
Sekali lagi dalam sepak bola kita dapat mengambil sebuah pelajaran di antaranya tentang lapang dada. Sebab seorang pemain sepak bola harus menerima apapun keputusan wasit yang memimpin pertandingan sekalipun tidak sesuai dengan logika berfikir para pemain yang tim kesebelasannya merasa dirugikan.
Memang pahit sekali manakala kita menjadi korban sebuah keputusan wasit yang menurut kita keliru dalam memberi hukuman. Tapi inilah realitanya, dan keputusan wasit tidak bisa dianulir. Sepahit apapun keputusan wasit mesti diterima dengan lapang dada. Meski kalah, biarlah sejarah yang kan mencatat bahwa kekalahan tim kita karna faktor wasit. Dan tidak perlu terlalu bersedih karna banyak juara tanpa piala.
Sebuah kesebelasan mungkin saja tersingkir kalah. Tapi kalah secara terhormat. Misalnya melalui 'drama' adu pinalti. Atau kalah karna korban tendangan pinalti lawan sebagai akibat hukuman wasit yang berlebihan. Bisa juga tim kesebelasan yang seharusnya pantas juara karna bermain bagus tapi kurang beruntung, disebabkan faktor 'LUCK'. Bisa juga tim kesebelasan harus gugur disebabkan dua tim kesebelasan saling 'main mata' untuk menjegal peluang bermain di babak berikutnya terhadap sebuah tim kesebelasan lain.
Dalam realita kehidupanpun sering kita jumpai. Seseorang yang seharusnya pantas menduduki sebuah jabatan strategis tertentu, tapi karna tidak bisa 'cari muka, maka oleh atasannya tidak ditunjuk menduduki jabatan itu. Di sinilah perlunya sikap lapang dada.
Lapang dada juga menemukan momentumnya di kala kita sebagai pejabat yang melayani kepentingan umum, menerima kritikan pedas. Begitu pula saat bawahan menerima 'ceramah' atasannya yang bila diterima tidak dengan lapang dada akan sangat menyakitkan hati.
Apapun keputusan wasit, tidak boleh kita lawan dengan kata-kata kasar juga serangan fisik terhadapnya. Hanya satu obat untuk menghadapi kondisi seperti ini yaitu berlapang dada. Orang sering menyebut dengan istilah lain yaitu sabar.
Melalui tulisan sederhana ini, aku berpesan untuk diri pribadi dan juga kepadamu, mari membakali diri kita dalam hidup yang banyak cobaannya ini dengan sifat dan sikap lapang dada, sebab di atas semua dan di atas segalanya ada Dia Yang Tidak Pernah Ngantuk Dan Tidur yang sejatinya Dialah Wasit Yang Maha Adil untuk kita. Wallahu 'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar