Senin, 18 Oktober 2010

Merasa Bisa Bukan Bisa Merasa


Di sebuah perusahaan swasta terkenal terjadi pergantian para kepala cabangnya di daerah secara besar-besaran. Sebagai sebuah upaya penyegaran sekaligus penghargaan bagi staf berprestasi untuk menempati posisi di kantor cabang yang omzet penjualannya tinggi.

Bagi mereka yang terpilih menduduki jabatan kepala cabang, merupakan suatu penghormatan dan impian jika terpilih di kantor cabang yang favorit. Karena sudah pasti akan mendapat fasilitas gaji plus tunjangan serta fasilitas rumah dan mobil.

Adalah Mr Petruk ia menduduki kepala kantor cabang yang termasuk favorit. Namun prestasinya dua tahun terakhir sangatlah menurun. Omzetnya sangat jauh dari standar.

Pintu kamar hotel tempat aku menginap sore itu diketuk dari luar. Ku kira room boy yang mengantarkan minuman pesanan. Ternyata Mr Petruk yang datang. Setelah kupersilahkan masuk ia lalu basa basi sambil kami ngobrol dengannya. Tapi dalam hati ini sudah bisa menebak, bahwa Mr Petruk ingin mengadakan lobby denganku sebagai ketua panitya penilai dan pengawas kinerja kantor-kantor cabang.

Di satu sisi aku adalah kepercayaan Big boss dari Jakarta yang secara rutin datang ke kantor-kantor cabang di daerah untuk mengadakan penilaian dari dekat. Namun di sisi lain aku sering menemui tantangan untuk menjaga kepercayaan yang telah di berikan Big boss di kantor pusat Jakarta.

Mr Petruk adalah salah satu contoh kepala kantor cabang yang tidak berprestasi namun ia ingin tetap menduduki jabatannya itu. Maka kata-kata rayuan manis betul-betul menghujani hati ini. Mr Petruk sebenarnya kawan lamaku. Kami dulu sama-sama memulai karir di perusahaan ini dari sales keliling kampung ke kampung.

Sore itu aku betul-betul menghadapi dilema yang sulit. Satu sisi Mr Petruk adalah teman seperjuangan namun di sisi lain prestasinya sangat buruk. Bukan masalah mobil baru yang ia janjikan padaku bila ia tetap memegang jabatan di kantor cabang itu. Namun aku juga punya rasa kasihan kepadanya. Dilema yang kualami ini belum pernah sesulit ini. Biasanya aku cukup mampu dan tegar berkata Tidak kepada siapapun yang coba merayu dan menyuap. Tapi kali ini kenapa berat sekali.

Kami berdua terdiam lama. Hingga kumandang azan Maghrib terdengar dari celah-celah jendela hotel. Akupun izin sholat maghrib sembari mohon kepada Allah Swt kekuatan bathin agar mampu berkata "tidak bisa" kepada Mr Petruk.

Sementara aku sholat Mr Petruk tetap duduk sambil mengutak-atik handphonenya. Di sujud yang terakhir dalam sholat maghrib itu aku berdoa dalam hati semoga Allah memberi ketegaran kepadaku.

Usai sholat yang aku rasakan dalam jiwa ini ketenangan dan ketegaran. Alhamdulillah. Dengan pelan aku coba susun kalimat. Bahwa permintaan Mr Petruk tidak dapat aku luluskan. Mendengar hal ini, ia naik pitam dan membentak kasar kepadaku. Sambil ia balik badan keluar kamar hotel. Aku hanya beristighfar.

Rencananya aku pulang ke jakarta dengan penerbangan kedua. Namun semalaman di kamar hotel aku tidak bisa tidur. Maka kuputuskan untuk berangkat pulang ke Jakarta esok pagi. Dan sebelum subuh aku sudah di Airport kota itu.

Beginilah sekelumit resiko pekerjaan yang dapat kuceritakan kepadamu. Untuk tahun ini aku mengundurkan diri sebagai ketua dan anggota panitya Tim penilai dan penyeleksi kinerja para kepala cabang di daerah.

Kecuali iming-iming harta tidak sedikit pula kepala cabang, yang jika aku, mau menyiapkan wanita teman kencan di hotel. Maka untuk menjadi anggota tim penilai kinerja para kepala kantor cabang ini, apalagi menjadi ketuanya, tidak sedikit yang tergiur dan berusaha cari muka di depan big boss. Dan rasa iri hati kepadaku dapat aku rasakan. Karena sudah tiga tahun berturut-turut aku terpilih sebagai ketua tim.

Pada saat big boss bertanya mengapa aku mengundurkan diri, dengan halus aku menjawab bahwa aku bisa merasa bukan merasa bisa.

Lebih baik menjadi staf kantor biasa namun memiliki kebahgiaan dan ketenangan jiwa untuk selalu bisa makan malam bersama anak istri yang selalu menanti dengan setia di rumah. Semoga ada manfaatnya.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Sang Pemimpin Di Hati Rakyat


Perhatian dunia saat tulisan ini di buat tengah tertuju kepada Presiden Chili Sebastian Pinera.
Rasa peduli terhadap tindakan penyelamatan nasib rakyatnya yang tejebak dalam tambang, telah mendapat pujian dan ucapan selamat juga rasa kagum dari banyak pemimpin dan rakyat dari banyak negara.

Apa yang Presiden Chili telah lakukan merupakan wujud nyata dari rasa cinta kepada rakyatnya. Rasa cintanya itu bukan kamuflase murahan untuk memperoleh dukungan suara kemenangan pada pemilihan Presiden. Rasa cintanya merupakan sesuatu yang suci yang lahir dari lubuk hati yang terdalam. Bukankah Presiden Sebastian Pinera rela berpelukan dengan para pekerja tambang yang berhasil diselamatkan. Tidak peduli dengan bau badan para pekerja tambang itu meski sudah lebih dua bulan mereka tidak pernah mandi. Seuatu yang hampir mustahil dilakukan oleh pemimpin negara yang badannya akrab dengan parfum wangi mahal.

Sesungguhnya dalam ajaran Islam pemimipin adalah pelayan masyarakat atau khadimul ummah. Dia mencintai rakyatnya dan rakyatnyapun mencintainya. Rakyat ada di hatinya, sebaliknya diapun ada di hati rakyatnya.

Dalam Islam. Seorang imam dalam sholat berjamaah yang terlalu panjang dalam membaca surat dalam Al-qur'an yang seakan tidak peduli akan suara anak kecil yang menangis, pernah ditegur oleh Rasul Muhammad Saw. Ini menggambarkan betapa seorang pemimpin mesti peduli kondisi dan keadaan rakyatnya.

Nabi Muhammad Saw menjelang ajalnya yang beliau sebut-sebut adalah pengikutnya.
Semua khalifah dalam Islam seperti Umar Bin Khatab sangatlah peduli akan derita rakyatnya. Beliau sering mengantarkan langsung gandum kepada rakyatnya yang membutuhkan.

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sesungguhnya memiliki banyak kepribadian pemimpin yang layak untuk diteladani. Mereka adalah pemimpin yang rakyat selalu di hatinya. Dan walau merekla telah tiada, namun nama besarnya telah terpatri di hati rakyatnya bahkan secara turun temurun. Lihatlah di dalam rumah-rumah rakyat di pelosok Indonesia, foto para bapak bangsa sekaligus bapak rakyat itu masih menempel di dinding rumah rakyat yang sederhana. Ini membuktikan kecintaan rakyat yang besar kepada pemimpin yang dekat dengan rakyat.

Ada beberapa nama yang menurutku merupakan contoh pemimpin rakyat Indonesia yang hingga kini tetap melekat di kebanyakan hati sanubari rakyat kita.

1. Bung Karno.
2. Muhammad Natsir.
3. Jenderal Sudirman.
4. Jenderal M.Yusuf.

Konon. Apabila ada sebuah kapal laut yang akan tenggelam. Kapten kapal adalah orang yang terakhir yang boleh menyelematkan diri setelah seluruh penumpang telah keluar kapal untuk tindakan penyelamatan.

Semoga tulisan sederhana ini dapat menggugah kita semua untuk selalu merindukan sosok pemimpin bangsa yang selalu rakyat ada di hatinya dan rakyatnyapun selalu mencintai dan mengenangnya walau mereka telah tiada.
Dan melalui tulisan ini pula kuucapkan Selamat kepada rakyat Chili yang memiliki pemimpin yang berhati mulia. Trimakasih

Jumat, 15 Oktober 2010

Yang Salah Belanda


Malam itu aku bosan melihat semua acara TV yang membosankan. sementara jam di dinding sudah jam 9 malam. Anak istri sudah terlelap tidur. Mau ikut tidur tapi mataku belum mengantuk. Sementara di luar sana sayup-sayup semakin ramai para tetanggaku asyik mengobrol di pos keamanan samping rumah. Kayaknya menarik untuk ikutan nimbrung.

Maka segera saja aku matikan televisi, dan setelah ganti baju aku segera keluar rumah. Mulanya aku tidak langsung menghampiri mereka. tetapi dari jauh mencoba mendengar apa dan siapa yang dibicarakan dan bicara. Sambil kaki ini melangkah pelan menghampiri.

Di pos keamanan itu ada empat orang yang membicarakan keadaan lingkungan perumahan kami hingga masalah negara yang carut marut. Nada pembicaraan mereka makin seru karena saling adu argumen. Dan tidak ada yang mau kalah.

Empat orang tetanggaku itu bernama Pak Lambe, Pak ilat, Pak Mulut, Pak Dover. Berikut kutipan percakapannya....

Pak lambe berkata : Sebenarnya Rt yang harus bertanggung jawab atas terjadinya banjir karena tidak pernah menyuruh warganya kerjabakti membersihkan selokan.

Pak ilat berkata : Bukannya Rt yang salah tapi Rw yang salah. Kenapa sudah tahu di lingkungan kita seringh terjadi banjir, tidak pernah menyuruh para Rtnya untuk menggerakkan warganya kerja bakti.

Pak Mulut berkata : Bukan Rt atau Rw yang salah tapi walikota atau gubernurnya tidak responsif terhadap persoalan banjir. Jadinya begini tiap hujan lebat selalu banjir.

Pak Dover berkata : Negara kita udah amburadul makanya udah kagak ada yang benar. Salah semuanya. Rt salah Rw salah Walikota salah Gubernur apalagi.

Pak ilat berkata : Sudah tidak ada lagi yang bisa dipercaya di negeri ini, semuanya pada tidak jujur kepada rakyatnya.

Kini giliran diriku berkata : Daripada kita menyalahkan orang lebih baik sesuatu kebaikan itu dimulai dari diri kita masing-masing dahulu. Masalah kebersihan lingkungan mulailah dari memeriksa saluran got di sekitar rumah masing-masing. Tidak usah nunggu Rt atau Rw.
Demikian pula masalah kejujuran tidak usah menyalahkan pejabat-pejabat yang di atas, tapi mulailah dari diri kita terlebih dulu.
Dan bila mau menyalahkan atau mencari kambing hitam yang paling bertanggunhg jawab kenapa ini bisa terjadi salahkan saja Belanda, kenapa dulu mereka menjajah bangsa kita. Akibat penjajahan Belanda, banyak oknum bangsa kita mewarisi moralitas negatif kaum penjajah. Yaitu senang memerintah, senang disanjung, senang dipertuankan, senang menindas. Bukan melayani tapi minta dilayani.

Tak lama setelah aku berbicara, satu persatu kami yang berdialog di pos keamanan akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Dan akupun turut pulang dan langsung menuju tempat tidur. Semoga bermanfaat...

Kamis, 14 Oktober 2010

Terjebak Sanjungan


Saya adalah Presiden direktur sebuah perusahaan swasta. Dalam membesarkan perusahaan ini, saya memulai dari titik nol. Seiring dengan perjalanan waktu, akhirnya perusahaan telah mencapai prestasi terbaiknya selama sepuluh tahun berdiri.

Banyak asam garam atau pahit getir pengalaman yang kuperoleh. Salah satunya adalah yang ingin aku ceritakan kepadamu.

Tentu saja untuk meraih sukses dalam bisnis, saya selaku Presiden direktur, mengambil kebijakan extra ketat terhadap masalah keuangan dan juga rekruitmen tenaga kerja khususnya para staf office.

Para staf itu adalah lulusan yang memiliki nilai prestasi tinggi di sekolah mereka. Untuk seleksi tahap akhir penerimaan mereka, saya sendiri yang mengujinya.

Adalah Mr Chary dan Miss Mukey dua staf kepercayaanku. Mr Chary aku percayakan sebagai manager purchasing dan Miss Mukey sebagai manager keuangan. Kedua orang ini merupakan orang yang sangat aku percaya. Fasilitas yang diberikan padanya sangat lengkap, dari mobil hingga rumah dan perabotan di dalamnya.

Harus di akui dua orang staf ini memiliki kapasitas otak yang cemerlang. Pada setiap rapat ia dapat segera memahami dan mewujudkan apa yang aku inginkan selaku Presiden direktur. Ditambah lagi budi bahasa yang mereka miliki membuat hatiku serasa adem tentram juga fikiranku jauh dari kepanikan bila mereka memberi laporan lisan atau tulisan.

Dari mulut mereka aku menangkap kesan mereka adalah pribadi tangguh dan ulet dalam berkerja dan dalam membela kepentingan perusahaan dari unsur-unsur yang merongrong dan merugikan. Maka untuk menghargai jasa-jasa mereka tiap tahun selalu aku ajak berlibur gratis ke luar negeri.

Memasuki tahun kesebelas dari usia perusahaan ini, ternyata ujian cukup berat bagi kelanjutan usaha ini. Persaingan ketat ditambah harga bahan baku yang mahal membuat aku berfikir keras untuk mencegah penyusutan biaya dan kerugian.

Kecuali Mr Chary dan Miss Mukey, aku juga memiliki staf lain. Namanya Mr Vholoz. Stafku yang satu ini, meski kapasitasnya juga llumayan pintar, namun dalam penyampaian laporan dan anlisa keuangan dan usaha pada setiap rapat, sering membuat jantungku berdebar-debar. Apa yang ia laporkan sering membuat tidurku tidak nyenyak. Mr Vholoz aku percayakan sebagai staf Expor dan Impor.

Sore itu, tidak seperti biasanya, seusai rapat melelahkan yang membahas keuangan dan kinerja perusahaan, entah mengapa aku ingin berbicara empat mata saja dengan Mr Vholoz. Semula niatku ini ditentang oleh Mr Chary dan Miss Mukey. Tapi aku betul-betul terusik dengan laporan Mr Vholoz yang berisi kebocoran keuangan perusahaan yang seharusnya bisa dicegah sejak lama.

Maka kuajak Mr Vholoz berbicara empat mata di apartemenku. Ada hal aneh yang terlihat dari jendela apartemenku di tingkat 9. Aku melihat di parkiran mobil nampaknya Mr Vholoz sedang bicara serius dengan Mr Chary dan Miss Mukey. Aku baru sadar rupanya mobil Mr Vholoz yang menuju apartemenku diikuti oleh Mr Chary dan Miss Mukey. Ada apa ini ? Aku pura-pura tidak tahu dulu.

Mr Vholozpun masuk sendirian di ruang tamu apartemenku. setelah ngobrol basa basi akhirnya aku korek keterangan yang jujur dan jelas dari Mr Vholoz yang semula berusaha menutup-nutupi tentang kebocoran keuangan yang terjadi di perusahaan kami.

Akhirnya setelah kupelajari data dan fakta, aku berkesimpulan, aku telah tertipu oleh dua orang staf yaitu Mr Chary dan Miss Mukey. Mereka memang orang pintar. Tapi dengan kepintarannya telah menipuku dengan laporan asal bapak senang. Dari lidahnya keluar kata-kata manis yang menyanjung-nyanjung diriku. Tapi di balik itu semua ada racun yang berbisa.

Semoga dirimu bila sedang berkuasa tidak mabok sanjungan. Ketahuilah meski kritikan itu sakit dan pahit, sesungguhnya itu lebih baik daripada sanjungan palsu yang keluar dari mulut mereka yang suka 'cari muka'. Semoga bermanfaat.

Rabu, 13 Oktober 2010

Atas Nama Cinta


Cinta adalah sesuatu yang membuat kita rela berkorban. Berikut contoh-contoh pengorbanan karena Cinta.....

1. seorang Ibu merelakan ginjalnya diambil dan dijual demi uang untuk biaya pengobatan anaknya. Atas nama cinta.

2. seorang prajurit rela mati di medan tempur demi harga diri dan kehormatan bangsanya. Atas nama cinta.

3. seorang kapten kapal, yang kapalnya tenggelam demi tindakan penyelamatan penumpang yang hanyut, rela melepaskan diri dari tali jala regu penolong yang coba menyelamatkannya. Atas nama cinta sang Kaptenpun tewas.

4. seorang Nabi rela akan menyembelih anaknya karena kecintaan kepada Allah azza wa jalla.

5. seorang gadis rela menyerahkan kehormatannya kepada kekasih hatinya. Atas nama cinta buta.

6. seorang guru agama rela berpayah-payah siang malam tidak kenal lelah masuk keluar kampung mengajarkan dan menyadarkan ummatnya, atas nama Cinta.

7. seorang ibu tidak enak makan melihat anaknya sedang sakit. Atas nama Cinta.

8. Seorang Ayah rela berkerja dengan resiko tinggi demi mencari nafkah buat keluarga, atas nama Cinta.

9. seorang kader partai rela menjual mobilnya demi biaya perjuangan partai, atas nama cinta.

10. seorang supporter klub sepakbola rela berdesak-desakkan dan bahkan tewas, karena cintanya kepada klub sepakbola itu.

11. para pemudik rela menunggu penjualan karcis kereta berjam-jam bahkan menginap di depan loket, demi rasa cintanya kepada kampung halaman.

Demikian sekelumit wujud cinta dan pengorbanan. Bagi seorang muslim kecintaan kepada ajaran Islam merupakan kecintaan yang tertinggi. Semoga bermanfaat.