
Suasana masih tanggal muda tapi temanku yang satu ini wajahnya sudah terlihat murung bagai tanggalan yang sudah lanjut usia alias tanggal tua. Selidik punya selidik ternyata gajinya cepat habis untuk keperluan konsumtif. Padahal ia memiliki istri yang juga bekerja.
Kehidupan di kota besar seperti Jakarta memang serba mahal dan serba memakai uang. Karna semua memakai uang maka rasa persaudaraan pun yang seharusnya berlandaskan 'ketulusan hati' yang disertai rasa cinta kasih, juga diukur dengan 'uang'. Selagi kaya dianggap saudara tapi bila sedang 'bokek' negorpun segan.
Karna semua diukur dengan uang, maka rasa syukur pun uang menjadi para meternya. Selagi dompet nya tebal bersyukur sekali. Tapi bila dompetnya tipis rasa syukur pun hilang.
Kenikmatan yang Allah swt, berikan terlalu sulit untuk dihitung bahkan tidak akan sanggup kalkulator menghitungnya. Tapi dasar kita manusia yang terlalu cepat berkeluh kesah maka nikmat pemberian Nya seakan tidak terlihat dan terasakan. Sangat menyedihkan.
Melalui tulisan sederhana ini aku mengajak kita untuk melihat nikmat yang diberikan Allah swt pada kita, yang serasa nikmat itu berlalu begitu saja, tapi manakala itu tidak kita miliki atau rasakan barulah kita sadar akan kenikmatannya.
Nikmat yang ku maksud yang pertama adalah nikmat TIDUR NYENYAK, jika ini tidak kita miliki, percuma uang ber MM di Bank yang kita punya.
Nikmat selanjutnya adalah nikmat Makan Terasa Enak. Tidak mesti makanan yang mahal atau berkelas restaurant mewah. Cukup sambat terasi pake ikan asin plus krupuk, amboi nikamatnya.
Nikmat berikutnya yang sering kita anggap remeh adalah nikmat BUANG KOTORAN di Toilet entah itu air kecil atau air besar yang besar-besar. Jika ini tidak kita miliki silakan anda bersiap masuk ruangan 'HEMO DEALISA' Naudzubillah.
Betapa pun kita kaya, ganteng atau cantik bila tidak memiliki kenikmatan tersebut tentu sangat pantas untuk dikasihani. Semoga kita termasuk yang pandai bersyukur. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar