

Moshe Dayan ! kita tidak akan melupakan sosok panglima tentara Israel ini ?? Dia telah ber'prestasi' bagi Israel karna dia yang memimpin pasukan Israel dalam perang yang 'memalukan' bagi bangsa Arab, yaitu perang 6 hari di awal bulan juni 1967. Dalam perang singkat ini, tentara Israel berperang atas nama keyakinan 'yahudi'nya. Sehingga semangat tempur nya berkobar-kobar. Dan menang !
Di sisi lain tentara Arab yang terdiri dari Mesir, Syiria, Yordan, yang berperang dengan motivasi Arabisme dan Sosialisme dapat dirontok kan oleh tentara Israel pimpinan Moshe Dayan hanya dalam waktu 6 hari saja.
5 juni 1967 adalah awal perang Arab-Israel yang berlangsung 6 hari. Dan pada tanggal 7 juni kota tua nan suci Yerussalem, telah berhasil direbut pasukan Moshe Dayan. Dengan gegap gempita sorak sorai pasukan Israel ini masuk ke wilayah Masjid Al Aqsha, sambil menghina Islam dan Muhammad saw.
Moshe Dayan memasuk wilayah Al Maghariba serta wilayah termbok Al Buraq yang kemudian dijadikan 'tembok ratapan'. Letaknya di sebelah barat komplek Al-Aqsha. Ketika memasuki wilayah tembok Al Buraq ini, Moshe Dayan dengan sombong berkata, " Kita sudah mempersatukan kota yang tersobek-sobek , ibukota Israel. Kita sudah kembali ke tempat paling suci ini, untuk tidak akan berpisah dengannya". Sambil tangan nya menyelipkan kertas berisi doa tulisan tangannya ke celah-celah tembok ratapan.
Semenjak itu tembok Al Buraq, serta wilayah disekitarnya hingga saat ini dalam kakuasaan tentara Yahudi Israel. Dan asrama pasukan Islam dari Afrika utara yang dibangun sebagai hadiah dari panglima Islam Sholahuddin Al Ayubi, dihancur leburkan tentara Israel.
Pada tahun 1948, di masa awal negara Israel, Moshe Dayan memimpin batalyon ke 89. Ketika itu ia memerintahkan semua penduduk di suatu desa Palestina, untuk berkumpul dan berlindung di dalam Masjid. Sambil ia mencari siapa yang telah melemparkan granat yang menewaskan seorang tentara Israel. Tapi Moshe Dayan kalap, semua orang yang berlindung di dalam Masjid itu, dibantai habis.
Dalam salah satu pertempuran matanya terkena peluru, hingga harus merelakan kehilangan mata satu. Yang berkibat ia berciri khas sebagai jenderal Yahudi ber'mata satu'.
Selain Moshe Dayan yang tidak kalah kejam dan bengis kepada rakyat Palestina adalah Ariel Sharon. Kami tidak sanggup melukiskan dengan kata bagaimana kekejamannya. Yang kami tau hingga kini Ariel Sharon, antara hidup dan mati di sebuah rumah sakit di Israel, kiranya sebagai balasan dari Allah swt atas kezalimannya. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar