Senin, 31 Mei 2010

Cinta Dan Kotak Amal



















Al kisah di sebuah kota di jawa tengah ada seorang pemuda bernama Fulano. Sebentar lagi Fulano akan menikah dengan Fulani, bahkan undangan resepsi pernikahan mereka telah tersebar luas di kalangan teman dan sanak saudara masing-masing.


Fulani begitu besar pengharapan kepada sang kekasih yang ngaku kerja di sebuah perusahaan kontraktor. Fulani sendiri kerja sebagai karyawati di sebuah Mall di kota itu.
Tanpa di ketahui sang kekasihnya pemuda Fulano menjelang hari pernikahan nampak cemas dan gusar oleh karena, belum memberi uang belanja apalagi uang perabotan yang pernah dijanjikan di depan calon mertua.

Hari demi hari yang ada hanyalah wajah murung. Tapi bila ditanya oleh Fulani ia tidak ngaku ada apa di balik wajah sendunya itu. Ia bahkan sering mentraktir sang kekasih makan bakso atau minum es campur manakala menjemput Fulani pulang kerja. Dari mana uangnya?
Dia mendapatkan pinjaman dari teman-teman nongkrong nya yang bernasib lebih baik dari Fulano yang hanyalah seorang tukang ojek.


Tinggal sepekan lagi acara pernikahan mereka kan digelar. Sementara Fulano menjadi 'buronan' mertua karna belum nyetor uang apa-apa, sebagaimana janjinya yang selangit.
Tiba-tiba ia mendapat ilham dari syetan untuk melakukan 'mission imposible'.

Malam itu tatkala Fulani kena shift pagi, Fulano datang ke Mall tempat Fulani kerja. Sampai Mall tutup jam 22.00 , Fulano tidak keluar dari Mall itu. Ia sembunyi di sebuah ruangan yang satpam malam tidak menyangka ada orang disitu. Begitu keadaan aman. Sunyi tiada orang satupun. Fulano keluar ruangan itu, ia mengendap-ngendap. Tanpa banyak pertimbangan kotak amal yang terletak di dekat eskavator/tangga jalan disambarnya. Lalu ia pun segera bergegas mencari jalan keluar. Dia berjalan ke sana ke mari mencari jalan keluar. Tapi semuanya terkunci rapat dari luar. Celaka gumamnya dalam hati.


Maka dengan terpaksa menunggu hingga besok pagi. Dan alangkah berdebar hatinya ketika satu persatu karyawan-karyawati mulai masuk berdatangan ke Mall itu. Fulano pun takut dan tanpa pertimbangan lagi sembunyi di ruang ganti pakaian karyawati Mall. Anggapannya ia tidak akan ketahuan. Sapa tau ia ketemu calon istri pula.

Tapi sial bagi Fulano, keberadaannya di kamar itu, diketahui oleh seorang karyawati yang kaget dan berteriak-teriak minta tolong ada maling. Kontan satpam Mall berhamburan datang mengepung Fulano. Dan langsung saja Fulano ditangkap dengan tuduhan mau mencuri sesuatu. Awalnya ia ber kelit, ketiduran di Mall. Tapi petugas satpam tidak kalah lihai. Ternyata setelah diperiksa seluruh isi Mall, posisi kotak amal sudah jauh bergeser mendekati jendela ke luar.


Maka dengan malu yang sangat Fulano mengakui perbuatannya sebagai akibat bingung belum menyetor uang biaya pernikahan kepada mertua. Bagi Fulani ini merupakan mimpi buruk yang mempermalukan dirinya. Cinta sucinya terganjal kotak amal, sebagai akibat kelakuan Fulano yang hanya Menang Nampang Doang.


Moga ada manfaatnya.

Madrasah Masa Kecilku


               Tidak seperti biasanya,  hari itu aku pulang kantor  lebih cepat. Matahari  masih lumayan tinggi di ufuk barat. Sesampainya di rumah,    istri  bilang agar aku sekali-sekali menjemput anak yang setiap sore hari sekolah madrasah.

                Memang kesibukanlah yang membuatku tidak pernah  mengantar dan menjemput anak. Berangkat masih gelap pulang sudah gelap. Bertahun-tahun.  Mengejar absensi yang tidak bisa kompromi.

               Sore itu   ku sempatkan untuk menjemput anak.  Alangkah gembiranya ketika dia tahu Ayahnya datang menjemput.   Tak lupa kusiapkan sekedar  uang jajan   untuknya.  Maklumlah anak-anak  tidak jauh dari jajan.  Karna di halaman madrasahnya tukang jajanan berderet menanti dengan setia siswa-siswi  madrasah pulang.

               Yang membuat  tertegun serta  seakan melempar kenanganku ke 30 tahun silam adalah bangunan madrasah ini.   Saat itu usia ku sama dengan  usia anak ini.   Almarhummah ibu yang mengantarkan diri ini sekolah di madrasah.  Mulanya takut karna waktu itu aku sukar membaca Alqur'an.  Tapi aku dirayu dan dibujuk oleh Ibu untuk mau sekolah madrasah.  Kini setelah lama berlalu kiranya,  tinggal doa  yang bisa ku kirimkan pada almarhummah ibu.  Wajahnya seakan ada di halaman madrasah ini,   yang waktu itu menggandengku masuk bertemu kepala sekolah. Mendaftarkanku sebagai murid madrasah.

               Mungkin ini hikmah aku pulang cepat dari kantor,   bisa menjemput anak sekaligus membawa kenangan ke masa kecil saat dimasuk kan ke madrasah oleh almarhummah ibu.  Tanpa ku sadari anak ku memanggil-manggil, untuk segera menghidupkan motor dan pulang.

                Memang anak adalah asset yang sangat mahal,  tidak saja di dunia bahkan ketika kita sudah berpulang pun, doa anak yang soleh sangatlah   manjur.  Biarpun secara materi anak kita berkecukupan namun bila tidak pandai mendoakan orangtuanya, tentu ironis sekali.

                Maka melalui tulisan sederhana ini ku mengajak diri ini dan kita untuk mendidik dan mempersiapkan anak keturunan kita menjadi anak yang pintar disokolah  serta rajin ibadah mendoakan  ibu bapaknya. Semoga

Permainan Gaple Yang Melenakan


Dalam perjalanan hidup ku pernah mengunjungi suatu kota yang berpenduduk mayoritas muslim. Bila kita hendak ke kota itu bisa menempuh waktu 4 malam melalui jalur laut. Arah ke timur Indonesia. 
Dari nama-nama warga kota itu, jelas sekali si empunya nama adalah seorang muslim. Dalam sejarah Islam di nusantara nama kota ini cukuplah terkenal karena memiliki kesultanan Islam yang jaya di masa silam. 
Ada yang membuat ku terheran-heran. Saat waktu asar tiba. Bersama tiupan angin laut yang berhembus kencang, alangkah tercengangnya hati ini. Melihat banyak warga berkerumun di serambi depan beberapa banyak rumah. Ngapain mereka ??? tanyaku dalam hati. Ku coba mendekat. Ternyata mereka sedang maen gaple. Tua muda, ibu-ibu, bapak-bapak tengah asyik memperhatikan kartu-kartu gaple yang tersusun di meja. Masya Allah gumamku. Sementara Masjid / Mushola kosong. Hanya satu dua orang yang sholat berjama'ah. Mereka lebih tertarik maen gaple berjamaah !? 
Konon istilah gaple diambil dari bahasa arab yaitu ghoflah artinya lalai. Orangnya disebut ghofilin. Memang tidak ada yang mengharamkan permainan ini sepanjang tidak dipake sarana judi dan juga sepanjang tidak melalaikan kewajiban-kewajiban sebagai muslim misalnya sholat. 
Masjid di kota ini ramenya waktu maghrib saja. Sedangkan 4 waktu yang lain sangatlah berkurang jama'ahnya. Sedih sekali melihat fenomena ini. Sebuah wilayah kesultanan Islam yang terkenal hingga manca negara ternyata banyak warganya kurang menghayati nilai-nilai Islam. Semogalah saat ini tidak seperti saat ku kesana di tahun 1992. Moga penghayatan dan pengamalan ajaran Islam hari ini lebih baik. Jangan sampe Islam hanya tinggal nama. 
Kembali soal gaple. Betapa asyiknya permainan ini. Apalagi bila yang kalah kena hukuman harus di jepit telinganya memakai jepitan baju yang dijemur. Bisa tak terasa waktu cepat berlalu. Biasa nya permainan ini dimaenkan tatkala ronda malam, atau sedang ada hajatan. Tak terkecuali di daerah tertentu dimainkan saat ada yang meninggal. 
Jatah waktu hidup manusia tidak ada yang tau kapan berakhirnya. Masih mendingan sepak bola. Mana kala sudah hampir habis waktu nya, oleh pengawas pertandingan diberi tau dari pinggir lapangan dengan istilah injury time. Tapi soal jatah umur tidak ada yang tau kapan kan berakhir. 
Sungguh ironis bila hidup manusia yang singkat dan pula tidak tau kapan kan berakhir habis begitu saja dengan bermain gaple atau yang sejenisnya misalnya maen game komputer. Sepanjang bisa mengatur waktu tentu tidak dipersoalkan. Yang repot bila sebaliknya. Bila kita hayati antara waktu dan kewajiban kita sesungguhnya kewajiban itu terlalu banyak ketimbang waktu yang tersedia. Begitu ulama besar Hasan Al Banna berpesan. Maka melalui tulisan sederhana ini aku mengajak kita semua agar hati-hati terhadap segala yang melenakan. Bukan hanya gaple bisa juga anak, harta kita misalnya mobil bagus yang terlalu disayang-sayang, akhirnya Sholat subuh telat gara-gara nyuci mobil itu. 
Moga bisa diambil hikmahnya. Amin

Sepak Bola Mengajarkan Kita Filosofi Kehidupan



Olah raga yang satu ini seakan memiliki kekuatan 'magis' karna mampu menghipnotis jutaan pasang mata yang bahkan rela begadang hanya sekedar melihat si kulit bundar ditendang kesana -kemari selama 90 menit atau lebih.

Sesungguhnya sepak bola sebagaimana semua cabang olah raga memiliki kandungan ajaran filsafat kehidupan bagi manusia, sayangnya tidak banyak orang yang mau tau tentang hal ini. Yang ada pada benak kebanyakan orang hanyalah bagaimana kesebelasan yang mereka dukung menang seiring dengan tebakan judinya yang tepat.

Melalui tulisan sederhana ini aku mencoba merenungi ajaran filosofis yang terkandung dalam sepak bola.

1. Sabar, dalam permainan ini diajarkan untuk sabar dalam bertahan dan menyerang. Ketika sedang menyerang harus pantang menyerah, dalam menanti lengahnya lawan. Dan jika sudah ada peluang di depan mata, jangan emosi dalam menendang bola atau menyundul bola kegawang lawan. Sabar dalam bertahan. Ketika sedang diserang semua pemain mesti sabar jangan emosi, tetap cermat dan disiplin memperhatikan pergerakan pemain lawan yang menyerang. Bila emosi bisa berbahaya bila terjadi pelanggaran di kotak pinalti. Maka sabar dalam kehidupan sangatlah penting.

2. Disiplin waktu. Tiap babak 45 menit harus di gunakan seoptimal mungkin jangan buang waktu. Apalagi jika kita harus memenangkan pertandingan. Ketika unggul sedikit sementara di atas lawan jangan membuang-buang waktu. Ini artinya kita tidak boleh cepat merasa puas, sedang waktu yang tersisa masih sangat panjang.

3. Fokus. Jangan terjebak permainan dengan umpan-umpan manis saja. Tujuannya mencetak gol sebanyak-banyaknya di gawang lawan.

4. Kerjasama tim. Sepak bola adalah permainan sebelas orang. Jangan mementingkan diri sendiri hanya untuk cari nama.

5. Stategi mengecoh. Trik-trik 'diving' memang kadang diperlukan walopun resikonya cukup besar. Karna pertandingan sepak bola merupakan 'pertempuran' maka lazimnya pertempuran harus memiliki 'daya tipu'.

6. Tidak takut cemoohan. Sepak bola selalu akrab dengan mulut lebar supporter baik yang memuji apalagi yang memaki. Maka diperlukanlah mental baja.

7. Postif illution. Ketika skor tertinggal, jangan cepat putus asa. Terus berusaha pantang menyerah jaga kekompakan sesama teman tidak saling menyalahkan.

8. Dengar nasehat pelatih yang obyektif serta minta saran. Sepak bola mengajarkan kita untuk tidak segan minta nasehat dan pendapat dari orang yang lebih pengalaman.

9. Bantu sesama walo beda tim kesebelasan. Ketika ada pemain yang jatuh kesakitan harus dibantu oleh pemain terdekat meski beda tim, dalam hidup ini kita harus saling menolong sesama meski beda suku, agama dan ras nya.

10. Wasit yang adil obyektif. Menjadi dan mencari wasit yang mumpuni dan bijak bukan perkara mudah. Maka ini menjadi PR bersama bagi pribadi kita masing-masing.

11. Siap kalah Siap Menang, apa pun keputusan wasit harus kita terima dengan ikhlas lapang dada. Dalam hidup pun kita harus siap menerima suratan takdir.

12. Jangan mabuk sanjungan manakala tim kesebelasan kita dianggap tim favorit yang di atas kertas bakal menang karna akan menjadi bumerang sebagai akibat beban mental. Seperti saat Brazil melawan Belanda.

Moga kita dapat mengambil pelajaran hidup dari sepak bola, yang sering ternoda oleh ulah pemain yang tidak dewasa jiwanya juga oleh ulah supporter yang bringas karna nafsu yang tidak disertai nalar yang sehat. Selamat menikmati Piala Dunia.

Sabtu, 29 Mei 2010

Belajar Dari Musibah




Suasana di sebuah galangan kapal cukup meriah oleh pengunjung maupun musik yang mengiringi peresmian sebuah kapal pesiar. Siapa pun akan tergiur untuk bisa ikut pelayaran perdana kapal ini. Maklumlah kapal ini merupakan kapal termewah di zamannya. Segala fasilitas hiburan yang memanjakan para penumpang tersedia di dalamnya.
Dalam sambutan peresmian kapal ini, sang arsitek dengan sangat yakin sesumbar bahwa kapal ini dirancang sedemikin rupa untuk tidak bisa tenggelam. Maka para calon penumpang yang akan mengikuti pelayaran perdana kapal ini makin meluap-luaplah nafsu untuk mengejar kesenangan hidup layaknya akan masuk sorga yang mengapung di laut.
Dalam pelayaran perdana nya ternyata kapal ini tenggelam setelah menabrak gunung es. Itulah nasib kapal pesiar Titanic. Yang beberapa tahun yang lalu kisahnya telah dicoba diangkat ke layar lebar. Dan seperti dalam catatan sejarah, musibah kapal ini menelan ribuan orang yang tewas.

Masih ingat pula kenangan kita, tatkala pesawat ulang-alik Chalengger (baca: klenger) artinya si "penantang", hancur berkeping -keping tanpa bentuk. Padahal pesawat ini dilengkapi peralatan sangat canggih. Memiliki apa yang disebut 'Early Warning System'. Sistem peralatan dini, yang mampu menditeksi segala kerusakan yang terjadi secara dini. Namun suratan takdir berkata lain, pesawat ini luluh lantak meledak di udara. Tentu semua awaknya tewas hancur lebur.

Dari dua kisah di atas dapat kita ambil suatu hikmah, bahwa secanggih apapun hasil karya manusia tetap saja memiliki kelemahan. dan bukankah,manusia memang makhluk yang lemah. Ada suatu kekuatan yang Maha segalanya di balik alam semesta ini. Dia lah Allah swt, yang Maha mengetahui segalanya. Hanya sayangnya manusia sering lupa dan merasa serba cukup dengan apa yang dimilikinya. Seperti harta, ilmu, kesehatan dsb. Yang sejatinya itu hanyalah titipan dari sang Khaliq.

Sehebat apapun ilmu manusia hingga kapanpun tidak pernah akan tahu kpan terjadinya gempa bumi, kapan seorang wanita akan hamil, kapan seseorang akan menemui ajalnya, mengapa orang miskin , mengapa orang sakit, mengapa orang mati, dan kalo mati rohnya kemana ?
Itu sebabnya tidak ada fakultas rizki yang ada fakultas ekonomi. Tidak ada fakultas kesehatan yang ada fakultas kedokteran, tidak ada pula fakultas jodoh.

Maka yang terbaik kita harus selalu 'melibatkan Allah swt' dalam segala gerak usaha atau ikhtiar kita, kiranya usaha ikhtiar kita mendapat curahan rahmat petunjuk dari kasih sayangNya pada kita. Mulailah dengan Basmallah dan akhiri dengan hamdallah, di setiap usaha kita.

Moga bermanfaat,