Senin, 31 Mei 2010

Cinta Dan Kotak Amal



















Al kisah di sebuah kota di jawa tengah ada seorang pemuda bernama Fulano. Sebentar lagi Fulano akan menikah dengan Fulani, bahkan undangan resepsi pernikahan mereka telah tersebar luas di kalangan teman dan sanak saudara masing-masing.


Fulani begitu besar pengharapan kepada sang kekasih yang ngaku kerja di sebuah perusahaan kontraktor. Fulani sendiri kerja sebagai karyawati di sebuah Mall di kota itu.
Tanpa di ketahui sang kekasihnya pemuda Fulano menjelang hari pernikahan nampak cemas dan gusar oleh karena, belum memberi uang belanja apalagi uang perabotan yang pernah dijanjikan di depan calon mertua.

Hari demi hari yang ada hanyalah wajah murung. Tapi bila ditanya oleh Fulani ia tidak ngaku ada apa di balik wajah sendunya itu. Ia bahkan sering mentraktir sang kekasih makan bakso atau minum es campur manakala menjemput Fulani pulang kerja. Dari mana uangnya?
Dia mendapatkan pinjaman dari teman-teman nongkrong nya yang bernasib lebih baik dari Fulano yang hanyalah seorang tukang ojek.


Tinggal sepekan lagi acara pernikahan mereka kan digelar. Sementara Fulano menjadi 'buronan' mertua karna belum nyetor uang apa-apa, sebagaimana janjinya yang selangit.
Tiba-tiba ia mendapat ilham dari syetan untuk melakukan 'mission imposible'.

Malam itu tatkala Fulani kena shift pagi, Fulano datang ke Mall tempat Fulani kerja. Sampai Mall tutup jam 22.00 , Fulano tidak keluar dari Mall itu. Ia sembunyi di sebuah ruangan yang satpam malam tidak menyangka ada orang disitu. Begitu keadaan aman. Sunyi tiada orang satupun. Fulano keluar ruangan itu, ia mengendap-ngendap. Tanpa banyak pertimbangan kotak amal yang terletak di dekat eskavator/tangga jalan disambarnya. Lalu ia pun segera bergegas mencari jalan keluar. Dia berjalan ke sana ke mari mencari jalan keluar. Tapi semuanya terkunci rapat dari luar. Celaka gumamnya dalam hati.


Maka dengan terpaksa menunggu hingga besok pagi. Dan alangkah berdebar hatinya ketika satu persatu karyawan-karyawati mulai masuk berdatangan ke Mall itu. Fulano pun takut dan tanpa pertimbangan lagi sembunyi di ruang ganti pakaian karyawati Mall. Anggapannya ia tidak akan ketahuan. Sapa tau ia ketemu calon istri pula.

Tapi sial bagi Fulano, keberadaannya di kamar itu, diketahui oleh seorang karyawati yang kaget dan berteriak-teriak minta tolong ada maling. Kontan satpam Mall berhamburan datang mengepung Fulano. Dan langsung saja Fulano ditangkap dengan tuduhan mau mencuri sesuatu. Awalnya ia ber kelit, ketiduran di Mall. Tapi petugas satpam tidak kalah lihai. Ternyata setelah diperiksa seluruh isi Mall, posisi kotak amal sudah jauh bergeser mendekati jendela ke luar.


Maka dengan malu yang sangat Fulano mengakui perbuatannya sebagai akibat bingung belum menyetor uang biaya pernikahan kepada mertua. Bagi Fulani ini merupakan mimpi buruk yang mempermalukan dirinya. Cinta sucinya terganjal kotak amal, sebagai akibat kelakuan Fulano yang hanya Menang Nampang Doang.


Moga ada manfaatnya.

Madrasah Masa Kecilku


               Tidak seperti biasanya,  hari itu aku pulang kantor  lebih cepat. Matahari  masih lumayan tinggi di ufuk barat. Sesampainya di rumah,    istri  bilang agar aku sekali-sekali menjemput anak yang setiap sore hari sekolah madrasah.

                Memang kesibukanlah yang membuatku tidak pernah  mengantar dan menjemput anak. Berangkat masih gelap pulang sudah gelap. Bertahun-tahun.  Mengejar absensi yang tidak bisa kompromi.

               Sore itu   ku sempatkan untuk menjemput anak.  Alangkah gembiranya ketika dia tahu Ayahnya datang menjemput.   Tak lupa kusiapkan sekedar  uang jajan   untuknya.  Maklumlah anak-anak  tidak jauh dari jajan.  Karna di halaman madrasahnya tukang jajanan berderet menanti dengan setia siswa-siswi  madrasah pulang.

               Yang membuat  tertegun serta  seakan melempar kenanganku ke 30 tahun silam adalah bangunan madrasah ini.   Saat itu usia ku sama dengan  usia anak ini.   Almarhummah ibu yang mengantarkan diri ini sekolah di madrasah.  Mulanya takut karna waktu itu aku sukar membaca Alqur'an.  Tapi aku dirayu dan dibujuk oleh Ibu untuk mau sekolah madrasah.  Kini setelah lama berlalu kiranya,  tinggal doa  yang bisa ku kirimkan pada almarhummah ibu.  Wajahnya seakan ada di halaman madrasah ini,   yang waktu itu menggandengku masuk bertemu kepala sekolah. Mendaftarkanku sebagai murid madrasah.

               Mungkin ini hikmah aku pulang cepat dari kantor,   bisa menjemput anak sekaligus membawa kenangan ke masa kecil saat dimasuk kan ke madrasah oleh almarhummah ibu.  Tanpa ku sadari anak ku memanggil-manggil, untuk segera menghidupkan motor dan pulang.

                Memang anak adalah asset yang sangat mahal,  tidak saja di dunia bahkan ketika kita sudah berpulang pun, doa anak yang soleh sangatlah   manjur.  Biarpun secara materi anak kita berkecukupan namun bila tidak pandai mendoakan orangtuanya, tentu ironis sekali.

                Maka melalui tulisan sederhana ini ku mengajak diri ini dan kita untuk mendidik dan mempersiapkan anak keturunan kita menjadi anak yang pintar disokolah  serta rajin ibadah mendoakan  ibu bapaknya. Semoga

Permainan Gaple Yang Melenakan


Dalam perjalanan hidup ku pernah mengunjungi suatu kota yang berpenduduk mayoritas muslim. Bila kita hendak ke kota itu bisa menempuh waktu 4 malam melalui jalur laut. Arah ke timur Indonesia. 
Dari nama-nama warga kota itu, jelas sekali si empunya nama adalah seorang muslim. Dalam sejarah Islam di nusantara nama kota ini cukuplah terkenal karena memiliki kesultanan Islam yang jaya di masa silam. 
Ada yang membuat ku terheran-heran. Saat waktu asar tiba. Bersama tiupan angin laut yang berhembus kencang, alangkah tercengangnya hati ini. Melihat banyak warga berkerumun di serambi depan beberapa banyak rumah. Ngapain mereka ??? tanyaku dalam hati. Ku coba mendekat. Ternyata mereka sedang maen gaple. Tua muda, ibu-ibu, bapak-bapak tengah asyik memperhatikan kartu-kartu gaple yang tersusun di meja. Masya Allah gumamku. Sementara Masjid / Mushola kosong. Hanya satu dua orang yang sholat berjama'ah. Mereka lebih tertarik maen gaple berjamaah !? 
Konon istilah gaple diambil dari bahasa arab yaitu ghoflah artinya lalai. Orangnya disebut ghofilin. Memang tidak ada yang mengharamkan permainan ini sepanjang tidak dipake sarana judi dan juga sepanjang tidak melalaikan kewajiban-kewajiban sebagai muslim misalnya sholat. 
Masjid di kota ini ramenya waktu maghrib saja. Sedangkan 4 waktu yang lain sangatlah berkurang jama'ahnya. Sedih sekali melihat fenomena ini. Sebuah wilayah kesultanan Islam yang terkenal hingga manca negara ternyata banyak warganya kurang menghayati nilai-nilai Islam. Semogalah saat ini tidak seperti saat ku kesana di tahun 1992. Moga penghayatan dan pengamalan ajaran Islam hari ini lebih baik. Jangan sampe Islam hanya tinggal nama. 
Kembali soal gaple. Betapa asyiknya permainan ini. Apalagi bila yang kalah kena hukuman harus di jepit telinganya memakai jepitan baju yang dijemur. Bisa tak terasa waktu cepat berlalu. Biasa nya permainan ini dimaenkan tatkala ronda malam, atau sedang ada hajatan. Tak terkecuali di daerah tertentu dimainkan saat ada yang meninggal. 
Jatah waktu hidup manusia tidak ada yang tau kapan berakhirnya. Masih mendingan sepak bola. Mana kala sudah hampir habis waktu nya, oleh pengawas pertandingan diberi tau dari pinggir lapangan dengan istilah injury time. Tapi soal jatah umur tidak ada yang tau kapan kan berakhir. 
Sungguh ironis bila hidup manusia yang singkat dan pula tidak tau kapan kan berakhir habis begitu saja dengan bermain gaple atau yang sejenisnya misalnya maen game komputer. Sepanjang bisa mengatur waktu tentu tidak dipersoalkan. Yang repot bila sebaliknya. Bila kita hayati antara waktu dan kewajiban kita sesungguhnya kewajiban itu terlalu banyak ketimbang waktu yang tersedia. Begitu ulama besar Hasan Al Banna berpesan. Maka melalui tulisan sederhana ini aku mengajak kita semua agar hati-hati terhadap segala yang melenakan. Bukan hanya gaple bisa juga anak, harta kita misalnya mobil bagus yang terlalu disayang-sayang, akhirnya Sholat subuh telat gara-gara nyuci mobil itu. 
Moga bisa diambil hikmahnya. Amin

Sepak Bola Mengajarkan Kita Filosofi Kehidupan



Olah raga yang satu ini seakan memiliki kekuatan 'magis' karna mampu menghipnotis jutaan pasang mata yang bahkan rela begadang hanya sekedar melihat si kulit bundar ditendang kesana -kemari selama 90 menit atau lebih.

Sesungguhnya sepak bola sebagaimana semua cabang olah raga memiliki kandungan ajaran filsafat kehidupan bagi manusia, sayangnya tidak banyak orang yang mau tau tentang hal ini. Yang ada pada benak kebanyakan orang hanyalah bagaimana kesebelasan yang mereka dukung menang seiring dengan tebakan judinya yang tepat.

Melalui tulisan sederhana ini aku mencoba merenungi ajaran filosofis yang terkandung dalam sepak bola.

1. Sabar, dalam permainan ini diajarkan untuk sabar dalam bertahan dan menyerang. Ketika sedang menyerang harus pantang menyerah, dalam menanti lengahnya lawan. Dan jika sudah ada peluang di depan mata, jangan emosi dalam menendang bola atau menyundul bola kegawang lawan. Sabar dalam bertahan. Ketika sedang diserang semua pemain mesti sabar jangan emosi, tetap cermat dan disiplin memperhatikan pergerakan pemain lawan yang menyerang. Bila emosi bisa berbahaya bila terjadi pelanggaran di kotak pinalti. Maka sabar dalam kehidupan sangatlah penting.

2. Disiplin waktu. Tiap babak 45 menit harus di gunakan seoptimal mungkin jangan buang waktu. Apalagi jika kita harus memenangkan pertandingan. Ketika unggul sedikit sementara di atas lawan jangan membuang-buang waktu. Ini artinya kita tidak boleh cepat merasa puas, sedang waktu yang tersisa masih sangat panjang.

3. Fokus. Jangan terjebak permainan dengan umpan-umpan manis saja. Tujuannya mencetak gol sebanyak-banyaknya di gawang lawan.

4. Kerjasama tim. Sepak bola adalah permainan sebelas orang. Jangan mementingkan diri sendiri hanya untuk cari nama.

5. Stategi mengecoh. Trik-trik 'diving' memang kadang diperlukan walopun resikonya cukup besar. Karna pertandingan sepak bola merupakan 'pertempuran' maka lazimnya pertempuran harus memiliki 'daya tipu'.

6. Tidak takut cemoohan. Sepak bola selalu akrab dengan mulut lebar supporter baik yang memuji apalagi yang memaki. Maka diperlukanlah mental baja.

7. Postif illution. Ketika skor tertinggal, jangan cepat putus asa. Terus berusaha pantang menyerah jaga kekompakan sesama teman tidak saling menyalahkan.

8. Dengar nasehat pelatih yang obyektif serta minta saran. Sepak bola mengajarkan kita untuk tidak segan minta nasehat dan pendapat dari orang yang lebih pengalaman.

9. Bantu sesama walo beda tim kesebelasan. Ketika ada pemain yang jatuh kesakitan harus dibantu oleh pemain terdekat meski beda tim, dalam hidup ini kita harus saling menolong sesama meski beda suku, agama dan ras nya.

10. Wasit yang adil obyektif. Menjadi dan mencari wasit yang mumpuni dan bijak bukan perkara mudah. Maka ini menjadi PR bersama bagi pribadi kita masing-masing.

11. Siap kalah Siap Menang, apa pun keputusan wasit harus kita terima dengan ikhlas lapang dada. Dalam hidup pun kita harus siap menerima suratan takdir.

12. Jangan mabuk sanjungan manakala tim kesebelasan kita dianggap tim favorit yang di atas kertas bakal menang karna akan menjadi bumerang sebagai akibat beban mental. Seperti saat Brazil melawan Belanda.

Moga kita dapat mengambil pelajaran hidup dari sepak bola, yang sering ternoda oleh ulah pemain yang tidak dewasa jiwanya juga oleh ulah supporter yang bringas karna nafsu yang tidak disertai nalar yang sehat. Selamat menikmati Piala Dunia.

Sabtu, 29 Mei 2010

Belajar Dari Musibah




Suasana di sebuah galangan kapal cukup meriah oleh pengunjung maupun musik yang mengiringi peresmian sebuah kapal pesiar. Siapa pun akan tergiur untuk bisa ikut pelayaran perdana kapal ini. Maklumlah kapal ini merupakan kapal termewah di zamannya. Segala fasilitas hiburan yang memanjakan para penumpang tersedia di dalamnya.
Dalam sambutan peresmian kapal ini, sang arsitek dengan sangat yakin sesumbar bahwa kapal ini dirancang sedemikin rupa untuk tidak bisa tenggelam. Maka para calon penumpang yang akan mengikuti pelayaran perdana kapal ini makin meluap-luaplah nafsu untuk mengejar kesenangan hidup layaknya akan masuk sorga yang mengapung di laut.
Dalam pelayaran perdana nya ternyata kapal ini tenggelam setelah menabrak gunung es. Itulah nasib kapal pesiar Titanic. Yang beberapa tahun yang lalu kisahnya telah dicoba diangkat ke layar lebar. Dan seperti dalam catatan sejarah, musibah kapal ini menelan ribuan orang yang tewas.

Masih ingat pula kenangan kita, tatkala pesawat ulang-alik Chalengger (baca: klenger) artinya si "penantang", hancur berkeping -keping tanpa bentuk. Padahal pesawat ini dilengkapi peralatan sangat canggih. Memiliki apa yang disebut 'Early Warning System'. Sistem peralatan dini, yang mampu menditeksi segala kerusakan yang terjadi secara dini. Namun suratan takdir berkata lain, pesawat ini luluh lantak meledak di udara. Tentu semua awaknya tewas hancur lebur.

Dari dua kisah di atas dapat kita ambil suatu hikmah, bahwa secanggih apapun hasil karya manusia tetap saja memiliki kelemahan. dan bukankah,manusia memang makhluk yang lemah. Ada suatu kekuatan yang Maha segalanya di balik alam semesta ini. Dia lah Allah swt, yang Maha mengetahui segalanya. Hanya sayangnya manusia sering lupa dan merasa serba cukup dengan apa yang dimilikinya. Seperti harta, ilmu, kesehatan dsb. Yang sejatinya itu hanyalah titipan dari sang Khaliq.

Sehebat apapun ilmu manusia hingga kapanpun tidak pernah akan tahu kpan terjadinya gempa bumi, kapan seorang wanita akan hamil, kapan seseorang akan menemui ajalnya, mengapa orang miskin , mengapa orang sakit, mengapa orang mati, dan kalo mati rohnya kemana ?
Itu sebabnya tidak ada fakultas rizki yang ada fakultas ekonomi. Tidak ada fakultas kesehatan yang ada fakultas kedokteran, tidak ada pula fakultas jodoh.

Maka yang terbaik kita harus selalu 'melibatkan Allah swt' dalam segala gerak usaha atau ikhtiar kita, kiranya usaha ikhtiar kita mendapat curahan rahmat petunjuk dari kasih sayangNya pada kita. Mulailah dengan Basmallah dan akhiri dengan hamdallah, di setiap usaha kita.

Moga bermanfaat,

Jumat, 28 Mei 2010

Muhammad Ali Sang Legenda Tinju


Suasana belajar mengajar di kelas kami tiba-tiba terhenti, tatkala Pak Kepala Sekolah masuk. Setelah berbisik sebentar dengan Pak guru wali kelas, ia mengumumkan, bahwa sekolah diliburkan para siswa boleh pulang cepat, dikarnakan pagi ini ada pertandingan tinju Muhammad Ali akan naik ring.
Kisah ini sekelumit kenangan saat aku masih kelas 2 SD tahun 1977 di desa Dolopo Madiun Jawa Timur. Demikian besar pengaruh Muhammad Ali sebagai sosok petinju, sehingga sekolah pun saat itu diliburkan. Padahal masa itu televisi masih sangat sedikit orang yang memilikinya. Dan kalo pun ada, adalah televisi hitam putih dengan ukuran kecil.

Dan benar saja, sesampainya aku di rumah, rumah tetangga ku yang memiliki pesawat Tv hitam putih, telah dipenuhi penonoton yang berjubel. Ada yang kebetulan sedang lewat di jalanpun berhenti atau menghentikan kendaraannya untuk nonton bareng. Dalam waktu singkat rumah itu, penuh orang berdesakan, tidak imbang dengan ukuran televisi yang kecil.

Muhammad Ali pun bermain dengan gaya nya yang khas. Bercelana putih, garis hitam dipinggir. Bagai penari lincah yang memainkan ke dua kakinya dengan lincah, seiring pukulan-pukulan jeb, huk, atau uppercut memang menawan dan tidak membikin bosan kita melihatnya.Juga tidak terlalu cepat selesai seperti Mike Tyson. Ali seakan mempertunjukkan seni bertinju yang memadukan kecepatan pukulan tangan dengan kakinya yang lincah menari.

Yang mesti kita teladani dari seorang Muhammad Ali adalah ia tegolong muslim yang taat dan juga tidak malu memperlihatkan identitas keIslamannya. Memakai nama Islam di tengah masyarakat yang asing bahkan membenci Islam seperti di Amerika, bukanlah persoalan yang mudah. Tapi justru ini dilakukan oleh seorang Muhammad Ali. Sorak sorai penonton riuh di dalam stadion yang memanggil-manggil namanya .....Ali.....Ali ......Ali....sungguh membikin kita hanyut dalam emosi dari kharismanya.

Banyak Masjid maupun sekolah Islam telah mendapat suntikan dana dari Muhammad Ali, tidak saja di Amerika tapi juga di luar Amerika.

Kalo saja para pejabat muslim mau meneladani Ali tentu akan semakin mengharumkan ummat Islam. Kenyataan nya berbeda di negeri yang mayoritas Islam seperti Indonesia, para pejabat muslim alih-alih mengharumkan nama Islam, fenomenanya banyak yang tersangkut praktek KKN yang sejatinya menjadi pengkhianat negara.

Di sisi lain, ketika para pejabat itu bila di tanya mengapa tidak memperjuangkan kepentingan ummat Islam, berdalih, bahwa meskipun ia muslim tapi kan ia seorang menteri, ia kan seorang gubernur, ia kan seorang bupati. Mestinya ia berprinsip, walopun ia seorang Presiden sekalipun atau menteri apapun, tapi ia tetaplah seorang muslim yang kan memperjuangkan Islam dan ummatnya melalui kekuatan 'tanda tangan' yang ia miliki.

Tentu tidak semua pejabat memiliki karakter seperti apa yang ku tulis di atas. Masih ada pribadi pejabat yang istiqomah memperjuangkan kepentingan Islam dan Ummatnya. Walo jumlahnya mungkin sedikit.

Akhirnya aku mengajak dirimu untuk memeperjuangkan Islam sesuai kemampuan yang kita miliki di segala level kehidupan. Karna kecintaan kita pada Islam harus terbukti dalam bentuk memperjuangkannya. Semogalah. Wallahu 'alam

Rabu, 26 Mei 2010

Bang Imad Dalam Kenangan











Ahad pagi yang cerah. Jam 09.00. Kaum muslimin/muslimat berdiri rame di depan pintu kaca toko buku Walisongo Kwitang senen, yang belum di buka. Mereka menanti dengan sabar bahkan dari pagi-pagi. Harapan nya agar dapat duduk di saf depan.

Ada yang datang dari tangerang, bogor, bekasi selain yang dari dalam kota Jakarta. Ada apa gerangan ??? Hari itu adalah hari ahad ke 3, acara pengajian ahad pagi yang menjadwalkan bang Imad atau Immaduddin Abdurrahim, sebagai pembicara. Akupun berdiri persis di depan kaca, wajahku menempel habis di kacanya. Sementara tubuhku serasa ditekan dari belakang oleh pengantri yang lain. Persis seperti antrian tiket kereta api. Aku tak mau peduli, saking ngeFans nya sama Bang Imad. Dan suasana semakin rame menjelang pintu dibuka oleh pegawai toko. Dan begitu di buka, berhamburanlah pengunjung ke dalam toko buku wali songo. Bukan mau beli buku tapi segera ke Masjid Al A'Raaf yang terdapat di belakang atas toko ini. Akupun segera bergegas wudhu dan mengambil posisi saf depan agar fokus.

Usai solat Tahiyyatul Masjid, jamaah menanti dengan sabar akan kedatangan Bang Imad. Dan mendekati jam 10 pagi beliau memasuki Masjid Al A'Raaf ini. Di dahului pembukaan oleh Mc, lalu tilawah qur'an, sambutan dari tuan rumah, Haji Mas Agung yang selalu hadir. Maka Bang Imad pun memulai kajiannya hingga kira2 jam 11. 25 dilanjutkan tanya jawab.

Di antara materi aqidah Tauhid yang menjadi tema kajiannya, ada yang hingga kini melekat diingatanku. Kaum muslimin yang telah bersyahadat adalah manusia yang paling merdeka, karna ia tidak terikat menjadi hamba apa pun kecuali hamba Allah swt. Demikian kutipan pemikiran beliau.

Di masa orba masih berkuasa, kebebasan bicara sangat dikekang. Tapi Bang Imad berani mengkritik kebijakan2 pemerintah. Misalnya tentang Pemilu, undang-undang bikinan manusia, menyindir Sudomo, Benny Murdani dsb. Maka bagi ummat yang merindukan 'perubahan' sekaligus yang ingin aspirasinya terwakili melalui sindiran atau kritikan dari Bang Imad, kehadiran beliau sangat dinanti-nanti dan menjadi buah bibir di kalangan aktivis dakwah. Masa itu belum ada HP atau pun internet.

Buku kuliah Tauhid hasil karya beliaupun laris manis. Dan saking ngeFans nya aku pada Bang Imad, di awal tahun 1989 beliau kami undang ceramah di sebuah Masjid dekat rumahku. Alhamdulillah beliau hadir. Meski sebelumnya kami ditentang habis oleh ketua Masjid yang 'ngeper' duluan, takut dipanggil pihak yang setia dengan rezim orba. Kecuali berbicara tentang Tauhid, Bang Imad berpandangan bahwa Islam adalah The Complete System/ sistem yang lengkap dan menyeluruh. Universalitas Islam.

Sosok Bang Imad tidak bisa dipisahkan dengan ICMI, Republika, Salman ITB, karena beliau yang memberikan inspirasi bagi kelahirannya. Walau beliau telah tiada tapi sosok nya yang istiqomah, tegar dan tawadhu akan selalu dikenang. Walaupun sudah tentu sebagai manusia biasa, tetap memiliki kekurangan. Moga anak-anak muda generasi muda Islam siap menerima tongkat estafeta dakwah dari para pendahulu kita seperti Bang Imad. Moga Allah swt, menempatkan arwahnya di golongan hamba-hamba Allah swt, yang Muttaqin. Amin

Selasa, 25 Mei 2010

Menempa Mental Di Galangan Kapal


                Perjalanan hidup manusia  sering bertentangan dengan keinginan manusia itu sendiri.  Bekerja sebagai kuli kasar di galangan kapal tidak pernah terlintas dalam cita anganku. Tapi suratan nasib lah yang membawa diri ini  'terdampar'  sebagai kuli kasar di galangan kapal.

                Oleh karna 'kepepet'  atau terpaksa setelah kesana-kemari tidak menemukan pekerjaan yang diharapkan, maka  menjadi kuli kasar pun tak mengapa.  

                Suasana kerja di galangan kapal cukuplah berat untuk fisik dan mental. Apalagi lokasi kerjanya di alam terbuka.   Bila panas badan ini bagai terbakar karena atas bawah, depan belakang, kanan kiri kita di kepung oleh plat-plat baja sebagai bahan pembuat kapal.  Belum lagi suara palu godam yang  memukul plat baja sangat memekak kan telinga. Belum cukup itu, disini nada bicara orang-orangnya kasar dan keras sebagai akibat suasananya yang panas.  Bila kebetulan ada cewek yang lewat suasana menjadi riuh.  Maklumlah tidak ada kuli kasar wanita yang bekerja disisni.

                 Malampun  tiba saat mau istirahat tidur. mata ini  sering terasa perih akibat terkena sinar las di siang hari. Belum lagi pundak dan sekujur tubuh terasa pegal-pegal.  Sebab di galangan kapal besi-besi sering minta gendong.  Belum lagi perasaan hati yang hampir-hampir luka mendengar triakan atau  bentakan sang mandor, ataupun  ocehan teman yang mengejek.

                  Di galangan kapal tidak butuh ijasah tinggi atau ketrampilan canggih, yang sangat dibutuhkan hanyalah mental dan fisik haruslah tahan banting.  Kalopun memiliki ketrampilan yang dibutuhkan adalah ahli las/ welder  dan ahli potong plat besi.

                  Masa itu  para motivator belum bermunculan dengan seminar-seminirnya yang bertaraf lux di hotel mahal.    Tapi  bekerja di galangan kapal ternyata merupakan proses pembentukan kepribadian diriku agar memiliki mental kuat sekuat baja-baja di galangan kapal. Semuanya merupakan skenario sang Khalik Allah Swt  yang telah menentukan langkah hidupku untuk berteman kan ujian hidup di galangan kapal.

                   Yang slalu harus kita miliki   adalah positif thinking / husnuzhon terhadap suratan ketentuan Robbul 'Alamin  baik itu suka maupun duka.  Wallahu 'alam

Buah Terlarang


          Masa remaja adalah masa yang paling indah dalam kehidupan seorang anak manusia. Karena pada masa inilah mereka umumnya mengenal cinta kepada lawan jenis. Dari kota terbesar hingga desa terkecil dan terpencil,  sebagai akibat kemajuan iptek,  tontonan film di tv ataupun vcd, turut menggelorakan hasrat darah muda di masa remaja.  Bukan hanya film,  lagu-lagu cengengpun turut meramaikan jiwa muda yang belum menemukan jatidirinya.

          Gejolak jiwa remaja sering tidak tersalurkan ke arah aktifitas yang positif.  Mestinya kegiatan remaja masjid, karang taruna, pencak silat, pramuka, grup lintas alam, lebih berperan untuk menjadi wadah pembinaan sekaligus kanalisasi bagi jiwa remaja yang sedang mencari jatidiri.

          Sayang nya tidak sedikit remaja menemukan jalan yang salah. Menikmati  'buah terlarang' seperti sex bebas menjadi pengantin remaja.  Narkoba tewas overdosis. Kebut-kebutan di jalan tewas kecelakaan konyol.  Bila sudah begini, serta merta orang tua menyalahkan sekolah.  Bapak ibu guru kena cibiran karna tidak mampu mendidik siswa.  Peran guru di sekolah dituding sebagai  pengajar belaka bukan sebagai pendidik.

          Mendidik anak harus dimulai dari  lingkungan  rumah tangga. Peran sentral ibu bapak di rumah tidak bisa tergantikan oleh guru formil di sekolah. Tapi tidak sedikit orang tua yang tidak tau harus bagaimana memulainya. Maka pulang sekolah formil anak-anak lalu di sekolahkan di madrasah ataupun TPA-TPA,   dan orang tuapun serasa sudah cukup dalam mendidik anaknya.

          Adalah Ibrahim As seorang  Ayah yang sukses mendidik anak.  Cara nya dengan dialog saling terbuka dengan anaknya.   Dialog terbuka ??? Apa Sulitnya ???

          Tidak jarang seorang anak dengan orang tuanya tertutup dalam berkomunikasi.   Bertanya soal pribadi  lebih enak dan terbuka dengan teman dan orang lain ketimbang dengan Ayah Ibu di rumah.  Mengapa ?  Karena sejak kecil tidak dibiasakan komunikasai 'dua arah'   yang ada hanyalah komunikasai  'satu arah'  berupa instruksi maupun teguran ini itu kepada si anak.  Apalagi bila orang tua menghadapi suatu masalah, sering tidak mengajak anak untuk 'urun rembuk' atau share atau diskusi.    Maka lengkaplah problem jiwa remaja, di saat  sedang mencari jati diri ,   merekapun   tidak tau harus konsultasi sama siapa ?

          Yang tidak boleh dilupakan oleh setiap orang tua adalah,  menjadi orang tua pun mesti memiliki ilmu. Ilmu sebagai orang tua tidak didapat dari  sekolah. Karna tidak ada  satu sekolahpun yang   mengajarkan ilmu menjadi orang tua yang sukses.  Ilmu itu didapat  dari bertanya untuk menimba pengalaman  dari para orangtua yang telah berhasil mendidik anaknya. Atau paling tidak diperlukan saling tukar pengalaman dengan orang  tua yang lain.  Agar didapatkan suatu cara yang tepat  dalam menghadapi gejolak jiwa remaja anaknya.

          Maka sebelum terlambat   diperlukan suatu kerja yang synergys untuk saling melengkapi antara Ibu Bapak di rumah di satu pihak, dengan Ibu Bapak guru di sekolah.  Dan juga perlu dikembangkan dialog langsung dengan si Anak.   Akan lebih baik lagi bila melibatkan teman akrab  si Anak  agar lebih terbuka  guna terditeksi secara  dini dan jelas akar persoalan pribadi si Anak.   Semoga  si Anak tidak ingin mencoba 'buah terlarang'.  Wallahu 'alam

Senin, 24 Mei 2010

Manusia Bukan Robot


                    Suatu ketika aku pernah mendampingi seorang atasan berkunjung ke asrama yatim piatu. Untuk pertama kalinya aku masuk ke dalamnya. Tanpa segan kaki ini melangkah masuk. Rasa penasaran ingin tau apa yang ada.  Alangkah tersayat hati ini, ketika dipangil-pangil seorang anak yang seusia anak ku yang pertama.  "Om, om,"  begitu ia memanggilku.  Berdiri terkesima melihat dan mendengar apa yang ku alami. Segera teringat anak-anak di rumah. Lalu  kaki ini membawa  melihat-lihat ruangan demi ruangan  yang dipenuhi anak-anak. Ada yang sedang belajar, ada yang sedang bermain, ada yang menangis.  Air mata  ini  terasa tertahan-tahan.

                    Ku tak kuasa lama memandang apa yang ada di dalam asrama. Segera  keluar meredakan keharuan di dada.  Anak-anak yatim piatu ini, tidak selalu ditinggal wafat orang tuanya, tapi banyak pula  merupakan hasil hubungan 'gelap'.

                     Bagi mereka yang memiliki  hati yang 'waras', tentulah akan trenyuh bila melihat seperti yang ku lihat pagi itu.  Oleh sang Khaliq kita diberi qolbu atau perasaan. Bila qolbu yang kita miliki tidak kita asah yang terjadi qolbu itu menjadi tidak sensitif bila melihat sesuatu yang terjadi.  Ada kalanya seseorang yang fakir dia tidak mau berterus terang meminta, karna menjaga rasa malu.  Maka 'rasa sensitif' yang kita milikilah yang akan menangkap isyarat tersembunyi di balik wajahnya yang boleh jadi tertutupi rasa riangnya ketimbang rasa sedih.

                    Persaudaraan di sebuah Masjid misalnya, idealnya tidak  boleh  sama dengan persaudaraan di sebuah gerbong kereta api.  Tegur sapa, tanya tanyi, ketawa ketiwi,  hanyalah basa-basi belaka yang akan berakhir manakala kereta telah sampai tujuan. Bukan cerminan sensifitas qolbu yang peduli sesama.

                    Kehidupan metropolis yang terpola,   berangkat pagi pulang malam, sibuk mengejar dan dikejar 'biaya hidup dan gaya hidup'   acap kali  membuat renggangnya  tali kasih sayang antara suami, istri, anak juga orangtua.  Yang ada hanyalah suasana 'formil'  di kantor  yang terbawa ke dalam rumah.  Berakibat  makin jauhnya jarak antara orang tua dan anak bahkan bisa jadi suami dan istri. Semuanya karna tiadanya lagi  sensitifitas qolbu.

                   Seorang Raja atau Presiden yang ingin berkuasa 'absolut,  sangat pantang disanggah ucapannya oleh  rakyat.    Baginya rakyat harus selalu 'sendhiko dawuh'  terhadap segala titah. Tidak boleh bertanya, apalagi coba adu argumen. Penguasa seperti ini cendrung  semau gue, otoriter atau diktator.   Lupa bahwa rakyat yang ia pimpin dan juga dirinya memiliki qolbu.

                    Andaikata rakyat manusia bisa diprogram seperti robot,  maka tidak perlu ada undang-undang, tidak perlu ada hukum yang membatasi gerak-gerik manusia. Tidak ada yang digulinglkan dan menggulingkan, karena semua telah disetting.  Bila ini yang terjadi  maka hidup manusia 'robot'  tidak akan berbudaya dinamis dan cendrung monoton stagnan.

                   Sedang Sang khaliq,  masih memberi kebebasan memilih jalan yang hendak ditempuh manusia. Mau ke jalan Sorga atau jalan ke Neraka.  Sekali lagi manusia memang bukanlah robot yang tanpa qolbu atau jiwa nurani.  Maka biarlah ku nikmati lezatnya qolbu nuraniku bersama tangis canda anak-anak yatim.  Semoga kita  tidak termasuk manusia robot yang  tanpa sensitifitas qolbu hingga menelantarkan anak-anak   menjadi yatim piatu   sebagai akibat hubungan 'gelap.  Naudzubillah!

Minggu, 23 Mei 2010

Beautiful Magrib Panorama Dari Pencakar Langit


               Usai sholat magrib berjamaah di sebuah Mushola yang terdapat pada sebuah gedung perkantoran.  Oleh seorang teman yang 'ngantor di gedung itu, aku diajaknya naik ke lantai teratas  puncak gedung.

               Rasa kagum ku melihat panorama alam juga panorama kota tak bisa kututupi. Mungkin anda akan menilai diriku sebagai orang 'ndeso yang tidak pernah naik ke gedung tinggi. Bukan itu masalahnya. Naik ke gedung tinggi akupun sering. Tapi melihat panorama alam di senja hari, di alam terbuka dari lantai paling atas pencakar langit, adalah sebuah pengalaman yang mesti kucritakan padamu.

               Di ufuk barat sang surya telah tenggelam, tinggal lah awan menguning jingga yang tersisa. Angin senja yang sepoi sejuk  manja  makin kencang menggelitik kulit.  Burung-burung kecil pun berombongan pulang ke sarangnya. Di langit yang makin membiru malam terlihat bintang gemintang datang bagai butiran milyaran mutiara.   Ku arahkan pandangan mata  ke ufuk timur, rembulan malu-malu datang menyambut malam. Subhanallah.... Allahu Akbar.... Betapa Maha Agungnya sang pengatur Alam jagad raya ini.....sedang kita manusia terlalu kecil.

               Malam makin menggulung kota, lampu-lampu kota warna-warni temaram. Jutaan manusia lalu lalang di jalan kota. Hendak kemana mereka ?  Pulang ke rumahkah ?  Atau baru berangkat kerja malam ?   Bila muslim, sudahkah sholat magrib ?

                Motor mobil ribuan jumlahnya. Kereta api pun tak mau kalah hilir mudik. Semua insan berlomba ingin segera sampe kerumah, melepas lelah, bercengkrama dengan keluarga  yang setia menanti dengan doa harapan rizki dari ilahi yang terbagi pada suami atau istri yang berkerja. Di sudut sana ada penyapu jalan, pedagang kaki lima, karyawan karyawati di halte bus. Mereka semua telah mengeluarkan keringat  ibadah menjemput rizki masing-masing.

                 Dari atas puncak gedung ini kurasakan juga fana nya hidup ini. Di dunia tiada yang abadi. Semua akan kembali kepadaNya.  Tinggal persoalan waktu. Rasa syukur sering hilang ditelan kartu kredit yang tak terpuaskan. Beli ini beli itu.  Mall-mall hadir  bak penggoda genit. Merayu  untuk sering menggesek kartu ATM.  Di manakah rasa syukur sembunyi, bila tagihan utang ini dan itu selalu menunggu di depan pintu kantor. Belum sampe rumah slip gajiku sudah kumal oleh tertawa an sinis sembako. Gaji sebulan hanya jadi tertawaan sembako. Rasa syukur makin pergi menjauh manakala tahun ajaran baru sekolah anak ku telah mengintai.  Baju seragam baru, sepatu baru, alat tulis baru, semua membentak-bentak dalam mimpiku. Rasa syukur dimanakah kau berada ???

                  Dalam lamunan ku yang masih berada di puncak gedung,  azan Isya berkumandang. Tersadarkan aku  untuk segera kembali sujud padaNya,  mogalah diberi tambahan kekuatan Bathin dalam perjuangan hidup ini.  Teringat  sosok Jenderal Sudirman, sebelum aku beranjak turun, mata ini tertuju pada patungnya  di  bawah sana.  Beliau tokoh yang tegar dalam jalan juangnya.  Moga bangsa ini pun tegar dalam perjuangan hidup,  yang kadang dikhianati oleh oknum pemimpin yang bermental 'aji mumpung'.

                   Temanku yang sejak tadi menemani di atas gedung ini, memanggil-manggil namaku untuk segera ikut turun guna Sholat Isya.  Moga bermanfaat.

Sabtu, 22 Mei 2010

Geng Ngrumpi Di Sudut Perumahan


               Matahari baru menyingsing tapi hiruk pikuk kehidupan di kawasan perumahan pinggiran kota Jakarta telah di mulai. Bahkan sejak azan subuh berkumandang.

                 Ada yang mau berangkat sekolah, ada yang mau ke kantor. Ada yang mau ngejar kereta pagi atau pesawat pagi. Semua mengejar dan dikejar waktu. Bunyi deru motor mobil luar biasa membikin bising di telinga. Maklumlah hari itu bukan hari libur sehingga masing-masing sibuk.

                 Hiruk-pikuk pagi hari di perumahan ini akan reda setelah para karyawan dan anak sekolah berangkat. Suasana nya menjadi sunyi.  Tapi di sudut gang perumahan itu terlihat satu hingga dua ibu-ibu ngobrol. Seiring mentari yang makin tinggi jumlah mereka kian bertambah menjadi total 6 orang.   Apa yang mereka lakukan ?

                  Niatnya sih katanya sambil ngobrol sambil nunggu tukang sayur lewat. Awalnya bicara soal anaknya si itu, anaknya si ini, begini begitu. Lama-lama soal mamanya si ini mamanya si itu. Papanya ini begitu papanya itu beginu terus sampai hal-hal yang harus disensorpun tetap dibahas. Mereka adalah komentator yang lihai memainkan  lidah nan liar yang merupakan keahlian yang harus dimiliki oleh tiap personel geng rumpi.

                 Pernah satu  ketika apa yang mereka bahas sampe ketelinga seorang ibu yang tidak pernah ikutan ngrumpi,  kontan saja ibu itu marah dan melabrak rumah personel geng ngrumpi.Maka pak RT pun sibuk melerai sebagai akibat dari lidah yang nakal.  Dan ketika tulisan ini kubuat kebiasaan jelek itu belum berakhir. Entah sampe kapan ?

                 Sebenarnya  tidak jauh dari tempat mereka berkumpul, terdapat Masjid yang sering mengadakan acara Majelis Taklim buat ibu-ibu,   tapi hal ini tidak menarik hati para personel geng ngrumpi untuk ikutan ngaji.  Dan kalo pun ikut, hanyalah buat pantas-pantas saja. Pake baju muslimah kerudung apa jilbab ketika berangkat ngaji,   pulang ngaji masih di depan pintu pagar jilbab kerudung segera dilepas.

                 Apa yang dapat ku tulis hanya sedikit mampu bercerita tentang ketajaman lidah para komentator geng ngrumpi.  Bahwa kehidupan yang hanya mengejar materi saja mengakibatkan gersangnya jiwa. Lidah yang jauh dari Alquran dan Dzikir akan mudah bermain api menjadi komentator hidup orang lain. Ketika si fulan sedang jaya akan disanjung-sanjung tapi manakala sedang jatuh disorakin.  Luaaarrr biasa melebihi ganasnya supporter bola.

                  Semoga pembaca budiman dapat mengambil hikmah dari kisah nyata ini.

                     

Jumat, 21 Mei 2010

Upaya Memadamkan Cahaya



                Di sebuah kota kabupaten di Jawa Tengah.  Terbetik berita akan datangnya grup band terkenal dari Jakarta,  yang akan mengadakan tour dan konsernya.

                 Meski acara konser itu masih dua bulan lagi, tapi berita ini cepat menyebar dari mulut ke mulut. Apalagi semakin mendekati hari H nya,  radio-radio swasta lokal dengan gencar memberitakannya. Didukung pula dengan spanduk-spanduk baliho yang ratusan jumlahnya, dari sponsor rokok yang dipasang di sepanjang jalan-jalan protokol kota itu.

                   Grup band yang satu ini memang sedang naik daun, penggemarnya adalah anak muda. Tak terkecuali anak-anak muda di kota yang terkenal religius nan 'nyantri ini. Bukan hanya sekedar membeli kaset CD nya atau posternya, anak-anak muda pun ikut2an gaya rambutnya, gaya pakaiannya, bahkan wajahnyapun dicoreng moreng katanya sih merupakan identitas sebagai Fans berat band tersebut.

                    Seminggu menjelang konser grup band tersebut, anak-anak muda di kota Kabupaten ini seperti tidak sabar menunggu. Maka terjadilah konvoi motor keliling kota. Dengan penampilan  yang khas dari Fans berat grup band itu.  Gaya rambutnya, wajahnya, segala pernak-pernik asesorisnya merupakan Style khas penggemar Grup Musik  dari Jakarta yang kehadirannya dinanti-nanti.

                      Hari H pun tiba, menurut panitya yang cuap-cuap di Sound System, konser akan dimulai jam 7 malam. Tapi sejak lepas zuhur, ribuan anak muda sudah berkerumun di depan panggung konser. Bahkan ada yang konvoi di tengah kota sepertinya pamer penampilan. Belum lagi yang berdatangan memakai truk-truk yang mengangkut anak-anak muda dari  desa-desa kecil  yang jaraknya jauh dari pusat kota kabupaten.  Semakin sore jumlahnya tambah banyak. 

                        Di lapangan alun-alun  tempat konser band itu, sebenarnya tidak jauh dari Masjid. Tetapi azan demi azan tak menggerak kan kaki anak-anak muda yang berkerumun di sekitar panggung untuk Sholat.  Yah jangan tanya mengapa ?  

                         Dan baru saja kami usai melaksanakan sholat magrib di Masjid yang jaraknya hanya satu kilo dari panggung acara, mulailah terdengar suara gitar dan drum dimainkan. Terlebih suara Mc yang cuap-cuap tanpa kenal lelah.  Makin menambah brisik suasana nya. Anak-anak TPA   yang biasa ngajipun terpaksa diliburkan. Karna kalo dipaksa ngajipun jelas kosentrasinya terganggu.

                          Azan Isyapun berkumandang, bagai di telan sorak-sorai penonton dan suara alat musik yang hingar bingar. Betapa pilu hati, melihat masjid tinggal orang tua renta, sementara anak muda yang biasa Sholat di Masjid  tidak tahan untuk tidak melihat konser musik ini. Malam makin larut, anak-anak muda tidak sedikit yang membawa minuman keras. Mereka asyik bergoyang sambil mabuk seiring dengan bunyi dawai-dawai gitar yang menciut-ciut cicit di telinga.  Para aparat pun sibuk mengamankan mereka yang mulai teler dan mau adu jotos. Sementara pedagang-pedagang sibuk melayani pembeli.

                           Acara konser musik ini usai jam 00.30 tengah malam.  Yang tersisa hanyalah sampah-sampah beserakan  di tengah lapangan sementara para Fans berat grup band ini menyemut di jalan-jalan kota. Mereka hendak pulang ke rumah dan desa masing-masing.  

                           Tulisan ini merupakan hasil pandangan mata yang berangkat dari rasa prihatin akan upaya musuh-musuh  Islam yang hendak menjauhkan generasi mudanya dari taat kepada ajaran Agamanya.   Dan lebih jauh apa yang kami critakan melalui tulisan ini hanyalah sebagian kecil dari suatu skenario besar untuk memadamkan "Cahaya NYA".  Wallahu 'alam.

Musuh Yang Nyata


          Rombongan para pemimpin sebuah perusahaan swasta terkenal meninjau kantor cabangnya di daerah. Kedatangan mereka tentu disambut dengan hangat oleh pimpinan cabang. Rombongan yang akan meng'audit dan memeriksa seluruh kinerja di tingkat cabang,  jumlahnya 5 orang. Terdiri dari Direktur Utama diikuti 4 stafnya kepala divisi.

          Tugasku sebagai pendamping para tamu-tamu  itu.  Menyiapkan dan mengatur segala keperluan mereka selama berkunjung di kantor cabang.  Oleh   atasanku yang merupakan kepala kantor cabang aku mendapat tugas 'khusus untuk menservis mereka selama 3 hari 2 mulam. Mulai dari saat rombongan mendarat di Airport  hingga memesankan hotel  tempat mereka menginap. Kecuali itu,  oleh kepala cabang,  aku mendapat pesan untuk 'hati-hati'  bicara dengan para rombongan karna kalo salah bisa rusak susu sebelanga atau sekantor.  Para pimpinan pusat itu telah mengenalku sebagai Direktur Marketing tingkat cabang. Maka tidak heran jika akupun sering  mendapat pertanyaan penuh selidik dari mereka.   Disebabkan adanya berbagai masalah yang terjadi di kantor Cabang dan itu mesti ditutupi sedemikian rupa.

          Malam pun tiba menjelang besok mereka akan kembali ke Jakarta. Pada saat meeting berlangsung tadi, suasana agak tegang saat pimpinan cabang kami mendapat pertanyaan yang menyudutkan dari Direktur Utama.  Tentang laporan keuangan yang kurang tepat tidak sesuai dengan fakta. Direktur utama kami ini orangnya sangatlah formil. Dia hanya bicara bila perlu. Kitapun sangatlah segan dan hati-hati  bila mengajaknya guyonan.  Melihat kondisi "cuacanya'.

          Semua skenario yang telah kusiapkan  untuk menservis mereka selalu kulaporkan dan didiskusikan dengan pimpinan cabang.  Termasuk menservis mereka pada malam itu di hotel. Usai menjamu mereka di sebuah Restoran di kota kami, semua rombongan sesuai skenarioku langsung menuju hotel. Dan pada Sopir kantor kuberpesan agar besok pagi jam 8 membawa rombongan ke Airport , mereka akan kembali ke Jakarta.

         Sesuai skenario ku pula,  para tamu dari kantor pusat ini, pada malam terakhir mereka menginap di hotel,  mendapat 'suguhan istimewa'. Yaitu wanita penghibur. Jumlah wanita penghibur ini 5 orang sesuai jumlah tamu kami.   Wanita -wanita penghibur ini aku dapatkan dari 'bos' mereka yang dikenalkan kepadaku oleh seorang teman.  Mereka usianya sekitar 20 sd 25 tahun. Tadi pagi telah ku breefing bagaimana melayani tamu-tamu kami. Atas biaya dari kantor seorang wanita penghibur dibayar 1 juta rupiah. Dan kusus untuk yang akan melayani Direktur Utama kupilih sendiri.  Dia berkulit kuning langsat agak tinggi.  Harapanku moga Direktur Utama dan para tamu lain nya akan terpuaskan.  Sehingga laporan keuangan kantor kami di cabang akan lolos untuk di acc.

           Jam tangan ku sudah menunjukkan waktu 12 malam tepat, saat rombongan tiba di lobby hotel. Mobil ku  mengikuti mereka diam-diam. Aku pun bergegas pulang. Kira-kira 30 menit dari hotel, tiba-tiba Hp ku berbunyi.  Ternyata pimpinan cabang menelponku.  Dengan nada marah yang tinggi dia mengatakan bahwa Direktur Utama memanggil dan menungguku di hotel saat itu juga. Ada apa??? Aku belum paham. Tapi perasaanku tidak enak sekali. Begitu sampai hotel ternyata Direktur utama telah menungguku di lobby. Tanpa banyak bicara dia langsung mengajak ku ke kamarnya di lantai 3.   Pintu kamarnya pun dibuka.   Terlihat cewek penghibur masih duduk di tepi ranjang,  aku mendapat bentakan dan tamparan pipi dari Direktur Utama, bahwa dia tidak doyan dan mau Suguhan daging hidup semacam itu.  Wajahku pucat pasi merinding ketakutan, rupanya aku salah menilai ternyata Bapak Direktur Utama ini orang yang taat berAgama. Mataku tertuju pada Sajadah dan Alquran  di atas meja kamar hotel.

             Permintaan maaf   tak mampu meredam kemarahannya dalam bentuk kebijakan yang ia berikan kepadaku sebulan kemudian. Akupun diturunkan jabatan olehnya.  Dan dikarnakan malu dengan teman-teman sekantor aku pun minta keluar. Sekarang aku menjadi tukang cukur di pasar, anak istriku kasihan sekali. Semua gara-gara "musuh yang Nyata"   Syetan berwujud wanita panggilan.   Naudzubillah...... Dikisahkan oleh pelakunya kepadaku. Mksh

          

Anak Kecil Itu Bernama Muhammad


             Nun jauh serombongan kafilah  dagang melintas di gersangnya padang pasir yang tandus. Ada suatu fenomena alam yang aneh terjadi.  Rombongan kafilah ini kemana pun bergerak selalu di naungi oleh awan.  Bagai payung raksasa awan itu membuat panasnya terik mentari di padang pasir tidak terlalu menyengat bagi rombongan kafilah dagang itu.

             Fenomena alam ini tertangkap mata Pendeta Sepuh  yang menanti-nanti sesuatu. Terus diamatinya perjalanan kafilah dagang yang melintas dari kejauhan.  Dan semakin lama rombongan kafilah ini semakin mendekat ke arah Pendeta Sepuh ini berdiri.  Yang sedari tadi menunggu di depan rumahnya.

              Begitu rombongan  kafilah akan melintas tepat di depan rumah sang Pendeta Sepuh, spontan diberi isyarat berhenti oleh Pendeta ini.  Dipersilahkanlah untuk mampir istirahat sejenak.  Ada beberapa orang dewasa yang masuk ke dalam rumah Pendeta ini, guna mencicipi sekedar air minum dan hidangan kecil pelepas dahaga dan lelah.

               Semua  tamu  dipersilahkan duduk di hamparan permadani tua yang bersih,  Pak Pendeta pun mengamati satu persatu wajah anggota rombongan ini. Sambil senyum yang  merekah di wajah nya,  ia bertanya siapa pimpinan rombongan  ?

               " Sayalah.....pimpinan rombongan ", jawab seseorang yang duduk di samping kanan Pendeta.

                "  Namamu Siapa ?"    tanya Pendeta.

                 " Abu Talib"            jawab lelaki itu.

                 " Hendak kemana kalian ini"     tanya Pendeta lagi

                  "Kami hendak ke Syam untuk berdagang"  jawab Abu Talib.

                   "Apa semua anggota rombongan mu sudah masuk semua ke ruangan ini ? tanya                                Pendeta .

                   " Oh  sudah semua.......' Jawab Abu Talib segera.

                    "Ku lihat ada yang masih di luar !?"    tangkis Pendeta

                     "Biarkan saja dia masih anak-anak, biarlah menunggu di luar". Jawab Abu Talib

                     "Suruh masuk ke dalam....Suruh masuk',  pinta pak Pendeta.

                     Anak yang masih belia ini pun dipanggil dan masuk ke dalam rumah Pendeta. Begitu masuk oleh Pendeta anak ini  dipanggil mendekat. Sambil tersenyum penuh makna Pak Pendeta mengamati anak ini dengan seksama.

                       "Anak siapa ini ?"  tanya Pendeta penuh selidik pada Abu Talib.

                        "Ini anak ku",         jawab Abu Talib tegas.

                        "Bukan,  bukan  dia bukan anakmu,  dia anak yatim piatu".  Pendeta berkata                                     mantap.   " Anak ini sedang ditunggu dan dicari-cari Pendeta dan orang-orang                                    Yahudi,    kelak dia akan menjadi "orang besar'   dan banyak pengikutnya,  maka                             kusarankan niatmu mengajaknya pergi ke Syam  dibatalkan, sebab bila orang                                   Yahudi tau ia pasti akan diculik darimu", pinta Pendeta Sepuh ini penuh harap.

  Akhirnya usai beristirahat Abu Talib, menuruti saran Pendeta Sepuh ini, dengan membagi dua rombongan, ada yang tetap berangkat ke Syam, sementara ia dan Muhammad pulang kembali ke Mekkah. 

   Demikian ilustrasi percakapan Pendeta Sepuh bernama Buhaira yang memiliki Prediksi berdasarkan keyakinannya tentang akan datangnya Nabi Akhir Zaman Muhammad Saw sebagaimana saya cuplik dari Siroh Nabawiyyah Juga Buku Mengenal Tuhan karya Bey Arifin, moga bermanfaat.

                      

Kamis, 20 Mei 2010

ICU VIEW Sebuah Rumah Sakit


Keheningan ruang tunggu ICU tiba-tiba dikejutkan bunyi pintu yang terbuka dari dalam. Seorang dokter jaga bergegas-gegas mencari anak atau saudara seorang pasien ICU. Dokter berkata dikarnakan kondisi pasien semakin 'kritis' maka agar salah seorang keluarganya masuk kedalam ICU untuk menuntun pasien membaca LAA ILLA HA ILLALLAH.......Tentu suasana semakin mencekam...air mata para keluarga pasien yang ada di ruang tunggu makin tak terbendung. Lantunan surah Yaasiin makin nyaring terdengar. Menjelang kedatangan IZRAIL si Pencabut Nyawa yang tidak kenal kompromi. Tidak terlukiskan dengan kata kesedihan yang melanda. Yang ada hanyalah memory pasien ketika sehatnya. Saat bercanda, saat pergi bersamanya. Atau saat kita sedang berbisnis pada suatu hari yang lalu dengannya. Tidak ada yang berguna untuk diberikan selain doa yang mengalun. Agar dimudahkan manakala toh 'ajal nya tiba. Mobil nya yang terparkir di halaman rumah sakit juga hanya saksi bisu. Istri dan anaknyapun berpelukan menanti-nanti dengan cemas apa yang kan terjadi. Satu jam berlalu dokter jaga kembali mencari keluarganya. Dengan wajahnya yang sendu pak dokter berkata, "ikhlaskan beliau telah berpulang.... Inna Lillahi Wa inna Ilaihi Roji'uun. Sontak tangis anak istri serta keluarga memecah keheningan malam itu. Aku yang berdiri menyaksikan, tak kuasa menahan air mata. Hampir pula ambruk. Untung ada teman yang memegangiku. Ternyata setinggi-tinggi jabatan hanyalah Pensiun. Dan setinggi-tinggi pangkat hanyalah Almarhum. Semoga menjadi 'ibroh untuk kita di Sayyidul Ayyam Jum'at ini. Wallahu 'alam Syukron Ktsro

Goyang Poco-Poco Usai Ceramah




Karyawan dan keluarga besar sebuah perusahaan swasta mengadakan acara Family Day di taman wisata sekitar puncak Bogor. Atas ajakan teman kusempatkan hadir, mumpung gratis. Sampai di lokasi acara, bersama karyawan/ti perusahaan itu, kami mendengar lantunan ayat-ayat suci dibacakan. Usai itu mulai lah sambutan-sambutin silih berganti. Dan di akhiri dengan mendengarkan Ceramah Siraman Rohani dari seorang Ustadz. Cukup menyejuk kan rohani kami apa yang beliau sampaikan. Di dukung alam bukit-bukit berbunga, rasanya meresap ke sukma kami pendengarnya. Apalagi di akhir 'wejangan'nya pak Ustadz mengajak semua yang hadir merenung, bertafakur semacam kontemplasi kalo boleh aku mengistilahkan, sehingga yang hadir terbawa 'haru-biru' kalimat demi kalimat renungan yang diucapkan oleh Ustadz ini. Masya Allah, derai air matakupun tak terbendung. Tangis-tangis 'penyesalan' dosa bersahutan di lapangan bukit berbunga itu. Cukup mengena di hati apa yang Ustadz sampaikan. Usai ceramah, panitya mempersilakan semua yang hadir untuk berbaris teratur menuju meja hidangan jasmani yang telah disiapkan. Dan sambil kami semua mulai menyantap hidangan, musik pun mulai 'bermain'. Mulanya biasa saja, 2 sampai 3 lagu Opick telah dinyanyikan. Entah atas request siapa irama musik yang semula slow berubah menjadi ada 'goyangannya'. Mulailah muncul Cucak Rowo, apalagi yang menyanyikannya biduan 'genit. Karuan saja Pak Ustadz dan rombongan yang duduk di depan panggung buru-buru pamit permisi pulang duluan kepada panitya. Usai Ustadz pergi, goyangan nya makin menjadi-jadi. Hampir semua ikut 'goyang. Diselingi pengumuman Door Prize bagi siapa yang dapat. Goyang Poco-poco hingga Belah Duren makin 'memanaskan' suasana Family Day itu. Mataku tak kuasa melihat Goyang Seronok para biduan itu, maklumlah aku bukan Malaikat, kalo menurutkan nafsu bisa Berabe ! Akhirnya angin pegunungan yang berhembus pelan namun dingin membangkitkan rasa kantuk ku hingga ku cari pondok kecil untuk tidur ketimbang melihat Goyangan yang bisa Menggoyang Iman itu. Sebuah acara yang diawali pengajian nan haru namun diakhiri hura-hura. Moga kita dapat mengambil hikmahnya.

Rasa Empati Yang Kian Langka.


Jam makan siang di sebuah perkantoran di kawasan Monas Jakarta. Tanpa sengaja aku yang hendak mengantarkan pesanan temanku, masuk ke ruang rapat di kantor itu. Mereka sedang santap siang. Ada sepuluhan orang yang lahap menyantap hidangannya. Mereka mengenalku demikian sebaliknya. Ketika tau aku masuk ruangan , mereka pun berbasa-basi tanya , "Kamu sudah makan, Ayo makan'. Ku jawab dengan tersipu malu, "Sudah-sudah gampang". Meski ku tau ini jawaban tidak jujur yang membohongi perutku yang merintih lapar. Aku pun segera bergegas keluar ruangan itu. Untuk duduk menunggu di luar ruangan. Sambil ku elus perut lapar ini, aku bergumam di hati, mestinya kalo mereka memang memiliki rasa empati, tinggal menyuruh Office Boy untuk membelikanku Nasi Bungkus karna aku tamu bagi mereka. Karna secara strukutural mereka adalah atasan-atasanku. Yang secara finansial bulanan jauh di atasku. Dalam termangu, tak ku sangka ada seseorang yang keluar menghampiri sambil membawakanku Nasi Kotak yang lebih. Alhamdulillah masih ada orang yang berhati empati di saat Nikmatnya Gule Rendang di kala jam Makan Siang yang terik. Orang yang tidak berbasa-basi, tapi menampilkan praktek nyata. (jawa: NYO-TO). Kiranya bisa diteladani orang yang memberi serbelum diminta. Meski jumlahnya 1 berbanding 1000.000 itupun kalo ada. Wallahu 'alam

Menagis Di NARITA Air Port




              Setelah resmi di PHK  dan mendapatkan pesangon, waktu terus berjalan cepat. Sementara untuk mendapatkan pekerjaan yang 'mapan'  seperti 11  tahun yang lalu cukup sulit.    Maka timbul ide untuk mencoba cari kerja ke luar negeri.  Bersama istri  ku cari-cari info lowongan kerja di luar negeri melalui iklan  koran pagi yang  terbit di Jabodetabek. 

              Salah satu agen  yang menawarkan kerja di luar negeri beralamatkan di sekitar Tol Timur Bekasi. Maka bersama istri  aku mencoba datang ke sana.   Bertemulah kami dengan pimpinan agen itu sebutlah MR X.   Suasana kantornya tertata cukup rapih dan wangi.  Dari wajahnya MR X ini seperti orang Jepang, cocok dengan iklannya yang mengajak calon2 TKI kerja di Jepang, sebagaimana  keinginanku pula.

                Maka pada kali kedua kami datang ku serahkanlah uang, paspor juga foto dan pengalaman kerja.   Lalu bersama  MR X   saya diajak pergi mengurus Visa di Kedubes Jepang.   Visa yang kan diminta adalah Visa turis ini berarti saya sadar akan menjadi TKI ilegal.  Seminggu dua minggu usai pergi ke Kedubes Jepang aku baru diberi tahu oleh MR X  bahwa permohonan Visa ditolak.  Lalu MR X  berjanji untuk mencoba mencarikan kerja di Eropa.  Maka dengan kesabaran yang terlalu 'bodoh'   aku menunggu kabar dari MR X.  Dengan janji-janji manisnya selama 3 bulan menunggu. Maklumlah uang ku sudah kuserahkan padanya sebanyak 15 juta. 

               Dalam masa penantian yang panjang aku sudah terlanjur percaya pada MR X, karena orangnya sopan dan halus bicaranya. Tidak ada indikasi orang jahat. Tapi aku coba cari tau di kantornya yang dekat  tol Bekasi timur. Anehnya suasana kantornya sudah tidak seperti aku datang pertama kali,  sekarang suasana sudah tidak wangi lagi. Pengaturan meja kursi dan buku-buku di raknyapun berantakan.

               Aku ingin tau rumah MR X dimana ?   Semua anak buahnya 'tutup mulut' tidak ada yang menjawab setiap aku bertanya tentang MR X.  Dan MR X pun tidak mau memberitahukan kepadaku di mana ia tinggal.  Bila ingin bertemu dengannya ia lebih suka di Sarinah Thamrin, atau di Mall lainnya.  Kata-kata maaf  karena ini dan itu selalu ia ucapkan manakala bertanya kelanjutan rencana saya ke Jepang. Karena prosesnya sudah 4 bulan lebih.

                MR X ini sering kong-kow2 dengan teman2 nya di warung kopi tidak jauh dari Kedubes Jepang di Thamrin. Akhirnya MR X menawariku segera berangkat ke Jepang dengan VISA PALSU!    Karena sudah kepalang basah dan malu dengan teman dan tetangga2  aku meng iyakan tawaran MR X ini.  Maka malam itu dengan tangisan anak istriku akupun berangkat ke Jepang diantar pula teman-teman.

                Melewati imigirasi Soekarno-Hatta ada perasaan deg-degan, tapi aku lolos. Setelah 7 jam terbang bersama 747   Garuda, tibalah aku di Narita Jepang. Mulailah perasaan cemas menghinggapiku,  mendekati loket2 imigrasi Narita.   Dan betul saja saat ku menyerahkan paspor ke petugas imigrasi,  secara spontan dan reflex dia berkata dengan bahasa Jepang kepada temannya (mungkin artinya)    "Palsu, Palsu".  Akupun langsung diamankan. Dan digeledah. Di telenjangi. Juga diinterogasi dari mana dan bagaimana bisa mendapat Visa Palsu tsb.

                 Tas koperkupun dibuka dilihat membawa apa. Yang ada hanyalah baju dan supermi.

                   Akhirnya hari itu juga aku dideportasi. Pulang lagi ke Indonesia memakai pesawat yang sama. Selama di Narita yang ada hanyalah rasa sedih. Betapa bangsa kita bersusah payah cari penghidupan ke negara orang. Dengan iming-iming gaji besar meski melalui segala macam cara ditempuh walo dengan Visa palsu sekalipun.  

                    Sudah seperti orang hilang di Narita tidak bisa bahasa Jepang, membaca pun buta huruf. Karna semua memakai huruf kanji.   Untung aku ketemu anak muda Indonesia yang hendak pulang ke tanah air.    Dia menolongku menggunakan telpon umum di Narita, karna semua instruksi dalam telpon umum ini memakai bahasa Jepang.

                     Semoga tulisan singkat pengalaman pribadi ini bermanfaat, bahwa calo-calo TKI yang 'jahat'  bergentayangan merayu dengan kata-kata manisnya. Untuk itu berhati-hatilah  dan jangan mudah tergiur enak kerja di negeri orang. Moga bermanfa'at.

Rabu, 19 Mei 2010

Wibawa Yang Tercabik


          Pak  Haji Fulan adalah seorang tokoh masyarakat yang cukup disegani.  Harus diakui beliau memiliki kharisma. Selain karena keilmuan  beliau juga memiliki jabatan strategis di kantornya.  Secara materi termasuk orang berada. Bahkan tidak jauh dari rumah,  beliau membuka usaha "toko besi'.  

           Tidak salah bila kemudian masyarakat muslim mempercayakan 'Ketua DKM Masjid kepadanya. Maka untuk aktualisasi diri, pak Haji yang satu ini menemukan jalan yng tepat.  Dan para jama'ah Masjid selalu mendengar setiap arhan beliau pada setiap rapat. Kedatangan Pak Haji ini selalu dinanti bila ada pertemuan baik di Masjid maupun di lingkungannya hingga tingkat kelurahan.  

          Saya pribadi sebagai salah satu pengurus remaja sangatlah segan untuk berdialog dengannya.  Takut salah ngomong. Pada suatu kesempatan saya  pernah  di tugaskan teman2  untuk menghadap pak Haji ini, guna  membicarakan pelaksanaan suatu event menyambut bulan Ramadhan. Semalaman saya menyusun kata-kata agar jangan sampe salah. Alhamdulillah saya berhasil meyakinkan beliau akan kemampuan Remaja Masjid sebagai Event Organizer acara tsb. Meskipun saya  tidak berani bertemu pandang dengan mata pak Haji .

          Hari berganti hari dan tahun pun terus berganti.  Sekian lama aku tidak Sholat di Masjid masa remajaku.   Ku ingin tau apa kabar semua. Termasuk Pak Haji yang penuh Kharisma itu. Ternyata masa  'keemasan'   beliau telah berlalu.  Dikarnakan ulah "syetan yang mampu memperdaya iman Pak Haji itu.  Dari imam Masjid aku dapatkan cerita yang tidak enak. Bahwa rumah tangga Pak Haji terpuruk. Usahanya beliau pun hancur. Bahkan para tetangga nya pun menyaksikan  peristiwa 'adu jotos'  Pak Haji dan anaknya.   Ini semua disebabkan oleh karena Pak Haji menikah lagi !

           Menikah lagi bukan sesuatu yang haram dan jelek, yang patut disesalkan karena Pak Haji menikahi  'Cewek Billiard'.   Sungguh ironi memang.  Kalo beliau menikah dengan wanita muslimah baik-baik tentu mendapat dukungan moril dari jamaah masjid dan masyarakat muslim di lingkungannya. Tapi inilah kenyataannya.

             Pada suatu malam yang hampir larut, rumah Imam Masjid yang sangat sederhana, pintunya diketuk seseorang.  Ternyata setelah di buka Pak Haji yang dulu sangat disegani karena ilmu dan jabatan serta kekayaannya, datang menemui Imam Masjid yang hidup sangat sederhana.  Mau ngapain ???  Mau minjam uang 200 ribu aja.   Masya Allah.  Moga menjadi pelajaran bagi yang sedang di'atas agar hati-hati dunia terus berputar, dan jika kita salah dalam mengambil keputusan bisa Fatal bagi diri sendiri apalagai buat  anak istri. Naudzubillah   Wallahu'alam.

The Power Of Iman


Sekarang banyak kita jumpai toko buku menjual buku2 Motivasi dengan judul yang memakai kata Power. Power ini itu. Tanpa kita sadari tiap Subuh kita telah memiliki Power, yaitu Power of Iman. Dengan Power ini kita mampu bangun untuk Sholat Subuh bahkan mampu melangkahkan kaki ke Masjid atau Mushalla terdekat. Karna banyak orang terbangun di waktu Subuh bukan untuk Sholat melainkan untuk aktifitas yang lain. Misalnya Jogging, nyuci mobil/motor nyiram kembang atau berangakat main Golf. Dengan Power of Iman yang telah kita raih di waktu Subuh, diharapkan segala aktifitas kita dalam sehari itu, berlandaskan 'Keimanan'. Dan kebahagiaan hakiki lah yang akan kita raih. Karna Hati, Pikiran, serta tindakan kita akan jernih dan produktif sebab dibimbing oleh The Power of Iman yang telah kita raih di setiap bangun untuk Sholat Subuh. Semoga Nikmat Lezatnya bangun Subuh untuk Sholat Subuh yang telah kita rasakan dapat kita bagi kepada saudara-saudara kita yang bangun Subuhnya Malas dan selalu Kesiangan. Semoga !

Kala Magrib Tiba Di Atas Gaya Baru Malam


Sudah kuduga kereta ekonomi yang membawaku pulang ke Madiun, malam itu sangatlah penuh. Maklum besok hingga lusa adalah Longweek End. Dan juga pas tanggal muda. Suara obrolan berbalut asap rokok berpadu dengan suara pedagang asongan sangat menyibukkan telingaku. Apalagi diselingi tangisan anak yang merengek minta jajan , makin riuh suasana kereta malam ini. Tapi kunikmati saja makin lama makin asyik ditelinga. Bunyi roda kereta yang bergesek setia dengan relnya mengalun merdu di telingaku bagai mendengar alat musik Drum. Ku arah kan pandanganku ke luar jendela. Nampak Sang Surya Tenggelam sudah di ufuk barat. Menyisakan lembayung nan menguning sutra. Azan magrib ku dengar sayup sampai dihempas badan kereta yang melaju. Di lubuk hati ada yang membisik agar aku segera tayamum. Guna Sholat Magrib skaligus Isya jama' qoshor. Tapi ada pula yang coba menghadangku, dengan menghembuskan bisikan Malu yang Semu Dusta. Karna di hadapanku ada dua orang penumpang yang tidak bergegas untuk Sholat bahkan makin menambah frekwensi obrolannya. Sedang di samping kananku seorang kakek tua yang tidur mendengkur. Tarik-menarik antara Sholat dan Tidak terjadi di relung Iman dadaku. Usai bertayamum, ku permisi pada mereka yang ngobrol, ku bertahu aku hendak Sholat. Mereka pun diam senyap. Ya Allah, atas kekuatan dariMu jua aku mampu bertakbiratul ihram. Sungguh ujian Iman yang ku rasa. Mungkin bisa di hitung dengan jari sebelah tangan saja di antara ratusan penumpang kereta hanya seglintir yang Sholat Magrib apalagi Isya. Padahal tidak sedikit yang memakai peci hitam atau putih, juga berjilbab. Atau mungkinkah Magrib dan Isya digabung Subuh ? Wallahu "alam.

Selasa, 18 Mei 2010

THE DAY AFTER


             Keyakinan akan datangnya hari kemudian merupakan sesuatu yang wajib diImani oleh mereka yang mengaku  Muslim yang Mukmin.  Karena hal tersebut merupakan bagian dari rukun iman yang enam. Dan pada setiap  sholat wajib membaca MALIKI  YAUMIDDIN.  ALLAH SWT sebagai 'penguasa tunggal'  hari kemudian.  Mestinya hal ini membawa dampak keyakinan yamg tercermin dalam Akhlaq keseharian kita.  Bahwa nanti nya masing-masing kita akan menghadapi 'audit amal, umur dan harta'   pada saat THE DAY AFTER   di  Mahkamah  yang Maha Agung Allah Swt.

               Kita boleh berperan sebagai apa saja di mana saja selama hidup di 'panggung sandiwara' dunia ini. Tapi nanti mesti kita pertanggung jawabkan secara pribadi tanpa seorangpun yang bisa membela  kecuali fakta yang jujur dan nyata dari amalan kita sendiri.  Masya Allah.

                Islam bahkan memandang keberadaan hidup di dunia yang sementara,   di samping untuk menanam amal kebajikan yang kelak akan dipetik di Akherat, juga sebagai Khalifah  yang bertugas mengelola bumi seisinya  demi kemakmurannya  selaras dengan  mematuhi hukum-hukum Allah swt.

                  Jadi sebagai seorang muslim sangat dianjurkan berperan. Bukan sebagai obyek tapi sebagai Subyek. Sesuai dengan kemampuan dari strata sosial yang dimiliki  tetap bertanggung jawab  mengindahkan  dan menjaga hukum2 Allah swt.  Sebagai Direktur atau Manager dia dapat berperan melalui tanda tangannya, sedang level yang paling bawah bisa berperan melalui tenaga yang dimiliki.    Walaupun hanya sekedar membuang  duri/paku  di jalanan hal itu merupakan suatu kebajikan.  

                   Namun sayangnya banyak mantan pejabat yang Muslim baru menyadari bahwa Islam memerlukan 'Power   justru setelah ia pensiun.   Justru ketika tanda tangannya tidak 'ampuh lagi padahal Islam sangat membutuhkan Power  guna kesejahteraan ummatnya yang masih banyak hidup menderita.

                   Kehidupan di kota besar sangatlah merangsang  seseorang untuk pergi pagi pulang malam banting keringat  peras tenaga,  kepala jadi kaki dan kaki pun jadi kepala.  Tidak jarang membuat  keimanan seorang muslim terguncang-guncang.   Ibadah sholat hanya bila sempat dan mau. Dari 5 waktu bisa jadi cuma 1 waktu Magrib saja.  Karna tidak enak dengan mertua.  Bila tidurpun mimpinya  kerja dan cari fulus.  Karna di kota besar tidak ada fulus mamfus.  Semua level begitu. Dari level Bos  hingga Office boy  sibuk oleh  dunia.   

                    Betapa pun kita sibuk mencari dunia, tetap saja dunia mesti dipandang sebagai "Sarana  bukan "Tujuan.  Dan jangan dibalik, kalo dibalik Dunia menjadi tujuan  maka yang terjadi menghalalkan segala cara berakibat kita berurusan dengan KPK.

                     Melalui tulisan singkat ini saya mengajak Anda dan diriku untuk bijaksana dalam menyikapi hidup di dunia ini.   Jangan sampai kita terpedaya dengan kemilau dunia tapi juga tidak menjadikan Dunia sebagai musuh.  Kata-kata bijak dari orang yang paling bijak, kiranya dapat kita jadikan pedoman.     "Bekerjalah untuk duniamu seakan engkau kan hidup selamanya  tapi bekerjalah untuk akheratmu seakan besok pagi kau mati."   (Al-Hadits)      Bila penyikapan dunia kita bijaksana tidak akan ada yang terkena Post Power Syndrom   sebaliknya  juga tidak akan ada orang yang Frustasi.   Wallahu 'alam

ALQUR'AN YANG HILANG


            Bangsa penjajah telah berhasil menjauhkan dan meng'asingkan ummat Islam dari ajaran Agamanya.  Betul mereka masih mengaku muslim tapi soal penghayatan dan pengamalannya tentu masih jauh dari kualitas yang dikehendaki Islam.

             Ambil contoh kecil tentang Sholat dan Kemampuan membaca Alqur'an.  Masih banyak ummat Islam yang tidak melaksanakan Sholat apalagi membaca Alquran  secara rutin tiap hari. Antara keduanya tidak boleh terpisahkan.  Seseorang yang tidak rutin Sholat mustahil mau dan mampu membaca Alqur'an.  Tapi jika ia rajin dan rutin membaca Alqur'an  otomatis Sholatnya akan terjaga.

              Dari  tingkat SD hingga SMA  masih terlalu banyak pelajar muslim yang buta huruf Alqur'an. Menyedihkan memang !  Kenapa ini sampai harus terjadi ?  Jawabnya masih terlalu banyak ummat  Islam yang tidak merasa perlu memperhatikan Alqur'an  sebagai kitab suci yang mesti rutin dibaca. Kenapa tidak perlu ?  Karena pemahaman yang keliru.  Mereka seakan beranggapan Alquran adalah kitab suci untuk urusan akherat saja.  Bicara Alquran bicara sebuah kematian manusia.  Alquran terdengar manakala ada yang berpulang.  Bila tidak ? Ya tidak ada Alquran  yang terdengar.

               Alangkah sejuknya jiwa ini, manakala tiap usai Sholat Maghrib di sebuah rumah terdengar orang membaca Alquran.  Ayah dan Ibu beserta anak2nya membaca Alquran. Jikalau jasmani terasa panas bisa pasang AC   tapi jika jiwa atau hati yang panas maka Alquran lah obatnya.  

                 Bila badan kita butuh asupan makanan dan minuman  maka jiwa kitapun sama. Dialah Alquran yang menentramkan.   Ada yang  berkata biarpun tidak bisa baca teks asli Alquran tapikan  bisa membaca terjemahannya.    Justru "citarasa"   Alquran ada pada teks aslinya dan ini akan langsung berpengaruh ke jiwa kita,  apalagi bila rajin membacanya.

                  Berbagai tindakan yang tidak patut yang dilakukan oleh manusia 'waras  seperti yang kita sering lihat di TV atau membaca di Koran,  sangat mungkin dilakukan oleh mereka yang jauh  dari Sholat dan Alquran.   

                  Koruptor =  Korban Ulah pikiran kotor, untuk terapy nya hanya rajin2  Sholat dan rajin2 membaca Alquran.  Sayang ummat Islam telah dibikin jauh darinya. Dalam keyakinanku jika pejabat2 muslim diteliti  ku yakin banyak yang buta huruf Alquran.  Lalu bagaimana  jiwa mereka akan tenang saat  di mejanya ada uang panas ber M M !?

                   Pada akhirnya kita mesti sadar, tidak semua orang mampu dan mau berakrab-akrab dengan Alquran.  Hanya orang pilihanNya  yang mau dan sanggup mengakrabkan diri dengan Alquran.  Sayangnya itu hanya sedikit sekali.  Berbahagialah Anda bila termasuk yang sedikit Wallahu 'alam

Senin, 17 Mei 2010

Ku Merenung Di Atas Jembatan SURAMADU


Sejak diresmikan oleh Presiden SBY, di hatiku ada keinginan yang menggebu untuk dapat melihat jembatan SURAMADU dari dekat.

Alhamdulillah atas ajakan seorang teman belum lama ini aku dapat berkunjung ke sana. Rasa penasaran tak kuasa ku tutupi sejak aku masuk Taksi yang membawaku ke Bandara Soekarno Hatta. Selama dalam perjalanan ini yang ku bahas dengan seorang teman adalah tentang jembatan itu, ketimbang soal pekerjaan yang mesti kusiapkan. Dan mendaratlah pesawat yang kami naiki di Bandara Juanda. Secepatnya setelah menunggu untuk mengambil bagasi kami segera ke luar Bandara. Ternyata ada yang menjemput kami berdua. Utusan cabang Surabaya.

Perjalanan kami menjadi bertiga dengan Mas penjemput yang ramah dengan aksen logat bahasa Indonesia Surabayanya. Kami pun di antar ke hotel tempat meeting akan berlangsung esok pagi sekaligus tempat kami menginap semalam.

Jam sudah menjelang Magrib. Usai sholat Magrib, teman yang menemani dari Jakarta mengajak ku untuk makan malam di hotel. Tapi ku menolak, sambil mengajaknya cari makan di luar hotel karena sudah puluhan tahun lidahku tidak merasakan lezatnya Rawon Surabaya juga Rujak Cingur atau Tahu Campur khas Suroboyo.

Mobil innova yang dikemudikan Mas penjemput lalu membawa kami menyusuri jalan Embong Malang terus menuju Tunjungan sambil ku melihat Surabaya di malam hari. Oleh Mas penjemput kami di bawa ke sebuah Restoran sudah dekat daerah Perak .

Cukup lezat hidangan Nasi Rawon nya hingga tak terasa waktu cepat berlalu. Usai makan mobil innova membawa kami mengarah ke Jembatan Sura Madu.

Dari kejauhan cukup indah lampu-lampu yang meneranginya, makin dekat kulihat alangkah kagum hati ini melihat jembatan 'Raksasa yang besar membentang di atas laut. Ku katakan kepada Mas penjemput agar saat melintas di atasnya nanti jangan terlalu cepat agar puas hati menikmati.

Dalam renungan ku, mestinya kita menyadari potensi negara ini begitu kaya. Betapa tidak ? Kalo tidak kaya mana mungkin mampu membangun jembatan sebesar dan seluas ini. Teman Jakartaku berkata, boleh jadi ini dibiayai uang utangan !? Andaikata memang ini hasil uang utangan, kenyataannya pihak pemberi pinjaman toh mau meminjamkan uang dan terbukti ada hasilnya sebuah jembatan besar dan megah.

Kalo saja uang negara ini tidak banyak yang 'dicuri oleh 'maling berdasi, ku rasa bisa puluhan jembatan macam SURAMADU bisa dibangun. Jembatan sesungguhnya memiliki makna sarana yang menghubungkan dua tempat yang berjauhan sebagai akibat sesuatu yang memisahkan dua tempat itu dan ini bermakna filosofis sebagai sarana untuk menggapai kemakmuran dan kesejahteraan.

Etos kerja suku Madura sudah tidak diragukan lagi, dipadukan jiwa pemberani arek Suroboyo suatu perpaduan yang dahsyat. BerSynergy adalah kata yang 'merekatkan perbedaaan suku-suku bangsa yang beragam. Ini pun potensi bangsa kita yang jika dikelola dengan baik merupakan dinamisator kemajuan tidak kalah dengan bangsa Jepang.

Betapa kokoh jembatan ini gumamku dalam hati, tiang-tiang nya bagai 'raksasa di tengah laut sesuatu yang dulu hanya impian hari ini menjadi Nyata.

Tak kurasa mobil yang membawa kami 'City Tour telah tiba di depan lobby hotel. Moga tulisan sederhana ini mampu menyadarkan akan potensi bangsa kita yang besar. Yang terkadang dirusak oleh keserakahan. Semoga !!

Kendaraan Akherat.


Dari pameran Mobil Internasional. Sebuah mobil merk terkenal dikerumuni pengunjung. Harganya selangit. Interior dan asesorisnya wow keren habis. Semua memakai 'Sensitif Elektrik Sensor". Weeper misal bila hujan turun dia akan bergerak otomatis. Dan berhenti otomatis bila hujan telah henti. Mobil ini semakin 'merangsang karna yang menjelaskan segala keunggulannya seorang Sales Girl yang pintar memainkan lidah disertai tawanya yang renyah. Semakin lama kita mendengarkan suara komersilnya akan semakin terbakar nafsu untuk memiliki mobil itu tapi sulit terwujudkan karna harganya untuk ukuran orang sepertiku teramat Fantastis tak masuk akal. Tapi ku tak boleh putus asa. Karna toh kita semua akan Naik "Mobil tercanggih yang Polisipun tak akan pernah mau MenyeTopnya. Bahkan akan diberi jalan untuk lewat walopun lampu perempatan sedang merah. Mobil yang ku maksud adalah "KERANDA MAYAT CROWN LIMITED". Semoga kita tidak terlalu Cinta Dunia. Wallahu 'alam sebagai renungan di hari Jum'at.

Masih Adakah Jiwa Merah Putih Kita ???


 Kalah dan menang dalam pertandingan olah raga adalah hal biasa. Tapi jika kekalahan yang kita alami dirasakan dengan rasa  'cinta tanah air'  tentu terasa mengoyakkan jiwa kita.

Bulutangkis adalah cabang olah raga 'kebanggaan' kita sejak dulu.  Tahun 50an hingga 70an saat Radio merupakan barang mewah, hanya dengan laporan 'pandangan mata' sajalah kita dapat menikmati siaran langsung pertandingan bulutangkis.  Tapi efek dari siaran itu cukup dahsyat. Apalagi jika Indonesia kalah dada ini sangatlah sesak.  Dan bila kita menangpun manakala 'Indonesia Raya' berkumandang di Stadion luar negeri,  darah kebangsaan kita mengalir deras menyertai derai air mata bangga bahagia.

Tidaklah adil tentu bila perjuangan mengharumkan nama bangsa hanya diembankan kepada para atlit bulutangkis kita saja. Prilaku tidak jujur yng dipertontonkan elit bangsa seperti yang kita lihat di semua media adalah tontonan yang tidak elok karna sejatinya prilaku tidak jujur mereka adalah 'pengkhianatan keji kepada negara dan rakyat.

Membicarakan 'cinta tanah air terasakurang lengkap jika tidak mengenang Ir Soekarno. Dengan segala 'plus minus' nya, pribadi beliau tetap dikenang orang bahkan hingga keluar negeri.

Jama'ah haji kita dari dulu sering ditanya orang dari Afrika dan Timur tengah, tentang Ahmad Soekarno. Ya mereka tau Indonesia so pasti ingat Ahmad Soekarno.  

Gaung jiwa kebangsaan yang telah diwariskan oleh para Bapak Bangsa haruskah makin padam dan terkubur dengan rasa Rakus mengejar Rupiah demi keuntungan pribadi ?  
Kita memang krisis 'keteladanan' mencari pribadi yang sesuai antara kata dan perbuatannya.

Moga tulisan sederhana ini mampu mendidihkan darah merahmu ....mampu membangkitkan putih tulangmu..... jika kita memang cinta Indonesia berjuanglah mengibarkan merah putih sesuai kemampuan kita minimal jujur pada negara ini. Semoga  !!!

Minggu, 16 Mei 2010

Kesedihan Seorang Istri


  Telah datang kepadaku seorang istri dan ibu yang memiliki anak tiga.  Ketiga anaknya telah berusia remaja. Rumah ibu ini tidak jauh dari rumahku. Kepadaku si ibu menceritakan kepedihan hatinya terhadap kelakuan suaminya.

    Sebut saja si Suami bernama Bapak Fulan. Berbeda dengan istrinya yang taat beragama, Bapak Fulan justru sebaliknya. Meski mengaku muslim,  untuk Sholat  setahun hanya dua kali. Idul Fitri dan idul Adha.  Bila Maghrib tiba, si Ibu dan ketiga anak Sholat sebaliknya si Bapak  malahan tidur kecapek an pulang kerja. Belum lagi kebiasaannya 'minum khamar'. 

     Di kantornya si Bapak rupanya bertermu  Mantan Pacar yang telah berSuami dan memiliki anak dua.  Entah sejak kapan mereka saling mencintai yang jelas  mereka berdua teman sekantor.

       Cinta lama tumbuh kembali.  Kata-kata yang pas untuk melukiskan hubungan keduanya. Celakanya masing-masing mereka telah memiliki keluarga. 

       Yang membuat kepiluan hati sang istri bertambah sehingga 'Curhat kepadaku, adalah Sang Swami dan Mantan pacarnya rumahnya 'bersebelahan.  Sehingga seSabar-sabarnya istri yang Sabar sering Sang Istri 'melabrak dan berantam mulut dengan tetangga sebelah.  Sebenarnya 'Skandal Asmara antara Bapak Fulan dan Istri tetangganya telah menjadi buah bibir di kantor. Dan banyak teman yang berusaha untuk 'meluruskan.  Tapi cinta sering 'buta' karna Nafsu.

         Dan Suami tetanga sebelah, nampaknya terlalu lemah di depan Istrinya yang 'genit. Sehingga  skandal asmara yang terlarang ini pun tetap  terjadi.

          Dalam kesedihan yang memuncak, istri nya Bapak Fulan hanya menjadikan Sabar dan Sholat sebagai tempatnya mengadu. Anak-anaknya pun turut bersedih tapi tetap tegar di bawah bimbingan ibunya. Suatu malam dalam Sholat Isya  istri Bapak Fulan menangis sedih dalam sujud terakhir.  Mengadu kepada Sang Khaliq  kesedihan hatinya. Saking sedih  tanpa sadar ia tertidur dalam sujud.  dalam tidurnya ia bermimpi Sholat di depan Ka'bah di Mekkah. Mungkin ini firasat yang jelas tidak lama setelah ini,   dia bersama ibunya berangkat Haji.   Saat pesawat Landing di King Abdul Azis Airport, sebagaimana ia bertutur padaku,  air mata  ibu ini sulit dibendung. Tidak bisa dilukiskan dengan kata apa yang ia rasakan.  Meng Haru Biru.

           Sebagai seorang istri ia sebenarnya rela bila harus di madu asalkan suaminya jangan sampai Zina apalagi berpacaran dengan tetangga sebelah yang juga telah berkeluarga.

            Ketika tulisan ini kubuat, si Ibu telah bercerai dengan Bapak Fulan suaminya. Yang telah menikah dengan seorang gadis pilihannya.  Rumah yang dulu ditempati telah terjual.  Si ibu dan ketiga anaknya menetap di pinggiran Jakarta. Hingga kini  Ibu ini tidak menikah lagi.   Dari raut wajahnya nampak tegar dan sabar meski mendung kesedihan tak dapat ia tutupi.

             Semoga menjadi hikmah bagi kita dalam mengarungi hidup berkeluarga yang kadang mendapatkan cobaan hawa nafsu sebagai akibat Cinta Lama Bersemi kembali. Karena yang akan menjadi korban adalah anak-anak yang masih polos nan lugu.  Wallahu "alam