Kamis, 30 September 2010

Di Persimpangan Jalan Takdir


Masih dalam suasana lebaran, aku menemui seorang teman yang berkerja sebagai seorang karyawan penjara atau lembaga pemasyarakatan.
Pertemuan yang sekaligus reuni karena telah lama kami tidak pernah bertemu. Pertemuan dengannya di sebuah penjara. Hari itu kebetulan ia sedang tugas jaga.
Sambil ngobrol melepas rindu, aku diajaknya berkeliling penjara melihat ruang demi ruang tahanan penjara. Ada tahanan narkotika, ada pula tahananan bagi kasus yang lain. Seperti pembunuhan, penipuan, korupsi dan lain-lain.

Kucoba menatap wajah satu demi satu para tahanan itu. Kesan yang nampak adalah penyesalan. Penyesalan yang selalu datang terlambat berakibat fatal. Meski ada di antara mereka yang menjadi residivis atau penjahat kambuhan yang hobbynya berbuat jahat, dan keluar masuk tahanan namun kuyakin ada saatnya mereka menyesal.

Hari demi hari hidup mereka di balik jeruji besi dan tembok tahanan. Menanti kapan saat hari kebebasan tiba. Bagi yang insyaf mereka menggunakan waktu untuk banyak bertobat dan melatih diri dengan berbagai ketrampilan yang diajarkan dalam lembaga pemasyarakatan. Tapi bagi yang memang senang berbuat jahat, apa yang mereka alami digunakan sebagai pengalaman penambah jam terbang di dunia kelam kejahatan.

Oleh Allah Swt, diri kita diberi kebebasan memilih dua jalan. Dua jalan yang masing-masing ada resikonya. Jalan plus atau kebenaran adalah jalan yang pernah ditempuh oleh para Nabi dan Rasul juga orang Sholeh yang mereka dalah teladan yang baik. Sedang jalan ke kiri adalah jalan negatif kesalahan yang pernah ditempuh orang yang berbuat dosa. Jalan ini adalah jalan syetan bin iblis.

Gunakanlah akal pikiran kita juga panca indera kita dengan sebaik-baiknya agar tidak tertipu fatamorgana jalan negatif kesalahan yang menawarkan dan memanjakan hawa nafsu dunia yang tercela. Seperti sex bebas, narkotika, minuman keras, kemewahan hidup dan sebagainya.

Bila kita salah memilih dan salah masuk ke jalan negatif akibatnya akan fatal. Pada saat seperti ini penyesalan datang terlambat. Dan jangan salahkan Takdir !

Usai sholat zhuhur, akupun izin pulang kepada temanku. Demikian sekelumit pengalaman dari lembaga pemasyarkatan. Sermoga bermanfaat bagi kita yang membaca.

Selasa, 28 September 2010

Bukan Sekedar Doa Formalitas


Hari itu adalah hari yang berbahagia bagi kedua mempelai. Duduk bersanding di pelaminan laksana raja dan ratu sehari.

Pengantin pria berwajah ganteng nan rupawan.Berbusana khas pengantin. Begitupun penganten wanita berwajah cantik jelita, dalam busananya yang anggun lagi bersahaja berhiaskan manik-manik dan untaian putih bunga melati. Memberi kesan akan kesucian jiwa.

Resepsi pernikahan semakin meriah dengan hadirnya ratusan pasang undangan. Yang asyik menikmati berbagai macam sajian. Dari Es teller hingga makanan tradisional Indonesia dan masakan Eropah yang asyik di lidahku.

Goyangan lidah penyantap hidangan lezat makin lincah seiring alunan musik lembut namun dinamis. Suasana resepsi penikahan yang berkelas.

Demikian sekelumit suasana resepsi pernikahan yang berlangsung beberapa tahun yang lalu. Kini hanya tinggal kenangan yang tersimpan di album foto kenangan. Tinggal kenangan yang nyaris terlupakan karena falbum foto ini hampir saja dibakar oleh salah seorang bekas pelaku pernikahan itu.

Apa yang terjadi ? Pernikahan yang meriah dan berbiaya mahal itu ternyata hancur berkeping di hantam prahara badai pereceraian. Apa sebab ? Akupun tak tau. Yang pasti ada sebuah masalah. Dan pada setiap kehidupan rumah tangga di manapun pasti menghadapi masalah.

Yang sering menjadi ukuran keberhasilan resepsi pernikahan umumnya diukur dari kemeriahan dan jumlah tamu yang hadir dan pasti dari jumlah uang amplop sumbangan yang diterima oleh 'shohibul hajat'.

Dalam kehidupan pernikahan faktor materi memang perlu tapi bukan segalanya. Realita saat ini banyak pernikahan yang berpondasikan materi. Selama materi cukup dan banyak memang pernikahan akan aman stabil. Tapi harap diingat hidup manusia di dunia tidak selamanya enak dan di atas. Ada uang suami disayang tak ada uang suami silakan angkat koper.

Para undangan yang menghadiri resepsi pernikahan bukan orang yang semata-mata ingin makan enak dan minum lezat. Mereka datang dengan membawa pesan dan doa. Laksana pengiring yang mengiringi keberangkatan dua sejoli dalam pelayaran kapalnya. Kapal yang dimaksud di sini adalah kapal rumah tangga. Mereka membawa restu dan doa yang diucapkan di pinggir dermaga pelabuhan.

Selamat berlayar, ingatlah selalu tidak selamanya lautan itu tenang. Datangnya badai adalah hal yang niscaya pasti sebagai ujian ketahanan ikatan cinta suci dan lautan tidak selamanya pasang. Bisa juga surut. Bila pasang banyaklah bersyukur dan bila syurut banyaklah bersabar.

Doa kami para tamu undangan akan menyertai. Doa kami bukan sekedar doa formalitas basa-basi menjelang dipersilakannya kami menyantap hidangan dalam jamuan resepsi pernikahan.
Semoga bermanfaat bagi yang akan dan sudah menikah.

Senin, 27 September 2010

Bila Kasih Tanpa Sayang


Inilah yang terjadi bila rasa kasih tanpa sayang. Dalam bahasa sansekerta disebut dengan 'Welas Tanpo Asih'. Kasih Sayang dua kata yang tidak boleh terpisahkan. Bila terpisah, akan ada akibat negatif yang terjadi. Berikut sebagian kecil contohnya:

A. Seorang anak dibiarkan terus bermain tanpa pernah orangtua menegur untuk
membagi waktunya dengan belajar. Dengan alasan kasihan biarkan saja dia
bermain. Akibatnya si Anak mendapat nilai jelek di sekolah.

B. Seorang suami membiarkan saja istrinya yang tidak pandai mengatur keuangan
rumahtangga alias boros. Tanpa memberikan arahan dengan alasan kasihan biar
saja istriku asyik shoping. Akibatnya keluarga jatuh miskin.

C. Seorang komandan membiarkan prajuritnya tidak disiplin latihan tempur, dgn
alasan kasihan. Akibatnya terjadi kekalhan dalam pertempuran sesungguhnya.

D. Seorang Polisi membiarkan saja seorang pengendara motor tanpa memakai helm.
Dengan alasan kasihan. Biarkan saja dia begitu. Akibatnya bila terjadi kece-
lakaan akan fatal akibatnya.

E. Seorang istri membiarkan suaminya yang malas minum obat dengan alasan kasih
-an. Biarkan saja begitu. Akibatnya fatal.

F. Seorang mertua membiarkan menantunya yang malas sholat dan buta huruf
Al-Quran tanpa pernah memberi wejangan. Akibatnya ketika telah memiliki
anak, sang menantu tidak mampu membri pendidikan yang baik.

G. Seorang pimpinan perusahaan tidak menegur bawahannya yang tidak mematuhi
prosedur standard keselamatan kerja. Dengan alasan kasihan, akibatnya terjadi
malapetaka kepada si karyawan tersebut dan perusahaan.

H. Orang tua yang membiarkan anaknya bergaul dalam pergaulan bebas. Dengan
alasan biarkan saja kasihan dia kan sudah dewasa. Akibatnya si Anak ikut
Geng Narkoba, Free Sex dan akhirnya mati over dosis.


Demikian sekelumit contoh bila aktualisasi rasa Kasih Tanpa Sayang. Dengan menunjukkan rasa Kasih pada seseorang yang salah dan berlebihan berakibat fatal dan penyesalan tak berkesudahan.

Minggu, 26 September 2010

Harga Diri Ayah Yang Tergadai


Tersebutlah di pelosok negeri ini, seorang anak gadis. Dia sejak kecil disayang dan dimanja oleh kakak-kakaknya dan kedua orangtuanya.
Sebut saja nama gadis ini dengan nama Roxane. Ia anak bungsu dari empat bersaudara. Dari kecil anak ini memang mempunyai kepandaian dan prestasi di sekolahnya. Terbukti selalu ranking.
Pada saat ia berusia 11 tahun, ibunya wafat karena sakit. Singkat cerita anak gadis ini terus tumbuh dewasa. Berbeda dengan ketiga kakaknya, Roxane oleh sang Ayah disekolahkan hingga sarjana.
Sebagai anak yang cerdas Roxane, dapat menyelesaikan program sarjananya dalam bahasa Denmark. Bahkan ia sempat berkerja beberapa bulan di negara Denmark. Ayah dan kakak-kakaknya dengan berat hati melepas Roxane pergi jauh ke Eropah, mengingat dirinya seorang gadis sekaligus anak yang disayang. Pergi jauh ke luarnegeri tanpa ditemani muhrim sangatlah riskan dalam pandangan Islam. Apa yang terjadi dan apa yang ia lakukan di sana tidak ada yang tau. Hanya segenggam rasa percaya kepadanya, bahwa Roxane telah dewasa, sudah mengerti bagaimana menjaga kehormatan diri.
Sepulang dari kerja di Eropah, Roxanepun menikah. Seorang teman kakaknya berani melamar Roxane. Alangkah bahagianya keluarga mendengar anak sekaligus adik kesayangan akan menikah. Sayang seribu kali sayang, ternyata 'kegadisan' Roxane telah hilang dimakan seorang Big Bos. Menggemparkan sekaligus menyedihkan. Tapi Ayah Roxane tidak menunjukkan expresi marah. Seakan melindungi bahkan menganggap hal itu sebagai suatu yang wajar di zaman jahiliyah modern ini.
Alhasil meski pernikahan tetap berlangsung dengan lelaki yang makan getahnya, bukan dengan Big Bos yang mengambil kesucian Roxane, umur pernikahan itu hanya beberapa bulan saja dan hancur lebur, diterpa perceraian.

Dan sang Ayah sekali lagi melindungi anaknya, sekaligus menyalahkan suami Roxane. Dengan penilaian negatif.
Waktu terus berlalu. Tahun berganti tahun. Roxane tinggal dengan sang Ayah yang seorang pensiunan. Untuk keperluan hidup sehari-hari seperti biaya listrik dan air di rumah mereka , menjadi tanggungan pembiayaan Roxane.
Apa yang Roxane berikan pada Sang Ayah berupa sedikit uang belanja, uang listrik, telpon seakan menghipnotis dan membius Ayahnya untuk tidak memberikan wejangan dan nasehat tentang kehidupan. Apalagi mampu untuk memarahi Roxane.
Dan akhirnya berita yang sangat menghancurkan martabat harga diri keluarga adalah, ketika Roxane telah hamil di luar nikah dengan seseorang yang beda keyakinan.Pada saat seperti ini Sang Ayah tidak bisa berkata apapun kecuali menyuruh Roxane keluar dari rumah demi menutupi aib keluarga.
Semoga kisah nyata ini bisa kita jadikan i'tibar dalam mendidik keluarga. Semoga ! Tolong anda berikan komentar.

Sabtu, 25 September 2010

Mas 'Jarkoni Ikut Group Nato'


Di sebuah kawasan perumahan di utara kota Jakarta. Terpilihlah seorang ketua RW baru bernama Mas Jarkoni.
Warga memilihnya karena ia seorang yang berpendidkan tinggi, mudah bergaul pula. Bahkan pintar memberi saran juga pandangan yang visioner tentang bagaimana tata kelola daerah pemukiman.

Tatkala pemilihan ketua RW, semua calon harus menyampaikan visi dan misi jika terpilih nanti. Dan Mas Jarkoni sangat memukau dalam menyampaikan visi dan misinya. Sehingga tanpa disuruh dan tanpa money politic, secara mutlak Mas Jarkoni menang.

Sepekan setelah menjabat sebagai ketua Rw, Mas Jarkoni langsung memimpin rapat kabinet Rw. Pada acara rapat perdana ini, kembali Mas Jarkoni menyampaikan janji-janji yang telah ia sampaikan seperti pada saat pemilihan ketua Rw. Seperti program keamanan lingkungan terpadu, soal kebersihan, penyemprotan nyamuk demam berdarah, program sosial dsb.
Apa yang ia sampaikan, membuat staf Rw, terkesima. Apalagi para petugas keamanan lingkungan (hansip) sangat berharap realisasi pidato Rw baru itu. Betapa tidak ? Karena para petugas keamanan, dijanjikan kenaikan tunjangan bulanannya.
Sebulan sudah Mas Jarkoni menjabat Rw, warga mulai bertanya, bagaimana dan kapan janjinya akan terealisaikan ?? Herannya Mas Jarkoni akhir-akhir ini jarang terlihat. Kata istrinya, Mas Jarkoni sering pulang malam dan berangkat pagi-pagi buta. Maklumlah Jakarta adalah kota macet lalu lintasnya.

Sudah tiga bulan menjabat belum ada satupun janji manis Mas Jarkoni yang terwujud. Bahkan ketika memimpin rapat Rw, Mas Jarkoni sering berkelit dan berargumen karena berbagai sebab, janjinya belum dapat terwujud.

Pada saat meninjau persiapan perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Mas Jarkoni memberi arahan kepada panitya agar berkerja sebaik mungkin. Juga menyapa ibu-ibu yang latihan paduan suara. Tapi nyatanya Mas Jarkoni sangat pintar memposisikan diri. Apalagi wajahnya yang ganteng dan murah senyum. Banyak ibu-ibu muda yang semula ingin bertanya tentang janji-janji Mas Jarkoni sebelum jadi Rw, menunda niatnya itu. Segan sih !
Dan hampir setahun menjadi Rw, Mas Jarkoni baru satu janji yang ia buktikan yaitu program siskamling. Itupun setelah ada teguran dari pihak kelurahan dan para ketua Rt. Lama kelamaan banyak warga yang semula kagum dan simpatik terhadap kepribadian Mas Jarkoni yang terlihat visioner, menjadi kecewa berat. Karena Mas Jarkoni ternyata hanya pandai tebar janji dan tebar pesona saja.
Harapan para warga Rw untuk memiliki ketua Rw yang pintar dan memiliki visi kedepan ternyata pupus hingga masa jabatan Mas Jarkoni habis. Dan anehnya Mas Jarkoni seperti tidak memiliki dosa, ia tetap percaya diri berargumen dan berkelit dengan berbagai macam cara dan alasan tatkala banyak warga yang menanyakan perihal janji-janjinya dulu.
Semoga kisah singkat ini menjadi pelajaran bagi diriku dan dirimu agar berhati-hati dengan janji yang diucapkan. Kecuali kita mau ikut Mas Jarkoni menjadi anggota group "NATO", yaitu Not Action Talk Only. Semoga Bermanfaat.

Jumat, 24 September 2010

Sampah Mengancam Kesehatan Kita




Tanpa kita sadari setiap hari sebagai makhluk hidup yang berkehidupan dinamis, setiap hari kita menghasilkan sampah-sampah. Yang jika tidak kita kelola dengan baik sampah-sampah itu akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan yang pada akhirnya akan mengancam kesehatan manusia khususnya.

Islam sebagai agama yang mengajarkan kasih sayang untuk semesta alam, mendidik penganutnya untuk menjaga kebersihan badan misalnya ketika sedang di dalam toilet. Ajaran Islam untuk bersuci badan ini dikenal dengan istilah Thoharoh. Bahkan untuk soal air yang akan dipakai untuk bersuci tuntunan Islam sangat rinci membagi klasifikasi air.

Realitanya ummat Islam banyak mengabaikan ajaran Islam tentang kebersihan diri dan lingkungan. Akibatnya hal itu dijadikan sebagai persoalan yang menyudutkan Islam oleh mereka yang membenci Islam. Selalu agama Islam diidentikkan dengan kemiskinan, kebodohan, kekotoran, kekerasan dan terorisme yang sadis dan brutal.

Allah swt, menciptakan alam semesta begitu permai dan indahnya. Akibat keserakahan dan kerakusan manusia, keseimbangan lingkungan hidup menjadi rusak. Sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu menemukan plastik dan stereo foam. Hasil penemuan itu sungguh sangat banyak manfaatnya. Tapi di sisi lain, bila plastik dan streofoam itu telah menjadi sampah, tidak mudah manusia untuk memusnahkannya. Maka yang terjadi, bumi kita yang indah permai ini banyak ditebari sampah-sampah plastik dan streo foam itu. Yang justru akan mengancam kesehatan manusia khususnya.

Upaya kerjasama dari pemimpin dunia untuk menjaga dan menyelamatkan lingkungan hidup akan sia-sia jika tidak diikuti kesadaran dari setiap warga negaranya akan pentingnya melestarikan keindahan dan kebersihan diri dan lingkungan.

Penulis tinggal di wilayah Jakarta Utara, sangat sedih dan prihatin. Manakala sering menemukan saluran air limbah rumah tangga penuh dengan aneka ragam sampah. Di wilayah pemukiman itu bila kita tanya warganya, agama apa yang mereka anut ? Hampir pasti mereka menjawab Islam. Tapi bukan salah Islamnya, melainkan salah pemeluknya yang boleh jadi tidak faham atau kurang menghayati arti sebuah kebersihan diri dan lingkungan.

Memang untuk memelihara dan menjaga kebersihan diperlukan biaya. Misalnya uang iuran kebersihan. Inilah yang seakan menjadi lingkaran setan bagi warga masyarkat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Jangankan untuk uang kebersihan, untuk makan dan biaya hidup saja mereka sangatlah minim.

Tapi kupercaya, jika mereka ada kesadaran dan kemauan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan pastilah ada solusinya.

Maka melalui tulisan sederhana ini aku mengajak diriku dan dirimu, mari bersama berbuat sesuatu untuk dan demi kelestarian dan keindahan lingkungan hidup kita. Semoga bermanfaat !

Kamis, 23 September 2010

Peci Pengawal KEPRIBADIAN


Kebanyakan orang menyangka bahwa peci hanya pantas dan perlu di gunakan ketika hendak pergi sholat ke Masjid. Atau ketika seseorang hendak menghadiri upacara kenegaraan ataupun resepsi pernikahan.

Bagi diriku peci sangatlah berguna sebagai pengawal kepribadian agar selalu berada di atas jalan yang baik sesuai keyakinan yang kuanut yaitu Islam.
Semula ada rasa canggung, apalagi tidak sedikit rekan kerja yang entah bercanda atau tidak, mereka seakan mentertawakanku. Atau memanggil dengan panggilan 'Pak Ustadz', atau pak haji. Tapi semua sanjungan atau ejekan tidak kuhiraukan yang penting bagi diri ini peran peci sangat membantu untuk menjaga kepribadian atau akhlaq Islami.

Di dalam dunia pergaulan hidup modern, dimana batasan halal haram atau muhrim non muhrim kurang diperhatikan. Seringkali kepribadian baik akan mudah larut dengan mereka yang memiliki kepribadian negatif. Maka disinilah diperlukan suatu cara sekaligus alat bantu agar seseorang yang bertekad keras hendak menjaga sisi positif dari kepribadiannya, relatif tebantukan. Dan itu terdapat pada alat yang dipakai di kepala yang bernama PECI.

Suatu hari dengan teman kerja aku diajak pergi makan sekaligus melihat-lihat model-model baru HP. Pada sebuah Mall kami berempat memasukinya. Aneka ragam barang dagangan juga warna warni baju pengunjung Mall. Secara jujur aku katakan padamu, sebagai lelaki normal sangat senang melihat wanita yang terbuka auratnya. Meski hanya betis, paha, bibir, dan bagian dada. Bahkan pusarnya sekarang bukan hal aneh. Tapi masalahnya, halalkah mata ini memandangnya ?? Atau bagiamana cara agar dapat mengendalikan nafsu pada lawan lain jenis ? Ketika di dalam Mall yang sejuk dan hingar bingar laksana sorga dunia.

Dalam sebuah audit keuangan perusahaan, ada upaya negosiasi damai untuk penyelamatan laporan agar tetap menyenangkan semua pihak yang berkepentingan. Dan diriku termasuk berperan dalam berakrobat angka-angka. Usai acara 'pertunjukan akrobat angka', ada 'amplop' yang diberikan untukku sebagai ucapan trimakasih. Tidak perlu kujelaskan kelanjutannya yang jelas peci ini sangat berguna untuk menjaga diriku mabok uang.

Satu saat dalam rapat pimpinan perusahaan, harinya bertepatan hari jum'at. rapat dimulai jam 10 pagi. 25 menit menjelang sholat jum'at, rapat belum usai bahkan sedang seru-serunya. Rupanya mata pimpinan perusahaan melihat peci yang tersandang di kepalaku seakan gelisah dan berkata, rapat ditunda saja karena mesti istirahat untuk sholat jum'at.

Apa yang kucritakan disini hanyalah sekelumit contoh betapa peci sangat membantu dalam menjaga kepribadian dan semangat menjalankan nilai-nilai kebajikan universal. Semoga bermanfaat.

Rabu, 22 September 2010

Awas Kudeta......


Sudah menjadi ketetapan dari sang pencipta alam semesta bahwa dua kekuatan plus dan minus tidak dapat bertemu bahkan saling tarik menarik. Dan jika dipaksa bertemu akan terjadi konsleting yang menimbulkan ledakan.

Dalam istana fitri jiwa kita ada dua kekuatan yang saling bersaing untuk mengalahkan. Dua kekuatan itu adalah ilham kebaikan pahala dan ilham kejahatan dosa. Dua kekuatan ini tidak bisa kita damaikan selama hayat di kandung badan.

Dwi tunggal Iman Dan Taqwa adalah penguasa istana fitri jiwa kita. Yang selalu dirongrong kekuatan negatif yang memang tidak mungkin dihilangkan yaitu hawa nafsu. Partai hawa nafsu selalu melancarkan tipuan kepada Iman dan Taqwa. Menipu dengan kesenangan dunia berupa harta, tahta dan wanita.

Iman dan taqwa sering dikudeta dan terusir dari istana jiwa fitri manakala partai hawanafsu mampu menipu dengan rayuannya yang aduhai. Dan bisa dibayangkan betapa rusaknya tatanan negara jiwa fitri bila partai hawa nafsu berkuasa serta memerintah. Semua di halalkan demi mencari kepuasan yang tak akan terpuaskan.

Partai hawa nafsu keberadaannya di negara jiwa fitri sesungguhnya sangat diperlukan walaupun sering menggoyang pemerintahan Iman Taqwa. Sebab Partai hawa nafsu penyebab kehidupan normal di negara jiwa fitri menjadi dinamis dan berbudaya maju dan makin maju. Menghilangkan dan melarang berdirinya partai hawa nafsu sama dengan menghancurkan kehidupan di negara jiwa fitri itu sendiri.

Sesungguhnya di dalam partai hawa nafu terdapat 3 unsur yang dominan. Yaitu unsur Amarah, Lawwamah, dan Muthmainnah. Iman dan Taqwa sebagai penguasa di negara jiwa fitri harus pandai mengelola konflik di dalam Partai hawa nafsu ini. Idealnya yang menjadi ketua di dalam partai hawa nafsu yaitu Mr. Muthmainnah
karena beliau sangat menurut dan sejalan dengan Iman dan Taqwa. dan tidak ada ambisi pribadi untuk mengkudeta pemerintahan yang sah. tapi bila di partai hawa nafsu yang berkuasa adalah Mr Amarah maka kedudukan Iman dan Taqwa sebagi penguasa yang sah di negara jiwa firi hampir pasti tergulingkan. Sebenarnya unsur penengah di partai hawa nafsu yang menjadi penyeimbang di dalam partai itu adalah kekuatan Mr Lawwamah. Bila kekuatan Mr Lawwamah yang berkuasa di partai hawa nafsu, jika mengkudeta Iman dan Taqwa tidak ingin lama berkuasa, ia segera menyerah karena memang masih ada rasa hormat dan takut pada Iman dan taqwa.

Yang terpenting bagi Iman dan taqwa sebagai penguasa di negeri jiwa fitri, adalah memperkuat sitem pertahanannya. Memperkuat intelijennya. Yaitu dzikir muroqobatullah yang mampu menditeksi dini setiap rongrongan partai hawa nafsu agar jangan sampai dipimpin oleh Mr Amarah. Usahakan dengan rekayasa Puasa dan sholat malam agar Mr Muthmainnah tetap memimpin di partai hawa nafsu.

Dan bila terjadi kudeta usahakan yang memimpin partai hawanafsu adalah Mr Lawwamah jangan beri kesempatan Mr Amarah berkuasa dan menduduki istana jiwa fitri karna akan terjadi musibah besar.

Iman Dan Taqwa sesungguhnya memiliki pasukan elit pemukul reaksi cepat yang dapat digerakkan. Pasukan ini meski sedikit tapi mobile dan handal. Mereka tergabung dalam korps Istighfar....memiliki senjata ampuh astaghfirullah..... senjata yang mampu mngusir dan menumpas segala usaha kudeta dari partai hawa nafsu.

Kecuali pasukan elit, Iman dan Taqwa juga memiliki korps pengawal. Yaitu pasukan tilawah Alqur'an dan pasukan Sholat berjamaah. Selama keberadaan pasukan pengawal ini selalu diikut sertakan maka keamanan dan keselamatan Iman dan Taqwa akan terjaga.

Melalui tulisan sederhana ini aku berpesan semoga negara jiwa fitri yang telah susah payah kita bentuk selama perjuangan Ramadhan, akan tetap stabil dan aman tidak ada kudeta partai hawa nafsu. Maka berhati-hatilah terhadap atmosfer kehidupan di negara jiwa fitri kita yang sering teragitasi oleh kesenangan syahwat yang sesungguhnya merupakan keadaan yang diciptakan secara sengaja dari partai hawanafsu. Moga bermanfaat.

Senin, 20 September 2010

Gaul Yang Berprinsip


Di tempat kerjaku suasana pergaulannya sangat akrab. Karyawannya berasal dari berbagai macam latar belakang suku maupun agama.

Mulanya mereka banyak yang menyangka diriku tertutup atau memiliki pribadi kaku karna berpenampilan dan berprilaku layaknya orang yang taat beragama.

Jangankan minum Miras untuk menyedot sigaret kretek mulutku sangatlah pantang. Waktu habis di depan komputer menelaah angka- angka laporan. Dan bila waktu istirahat tiba kusegera menuju musola untuk sholat dan segera makan siang. Hal ini kulakukan selama hampir tiga tahun. Sampai aku sadar bahwa prilaku tertutup diri ini harus ku robah.

Suatu hari ada teman yang sakit. Hampir semua karyawan pergi membezuk. Ternyata tak satupun yang menngajakku. Aku baru tahu setelah mereka pulang dari rumah sakit. Dan kutanyakan mengapa tidak mengajakku ? Jawab mereka lirih, takut mengganggu pekerjaan yang mesti kuselesaikan.

Padahal teman yang sakit itu adalah teman yang bersikap baik padaku. Menyesal kenapa tidak ikut pergi menjenguknya. Akhirnya kuberkesimpulan, pribadiku memang tertutup alias kurang gaul.

Sejak saat itu, setiap pagi sebelum jam kerja dimulai kusempatkan untuk menyapa dan mengobrol dengan teman sekantor. Bahkan kumulai sejak turun dari mobil yang kuparkir di lantai bawah gedung. Satpam, office boy semua kuajak jabat tangan sambil kuberikan senyuman.

Maka kesan pribadiku yang angker dan tertutup sedikit demi sedikit mulai berubah. Suatu hari pulang kerja aku diajak teman-teman pergi makan malam bareng sambil main karaoke. Kuturuti ajakan mereka. Tapi saat maghrib tiba aku izin untuk sholat. Begitupun saat mereka menyuruh menyumbang lagu juga kuturuti, dan sebuah lagu pop religi keluar dari kerongkongan ini.

Waktu musim piala dunia sepakbola, teman-teman selalu mendengar prediksiku setiap pagi menjelang kerja bahkan berlanjut di waktu senggang. Tapi untuk bertaroh sudah tentu kutolak secara halus dan merekapun bisa memahami.

Maka semakin hari merekapun makin akrab dan dekat denganku, banyak juga yang sambil ngobrol sambil bertanya soal-soal agama. Kesempatan ini sangat ku manfaatkan untuk mencoba menjelaskan tentang ajaran Islam.

Tatkala anakku dikhitan mereka berombongan datang ke rumah. Semula aku tidak menyangka begitu besar perhatiannya pada acara itu.

Hingga ketika terjadi perundingan antara pihak karyawan dan manajemen perusahaan tanpa kuduga mereka mempercayaiku sebagai wakilnya untuk negoisasai.

Melalui tulisan sederhana ini aku hanya ingin sedikit berbagi cerita tentang seni bergaul yang bila kita tidak pandai memainkannya akan merugikan diri sendiri. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 18 September 2010

Selamat Tinggal Dusta !


Setahun sudah diriku berkerja sebagai Rceptionist dan operator telepon di sebuah perusahaan swasta. Tak tersaa waktu berlalu begitu cepatnya dari lebaran ke lebaran.

Mencari pekerjaan sesuai cita-cita hidupku tidaklah mudah. Hingga aku diajak ke Jakarta oleh paman, ia adalah seorang security senior di kantornya. Tanpa pertolongannya mungkin diriku masih terlunta-lunta mencari kerja kesana kemari.

Awalnya sebagai anak desa yang biasa berkata apa adanya kepada semua orang, merasa canggung menjadi operator telpon kantor yang harus pandai memutar balikkan kata dengan cara seribu satu alasan. Tapi karena tuntutan profesi akhirnya, lama kelamaan biasa dan enak juga pandai berbohong sesuai pesanan teman sekantor yang tidak mau menerima telpon atau tamu.

Sampai akhirnya aku tersadarkan ketika pulang kerja diriku dikejutkan oleh pengemis bisu yang datang menghampiri untuk meminta sekedar uang seikhlasku. Waktu itu spontan kuberikan uang seribu kembalian angkot yang mengantarkanku pulang ke kost-kosan.

Maghribpun tiba. Usai sholat biasanya langsung makan. Tapi kali ini tidak. Wajah pengemis bisu masih terekam dalam benakku. Di hati ada bisikkan, bahwa apa yang kukerjakan di kantor sebagai receptionist dan operator telpon yang pandai berdusta adalah sebuah dosa. Dosa mengapa kata-kata itu seakan menggema di relung jiwaku hingga nafsu makan malam sirna.

Menjelang terlelap untuk besok kembali kerja, aku beristighfar dalam-dalam memohon ampun dan petunjukNya. Moga diberikan alternatif solusi.
Keesokan harinya di depan meja operator wajahku tidak secerah hari-hari kemaren kerena bayangan dosa dan wajah pengemis bisu. Alangkah tercelanya aku, diberi Allah Swt Sang Khalik lidah namun kugunakan untuk berdusta hanya demi uang yang lebih sedikit dari UMR.

Maka tiap sholat aku slalu berdoa. Kecamuk dalam hatiku tak kucritakan pada siapapun meski keterman akrab. Banyak teman yang bertanya mengapa penampilan wajah ini tak ceria seceria biasanya.

Alhamdulillah doaku yang sungguh-sungguh telah terkabulkan. Menjelang Ramadhan tahun ini ada bagian yang kosong di purchasing dept. Dan oleh atasan diriku dicalonkan menempati posisi itu. Syukur tak terhingga ketika aku secara resmi diberi tahu.

Dan terhitung sejak hari pertama kerja usai libur lebaran, diriku menemapati ruang dan kursi meja baru tidak lagi di meja operator telpon. Semogalah ditempat yang baru ini tidak ada kamuflase kata dan laporan yang menjadi beban dosa bagiku.

Sekedar tulisan sederhana dari hasil curhat seseorang padaku. Moga bermanfaat,

Sawang Sinawang Di Balik Opor Ketupat Silaturrahim


Usai Sholat Idul Fitri segera aku bergegas pulang ke rumah. Di sebuah desa ijo royo-royo nan permai subur di Jawa tengah.
Hasrat tak tertahankan untuk segera mencicipi masakan opor ayam berikut sambal goreng kentang dan krupuk mlinjo yang bersynergy dengan ketupat. Menambah cita rasa hari raya semakin riang bersama mentari pagi cerah mengusir mega di pagi itu. Begitu rindunya diri ini dengan masakan khas hari raya ini, yang jika dihidangkan di luar idul fitri rasanya tak seenak kali ini.

Niat hati ingin nambah sepiring lagi, namun pintu rumah diketuk. Segera istriku membukanya. Rupanya anak tetangga sebelah datang bersama istri dan anak-anaknya. Dia adalah Mas Mumpung bersama Mbak Ndharani. Sosok keluarga yang sukses dalam karier materi di Jakarta. Dua malam lalu mudik bersama mobil barunya yang tiap tahun ganti.

Wow wajah Mas Mumpung dan Mbak Ndharani begitu semringah bersama baju batiknya yang ngejreng mengkilat sebanding dengan cat mobilnya yang masih mulus licin. Maka mulailah obrolan dibuka dengan tanya menanya interview pengalaman di jalan mudik. Arah perbincangan lalu ke arah pendidikan anak. Menyekolahkan anak jangan takut biaya mahal katanya. Untuk masa depan anak sebagai orang tua mesti optimal.

Begitu juga Mbak Ndharani sangat bersemangat dalam presentasinya tentang cara jitu menambah dan membantu penghasilan suami. Membuat mata istriku sulit berkedip melihat kedua tangan Mbak Ndharani aktraktif bagai memamerkan gelang-gelang tangannya yang gemercing nyaring.

Obrolan beralih kepada soal perawatan mobil yang menurut Mas Mumpung, untuk soal mobil jangan ragu untuk berganti mobil bila mobil sudah mulai rewel. Daripada rewel-rewel segera saja diganti katanya. Dan harus berani meninggalkan bensin premium demi kualitas mesin yang prima.
Hampir 30 menit kami berbincang nampaknya Mas Mumpung dan Mbak Ndharani sangat antusias memotivasi kami. Kami sebagai tuan rumah hanya pasif mendengarkan.

Dan tiba-tiba datang tamu kami berikutnya. Dia adalah Mas Sabar dan Mbak Prihatin. Setelah Mas Mumpung dan Mbak Ndharani mohon izin pulang. Obrolan kami dengan Mas Sabar dan Mbak Prihatin lebih bebas. Mas Sabar adalah sosok pekerja keras yang tegar menghadapi perjuangan hidup di kota besar Jakarta.

Dua hari lalu mereka mudik berjejal-jejal di kereta ekonomi. Anak-anaknya tidak ada yang ikut demi penghematan biaya. Mas Sabar bercerita tentang persaingan usaha yang ketat. Untuk mencari yang haram saja susah apalagi yang halal katanya bergurau. Dari raut wajah Mas Sabar dan Mbak Prihatin terpancar jiwa yang tegar dalam pergulatan hidunya di kolong langit Jakarta.

Meski dihimpit oleh beban hidup mereka tabah,tetap tersenyum tiada kata surut kebelakang. Yang mereka butuhkan selalu adalah doa dari orang tuanya yang masih hidup di kampung sebagai bekal moril perjuangan hidup di Jakarta. Untuk itulah mereka selalu berusaha mudik meski berhimpit-himpit di kereta ekonomi.

Melalui tulisan sederhana ini, aku hanya mampu bercerita padamu akan warna-warni cerita hidup anak manusia yang kita mesti mampu mengambil pelajaran darinya. Dan inilah yang kurekam dalam acara silatrurrahim Idul Fitri 1431 di kampung halaman. Semoga ada manfaatnya.

Rabu, 08 September 2010

Tetes Air Mata Bening Di Hari Nan Fitri


Gema takbir mengAgungkan AsmaNya membahana di angkasa raya. 1 Syawal telah tiba. Setelah sebulan hawa nafsu dilatih untuk bisa dikendalikan. Kini insan-insan peraih predikat Muttaqin dari bibirnya yang kembali fitri terucap takbir, tahlil, tasbih dan tahmid. Untuk satu tujuan yaitu mengAgungkan ZatNya yang Maha Mulia Allahu Akbar...Allahu Akbar...

Sedang diriku kudapati duduk termangu dalam sajadah sholat subuh di surau yang kembali sunyi. Lamunanku terbayang ke wajah orang tua yang telah tiada. Wajah mereka serasa datang mendekat di pelupuk mata. Airmata kupun meleleh deras....

Bersama gema takbir hatiku serasa tersayat-sayat melihat rekaman dosa yang pernah kulakukan. Gambar kelakuanku yang tak patut diceritakan itu seakan diperlihatkan di pelupuk mata ini. Ya Allah hamba mohon ampun......Ampuni Ya Allah.

Kepalaku merunduk makin pilu mengingat berbagai dosa dan kesalahan yang tak berimbang dengan catatan minus pahala. Ya Allah hapuslah catatan kelam itu.


Makin terisak tangisku...atas dosa menyakiti hati saudara dan teman. Maksudku bercanda tapi sangat mungkin hati mereka terlukai. Kusegera berniat mencarinya untuk memohon maaf dalam silaturrahim nanti.

Mentari 1 Syawal maikin meninggi gema takbir pun makin keras terdengar, aku bangkit dari renungan di atas sajadah surau kecil di pojok kampung.

Bibir dan lisan ini ikut bertakbir mengAgungkan AsmaNya. Dan segera ku ayun langkah menuju lapangan Sholat Idul fitri.

Selepas bersujud dalam khusyuknya Sholat Idul Firi kupeluk satu persatu teman dan sahabat karibku yang boleh jadi pernah terlukai.

Bersama hangatnya hidangan opor ayam dan ketupat lebaran, ku rendahkan diri ini di hadapan orang tua yang masih ada untuk memohon maaf sekaligus mohon berkah doanya bagi kelangsungan dan kelancaran perjuangan hidup menggapai rizki halal di masa mendatang.

Dan bersama tulisan sederhana ini ku bermohon maaf padamu. Jika dalam tulisan-tulisanku ada yang membuat hatimu terlukai.

Terimalah ketulusan hati yang terbingkai butiran air mata suci 1 Syawal untuk memohon maaf padamu.

Akhirnya kuucapkan Minal Aidin Al Faiziiin Taqabalallahu Minna Wa Minkum. Salam Hangat Dari Seno dan keluarga

Sabtu, 04 September 2010

Minal Aidin Al Faiziin Goresan Tanganku Di Akhir Ramadhan




Tulisan tangan dari seorang hamba Allah ditujukan kepada diri pribadi dan para pembaca tercinta.

Hari demi hari kita menapaki bulan Ramadhan ini. Ada kenangan sahur ada kenangan berbuka ada kenangan tarweh dan tadarrus.
Akankah semua akan kembali seperti hari-hari sebelum Ramadhan.

Perut kembali kenyang kerongkongan kembali basah mengair. Bibir kembali bebas dalam alam merdeka wicara penuh canda kamuflase.

Sholat kembali tiada berjiwa hanya formalitas rutin, sajadah sholat malam tersimpan kembali, begitu pula Alqur'an jadi terlupa oleh koran yang rajin datang pagi, mukena dan jilbab terkoleksi hanya sesekali waktu bila perlu.


Dompet sodaqoh tertutup rapat rapih dalam kancing pelit.
Haruskah semua beraakhir....bersama padamnya lampu surau yang meratap rindu datangnya tarweh lagi ????

Semoga kita selalu sadar bahwa Ramadhan bukan akhir tapi awal dari perjuangan melawan Syetan yang rajin menipu dan menjebak. Dan kita jangan sampai terperdaya.

Taqoballallahu Minna Wa Minkum Minal Aidin Al Faaiziin

Salam Dari Seno Sekeluarga.

Kamis, 02 September 2010

Menyikapi Negara Jiran Dengan Bijak


Tulisan yang kubuat ini tidaklah bermaksud untuk mengajari, apalagi menghasut. Juga bukan untuk memojokkan pihak pemerintah Republik Indonesia. Melainkan sekedar mencoba urun rembug atau sumbang saran moga ada manfaatnya.

Antara Indonesia dan Malaysia ditakdirkan memiliki banyak persamaan. Yang membedakan hanyalah dari segi kesejahteraan. Berjuta anak negeri kita pergi berbondong-bondong ke negeri jiran untuk merubah nasib. Ada yang berhasil tapi banyak pula yang pulang dengan tangan kosong bahkan pulang nama.

Mestinya ini menjadi bahan mawas diri bagi para petinggi negeri, para pengambil kebijakan, agar selalu berupaya mencarikan solusi untuk menekan gelombang para pencari kerja ke negeri jiran.

Tentu kita tersinggung manakala bangsa kita dihina dilecehkan di negeri orang. Bila mau mencari siapa yang salah. Salahkanlah para tikus-tikus koruptor yang mencuri uang rakyat yang hakikatnya adalah pengkhianat bangsa dan negara. disebabkan perbuatan mereka maka negara kita dirugikan yang pada akhirnya kesejahteraan rakyat tak kunjung tiba.

Harus diakui meski bangsa kita telah merdeka sejak 17 Agustus 1945, ternyata penjajahan masih terjadi. Yang menjajah bukan 'bule belanda' melainkan para 'londho ireng' yang memakai dasi bermental 'aji mumpung'. Mereka tega mengkorupsi uang rakyat.

Kepala kita harus tegak karena memiliki harga diri, kita jangan mau dihina. Bersamaan dengan itu hukuman bagi para koruptor pengkhianat negara harus diperberat. Sebab sehebat apapun pembangunan untuk mensejahterakan rakyat, akan sia-sia jika segala praktek ketidakjujuran terus berlangsung.


Menyikapi tindakan tidak terpuji negara jiran, maka sebagai bangsa yang menjunjung norma budaya yang tinggi, kita seyogyanya lebih mengedepankan cara yang santun. Cara santun bukan berarti lembek dan lemah. Cara santun tidak sama dengan takut. Budaya berbalas pantun meski terdengar lembut namun bisa sangat mengena dan tajam dijiwa. Kita percaya bahwa masih banyak orang Malaysia yang waras hatinya.

Melalui tulisan sederhana ini aku menyerukan, agar Indonesia mencoba jalur diplomasi tidak resmi. Peran para tokoh Ulama dan ketua ormas Islam harus lebih menonjol dan memposisikan diri. Tidak ada kata terlambat untuk mencoba. Saya yakin Malaysia akan mendengar tutur kata para tokoh Islam Indonesia.

Semoga di masa depan jika terjadi perselisihan antar Indonesia dan Malaysia akan terjadi titian muhibah atau kunjungan persahabatan atas dasar pemikiran positif untuk saling menghargai. Dan disinilah peran ulama yang tidak memiliki pamrih politik sangat dinantikan. Semoga !