Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 Juni 2010

Tanpa Tujuan



           Pagi itu aku keluar rumah,  karna sedih mendengar keluh kesah ibunya anak-anak.  Yang malu untuk kembali mencari pinjaman uang guna biaya  anak sekolah  tahun ajaran baru.  Aku tak tau kemana kaki ini akan ku ayunkan.  Sebagai seorang  'tuna karya'  jobless,  malu berdiam diri di rumah.  

          Lamaran demi lamaran sudah ku kirim ke banyak info lowongan kerja, nyatanya   hingga susu anak berkaleng-kaleng habis belum juga ada panggilan.  Mau  di bawa kemana badan ini  di bawa ?  Tak terasa  sampailah aku di terminal bus.   Banyak yang menawari  bus dengan berbagai tujuannya.  Solo, Yogya, Madiun, Madura dsb.

          Bingung yang ada.  Mau kemana ?  Jadilah diri ku bagai layang-layang putus. Entah  mau kemana.

           Begitulah sekelumit  kisah hidup, sebagai ilustrasi  jika kita tidak memiliki  'tujuan' dalam hjidup ini.  Jika kita tidak tau untuk apa kita hidup ?  Dan mau kemana kita dalam hidup ini.  Pertanyaan bijak penuh hikmah  darimana ?  dimana ?  Dan mau kemana ??

           Banyak manusia yang salah jalan karna tidak tau tujuan  hidupnya.  Ada yang ngajak Narkoba ikut. Ada yang ngajak Dugeman ikut.  Ada yang ngajak  Miras ikut. Sex bebas ikut. Atau  merasa sudah betul dalam hidup padahal keliru.   Berangkat  gelap pulang gelap.  Ibadah 5 waktu lewat. Sibuk cari nafkah  Sholat  jika hari Raya saja.  Dengan alasan cari nafkah kan juga ibadah.  Jatah umur habis tak terasa. Cepat skali.

           Maka melalui tulisan sederhana ini,  aku mengingatkan diri pribadi  dan pembaca budiman, agar memiliki tujuan  dalam hidup ini.  Tujuan yang akan mengarahkan  langkah agar tidak tersesat  dan terombang-ambing  dalam samudra  kehidupan yang dalam.  Untuk itu, kita bertanya pada sang pencipta untuk  tujuan apa kita  diciptakan ??

           Ternyata tujuan penciptaan kita  adalah untuk 'Beribadah padaNya.'  Jangan disalah pahami ibadah bukan hanya ibadah  ritual misalkan Sholat saja.  Tapi ibadah dalam arti yang luas. Termasuk mencari rezki.   Semoga kita dapat  mengarahkan kaki kepada tujuan hidup kita.

            Laksana  pesawat setiap hari semalam kita mesti kontak dengan  Air Traffick Control, untuk  mohon petunjuk agar  tetap di'jalan yng benar. Jangan celaka.  Bila ini tidak kita lakukan yang terjadi  adalah bahaya besar mengancam keselamatan kita.  Wallahu 'alam moga bermanfaat.

              

Senin, 07 Juni 2010

Nikmat Yang Terlupakan


               Suasana  masih  tanggal muda  tapi temanku  yang satu ini  wajahnya sudah terlihat murung  bagai  tanggalan  yang  sudah lanjut usia  alias tanggal tua.   Selidik punya selidik ternyata gajinya cepat  habis untuk keperluan konsumtif.  Padahal   ia  memiliki istri yang juga bekerja.

                Kehidupan di kota besar seperti Jakarta  memang serba mahal dan serba  memakai uang. Karna  semua memakai uang maka rasa persaudaraan pun yang seharusnya berlandaskan 'ketulusan hati'  yang disertai  rasa cinta kasih,     juga diukur dengan 'uang'.  Selagi kaya dianggap saudara  tapi  bila  sedang 'bokek'   negorpun  segan.

                Karna semua diukur dengan uang, maka  rasa syukur pun  uang menjadi para meternya. Selagi dompet nya tebal  bersyukur sekali. Tapi bila dompetnya tipis rasa syukur pun hilang.

              Kenikmatan yang Allah swt, berikan  terlalu sulit untuk dihitung bahkan tidak akan sanggup kalkulator menghitungnya.  Tapi dasar kita manusia yang terlalu cepat berkeluh kesah maka nikmat  pemberian Nya  seakan tidak terlihat dan terasakan.  Sangat menyedihkan.

              Melalui tulisan sederhana ini aku mengajak kita untuk melihat nikmat yang  diberikan Allah swt pada kita,  yang serasa nikmat itu berlalu begitu saja,  tapi manakala itu tidak kita miliki atau rasakan  barulah kita sadar akan kenikmatannya.

              Nikmat yang ku maksud yang pertama adalah nikmat TIDUR NYENYAK,   jika ini tidak kita miliki,  percuma uang ber MM di Bank  yang kita punya.  

               Nikmat selanjutnya adalah  nikmat    Makan Terasa  Enak.   Tidak mesti makanan yang mahal atau berkelas  restaurant mewah.  Cukup sambat terasi pake ikan asin plus krupuk, amboi nikamatnya.   

               Nikmat berikutnya yang sering kita anggap remeh adalah nikmat  BUANG KOTORAN  di Toilet  entah itu air kecil atau air  besar  yang besar-besar.  Jika ini tidak kita miliki  silakan anda bersiap  masuk ruangan 'HEMO DEALISA'   Naudzubillah.

                Betapa pun kita  kaya,  ganteng atau  cantik  bila tidak memiliki kenikmatan tersebut tentu sangat pantas  untuk dikasihani.   Semoga kita termasuk yang pandai bersyukur.  Amin

                   

Minggu, 06 Juni 2010

Mengadu Di Patung Liberty



Pagi yang cerah.....tatkala diri ini tiba di pulau kecil tempat patung Liberty berdiri gagah. Betapa perkasa nya ia, karna bertahun-tahun kokoh berdiri membawa obor 'kebebasan manusia'.

Ada sejuta emosi yang hendak ku sampaikan pada Dewi Liberty ini. Karna suara ku tak satupun orang mau mendengarkannya. Ku percaya Dewi Liberty mau mendengarkan. Daripada mencoba bicara di PBB, siapa lah aku ?? Mau ceramah di OKI pun, ijazahku sangat rendah. Mau bicara di Liga Arab, bahasa arab ku sangat jauh dari mumtaz. Mau bicara pada para pembesar dunia, baju ku teramat dekil. Maka pada patung Liberty lah ku mengadu.

Tanpa banyak basa basi ku langsung ungkapkan kerisauan, kesedihan, kemarahan yang selama ini membikin sesak di dada. Atas kekurang ajaran penguasa kota Tel Aviv. Pada Mbak Dewi Liberty ku katakan, bahwa para pembesar kota Tel Aviv adalah manusia yang bernafas. yang makan, minum, tidur pula. Mereka bila dicubit pasti sakit apalagi di tusuk pisau atau ditembak pasti luka atau pun mati. Pembesar kota Tel Aviv sekolahnya tinggi2, dan masa kecil mereka pastilah orang tuanya mengajarkan sopan santun sebagai manusia beretika.

Tetapi mereka kenapa lebih kurang ajar dari seekor srigala lapar. Mengapa lebih buas dari harimau gila ??? Dan tak satupun yang sanggup menghentikan dan menjinakkannya. Pada Mbak Liberty, ku ingatkan, bahwa para pembesar kota Tel Aviv, akan menangis bila d berduka ditinggalkan keluarga atau teman yang mati. Tapi nyatanya mereka tertawa terbahak-bahak bila ada anak kecil kena bom di kota Gaza.

Mbak Liberty ku sadarkan, bahwa para pembesar kota Tel Aviv, perutnya akan perih bila lapar. Akan sangat risau manakala anak bayinya nangis lapar mencari susu yang habis. Tapi mereka justru bersorak sorai ketika tau anak-anak di kota Gaza merintih kelaparan.

Pada Mbak Liberty akupun bertanya sengit, untuk apa ia berdiri gagah di sini? Apakah hanya untuk 'mejeng' ? Cari perhatian kah ? Tebar pesonakah ? Atau mau pamer saja ?

Kepadanya ku smpaikan harapan manusia yang waras, bahwa menjadi tugas Mbak Liberty lah untuk mengingatkan para pembesar kota Tel Aviv, agar meiliki rasa kemanusiaan kepada penduduk kota Gaza. Jangan biarkan manusia tak bersalah menjadi korban kebengisan pembesar kota Tel Aviv. Dan jangan sampai Mbak Liberty diam membisu, atau bahkan turut serta tingkah sombong pembesar kota Tel Aviv.


Tak lupa ku ucapkan trimakasih karna ia telah sudi menerima keluh sedihku. Sekali lagi ku pesankan agar ia segera bertindak dan mencegah terjadinya kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pembesar kota Tel Aviv, yang tak satupun manusia waras bisa menerima. Dan kutitipkan salam pada kepala kelurahan kota tempat patung Mbak Dewi Liberty berdiri.

Tiba-tiba badan ini serasa dingin-dingin sambil badanku serasa digoyang-goyang. Terdengar suara istri membangunkan. Rupanya anak ku yang masih orok ngompol. Oh rupanya aku bermimpi bertemu Mbak Dewi Liberty.

Sabtu, 05 Juni 2010

Kita Di 'Sorga" Dunia Saja ???

Tak terbayangkan oleh ku, perjalanan hidup ini telah mengantarkan kepada suatu pelayaran ke wilayah Indonesia Timur (Intim). KM Kerinci membawa ku ke wilayah waktu Indonesia Timur.

Rasa kantuk masih menggelayut di mata ini, tatkala azan subuh di atas kapal bergema. Usai sholat subuh di atas kapal, ku pergunakan untuk bertafakur, melihat laut yang tenang di pagi hari. Sementara mentari di ufuk timur mulai berani bersinar.

Cakrawala di alam raya begitu indahnya, pulau-pulau kecil seakan menyambut dengan nyiur melambai nya, makin memanjakan jiwa ini dengan pesona samudra raya. Siang ketemu malam. Hari-hari ku nikmati dengan lahapnya menyantap panorama pengalaman berlayar ini.

Yang ku rasa betapa Allah swt begitu Maha Agungnya. Kala magrib tiba mentari terlihat di ufuk barat perlahan tenggelam. Subhanallah gumamku. Yang langsung disambut azan magrib. Malam tiba gelap nya lautan terhiasi butiran jarang lampu kapal yang berpapasan lewat. Tapi bila kita menatap langit cerah di gelap

nya malam kau akan melihat bermilyar bintang gemintang yang menemani sepanjang pelayaran ini. Rembulan sabit tak mau kalah berparade mengawal malam.

Lautan Indonesia sangatlah kaya. Bukan saja ikan nya. Cumi atau karang mengkarang nya tapi juga memiliki potensi kandungan arus listrik. Sayang kita tak meiliki kemampuan mengolahmya. Dan memang bumi persada ini kaya laksana permata zamrud manikam.

Angin laut maupun angin gunung sering menidur lelapkan kita. Air terjun bak rizki yang subur mengalir deras. Sawah ladang yang bertingkat tingkat. Makin lengkap dengan bunyi seruling yang sayup mendayu bersama gemercik air pancuran membikin suasana hati tentram. Inilah alam anugrah ilahi. Tiada perang panjang. Tiada nestapa. Tiada pergolakan. Adem ayem. Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghoffur.

Tapi cukup pintar kah kita bersyukur ???

Alam spritualitas cukup kuat di persada ini. Berbagai ajaran sufi dan mistis mengakar bak pondasi kokoh. Para wali mendapat tempat 'mulia' di makamnya yang dikaromahkan. Aneka budaya leluhur menjadi warisan tahan banting. Hingga di zaman Lap Top ini tetap antik meski nyata klenik. Inilah realitanya.




Nasyid perjuangan asing aneh di mata jelata dan priyayi, memanggil-manggil Palestina nama yang tidak ada di kamus bahasa ibu mereka. Berorasi nyaring intifadhah Ahmad Yassin yang mereka tau surah Yaasiin di kala ada kematian. Bernyanyi lagu Al Aqsa yang mereka tau konsumsi Isra Mi'raj. Berpedas pedas kata caci Israel yang mereka tau mengumpat sembako bbm mahal. Kecintaan pada Parpol Islam yang mereka tau cinta 'fitri'.

Kau kan berkata padaku berlebihan, manakala aku berpikir bahwa rakyat Palestinalah yang nanti berhak masuk sorga duluan, atas segala kegetiran hidupnya. Atas segala pengorbanan nya hingga tulang punggungnya patah dalam melawan Israel. Sementara pinggang kita yang asyik joget pada setiap pesta pernikahan, masih merasa pantaskah masuk sorga ??? Karna toh kita sudah merasakan sorga di dunia ini ??? Semoga kita pandai bersyukur.