?
Bagi kita di Indonesia yang menginginkan negara Palestina merdeka berdaulat, berikut mengembalikan kemuliaan tanah suci Al Quds, tentu menginginkan adanya perubahan kebijakan terhadap Israel dan Palestina oleh negara Mesir. Dan ini sulit terjadi selama si gaek Husni Mubarak berserta kroninya tetap berkuasa.

Kamis, 27 Januari 2011

Kok Fanatik Amat Sih !?


Dalam pergaulan terkadang kita bertemu dengan resistensi terhadap prinsip ajaran keyakinan Islam yang kita anut. Yang lebih menyedihkan, jika resistensi itu justru berasal dari saudara-saudara kita yang juga mengaku beragama Islam pula.
Dari zaman penjajahan pencitraan negatif kepada Islam dan olok-olok yang merendahkan para penganutnya telah berhasil memberi stigma dan kesan jelek. Seperti contoh-contoh di bawah ini...

A. Di Sebuah Cafe.

Pulang kerja aku tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi ke Cafe dengan relasi sambil kongkow-kongkow. Mereka memesankan minuman Bir kepadaku. Namun aku menolak secara halus. Sambil tertawa sinis mereka berkata, kok fanatik amat sih.

B. Di Sebuah Acara Rapat.

Hari itu adalah hari jum'at. Sejak pagi kami dipanggil direktur untuk rapat membahas berbagai persoalan perusahaan. Tepat jam 11.30 aku izin karena mesti pergi sholat jum'at di masjid. Sontak para peserta rapat melihatku. Ada pula yang sempat berkata, kok fanatik amat sih.

C. Di Rumah Tetangga Yang Mau Hajatan.

Malam itu aku ikut warga ngobrol sambil menemani tuan rumah yang besok pagi akan menikahkan anaknya. Ada beberapa orang yang berkumpul duduk membentuk lingkaran. Rupanya mereka sedang main kartu alias judi. Akupun mereka ajak. Namun aku menolak secara halus. Di antara mereka ada yang berkata,"kok fanatik amat sih".

D. Memberi nama anak dengan nama Islam.

Saat anakku lahir para tetangga dan saudara aku undang ke rumah untuk menghadiri acara selamatan Aqiqah sekaligus memberi nama anak. Ketika mereka tahu nama anakku memakai nama Islam, ada yang berkata lirih, kok fanatik amat sih.

E. Memakai Busana Muslimah (Jilbab).

Saat hari Kartini di lingkungan Rw diadakanlah lomba wajah dan penampilan mirip ibu Kartini. Istriku yang memakai jilbab, mengusulkan agar lomba itu berlaku juga bagi wanita yang berbusana muslimah (jilbab). Namun tidak sedikit yang berkata sinis, "kok fanatik amat sih".

F. Di Ruang Kerja.

Aku di rayu seorang kawan yang memintaku menandatangani kwitansi fiktif. Aku menolak secara halus, namun ia malah berkata, kok fanatik amat sih.


Demikianlah sedikit contoh-contoh kasus dimana memegang prinsip kebenaran terkadang mendapatkan resistensi.