Selasa, 12 Oktober 2010

Bagaimana Nanti Saja....


Inilah jawaban seseorang yang kurang hati-hati dalam meengambil keputusan. Hawa nafsunya lebih dominan daripada pertimbangan rasio yang sehat. Akibatnya rasa penyesalan datang selalu terlambat. Berikut contoh-contohnya....

A. seorang kawanku yang berkerja di sebuah perusahaan otomotif terkenal, tergiur untuk mengambil pesangon. Padahal ia berkerja sudah cukup mapan dan mantap. Ketika diingatkan agar jangan tergesa-gesa mengambil keputusan, ia menjawab, bagaimana nanti saja. Akibatnya uang pesangon habis usaha tidak jalan....

B. seorang kawan yang hendak menikah lagi, sudah sering diingatkan terhadap resiko yang akan dihadapi. tapi ia selalu menjawab, bagaimana nanti saja. Akibatnya dalam mengelola dua rumah tangga memang tidak mudah. dan akhirnya dapat anda bayangkan.

C. seorang kawan yang tergiur iming-iming sales mobil, ia ingin membeli mobil secara kredit. Ketika diingatkan agar betul-betul diperhitungkan, ia menjawab, bagaimana nanti sajalah. Akibatnya antara pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang. Akhirnya mobil itu dijual murah dan rugi.

D. seorang teman pelajar yang baru lulus SMA ingin segera menikahi gadis pujaannya padahal masa depannya masih sangat menantang. Ketika diingatkan agar jangan terburu-buru menikah, ia menjawab, bagaimana nanti sajalah. Akibatnya memang tidak seindah yang ia khayalkan.

E. seorang teman yang tidak memiliki SIM motor, hendak pergi ke daerah kota. Ketika diingatkan agar mengurungkan niatnya, ia menjawab, bagaimana nanti sajalah. Akibatnya ia berurusan dengan Polisi dan harus membayar tilang.

F. Seorang teman yang hendak ujian akhir, dia santai dan tidak mau belajar. Ketika diingatkan agar rajin belajar, ia menjawab, bagaimana nanti sajalah. Akibatnya ia tidak lulus.

G. Seorang kawan saat ia masih memiliki rizki yang banyak, ketika diingatkan agar menabung jangan foya-foya karena anak-anaknya masih membutuhkan biaya banyak, ia menjawab, bagaimana nanti sajalah. Akibatnya ketika roda kehidupannya berputar ke bawah, ia menyesal dan yang menjadi korban adalah anak-anaknya.

H. Seorang kawan yang begitu bersemangat dalam merokok sejak mudanya, ketika diingatkan agar mengurangi atau berhenti merokok demi kesehatannya, ia menjawab, bagaimana saja nanti. Akibatnya ia kini rajin ke rumah sakit.

I. Ketika masuk waktu sholat, seorang kawan aku ingatkan agar bersegera menunaikan kewajibannya itu, mumpung kesempatan sangat lapang. tapi berkata, bagaimana nanti sajalah. Akibatnya kesempatan lapang itu berganti dengan kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Akhirnya dia tidak sholat Naudzubillah.


Demikian contoh-contoh jawaban yang menyesal kemudian. Seharusnya bukan bagaimana nanti tetapi nanti bagaimana ??
Sesal dahulu pendapatan sesal kemuidian tiada berguna ! dan hidup kita di dunia ini hanya sekali....sebagai sebab yang akibatnya akan kita peroleh nanti di akherat. ingatlah tidak ada hidup ulangan sebagimana ada ujian ulangan layaknya di sekolah. Wallahu 'alam. Semoga bermanfaat.

Senin, 11 Oktober 2010

Laksana Rumah Di Tepian Sungai Nan Jernih


Hari ini senen lagi....ketemu macetlagi....bakal ketemu boss dan tugas-tugas membikin pusing di kantor. Kenapa dada ini terasa sempit. Begitu mataku terbangun dari tidur kok kenapa rasanya jiwa ini tidak semangat.

Kemaren hari minggu aku dan istri habis makan dan belanja banyak di Mall, memang suasana riang gembira, tapi setelah senen pagi semua kenapa jadi lain ?

Istri dan anak minta di antar dulu sebelum aku menuju kantor. Selama di perjalanan wajahku nampak murung. Tak tahu....kenapa ? Soal uang yang habiskah ? Ada niat di hati untuk mengakali laporan keuangan yang sedang kususun. Kalau tidak begitu gimana gaji bisa cukup ? Sedangkan, untuk beli bensin mobil saja sudah berat. Apalagi jalanan sering macet. Maka harus ada cara untuk menambah isi dompet.

Siang hari di kantor rasanya mau makan juga tidak enak. Teman-teman seperti tidak ada masalah dalam hidupnya. Dengan gembiranya mereka istirahat makan lalu sholat. Mereka mengajakku namun aku menolak secara halus. Aku tetap di ruang kantor sambil mengisap rokok.

Pikiran ini makin liar setelah mataku tertuju pada seorang karyawati kantor. Ia cantik dan tinggi semampai. Ada bisikan untuk coba mendekatinya. Pikiran ini makin kalut, akupun coba iseng sambil membuka internet, yang ku cari situs porno.

Sewaktu istirahat sore menjelang pulang aku berpapasan dengan karyawati yang diam-diam aku jatuh cinta padanya. Maka ku coba untuk menyapa dan membuka obrolan. Namun ada bisikan dalam hati bahwa bukankah aku telah memiliki anak dan istri ?
Dan apa jadinya bila atasan dan teman-teman tahu aku pacaran dengannya !?

Hari itu jiwaku kalut tak menentu. Uang ada tapi tidak bahagia. Istri punya tapi kok serasa masih bujang.
Di parkiran mobil aku duduk termangu. Tiba-tiba pundak ini di colek seseorang. Ternyata Pak Haji Dalwani....beliau pengusaha sukses yang kantornya satu gedung dengan kantor kami. Dari wajahku ia bisa melihat ada seuatu masalah yang akhirnya ku ceritakan semua apa adanya.

Azan maghribpun berkumandang, aku diajaknya sholat di masjid samping kantor. Sambil pundakku di rangkul olehnya. Usai sholat dia memberi wejangan betapa kebahagiaan yang hakiki bukan di dalam uang yang berlimpah atau kekayaan materi. Meski materi perlu. Namun itu hanyalah sarana bukan tujuan.

Mulai sejak hari itu aku mulai rajin sholat. Setiap selesai sholat aku merenung. Betapa nikmat dan tentramnya jiwa ini. Apalagi bila usai sholat tahajjud. Yang kurasakan ketegaran dalam hidup ini. Kenikamatan ini aku ceritakan kepada istri.

Betul kata pak Haji Dalwani, dia mengutip hadits Nabi, orang yang rajin sholat laksana orang yang memiliki rumah di pinggir sungai jernih lalu ia mandi sebanyak lima kali dalam sehari semalam. Alangkah bersihnya badan orang itu.

Maka hilanglah rasa gundah gulana tak menentu dalam jiwaku.....

Tips Menghadapi Kemacetan Lalu Lintas


Kemacetan lalu lintas yang terjadi di kota Jakarta dan sekitarnya laksana lingkaran setan yang sulit dicarikan solusinya. Karena jumlah kendaraan baru terus bertambah sedangkan kendaraan yang usia STNK nya di atas sepuluh tahun masih bergentayangan di jalanan kota Jakarta meski menyandang predikat mobil tua namun masih menyandang nomer plat polisi 'B' atau Jakarta. Entah sampai kapan ini terus terjadi.

Berikut akan kami sampaikan tips ataupun kiat-kiat yang kiranya akan berguna bila kita mengalami kemacetan lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya...

1. sebelum berangkat siapkan mental untuk sabar bila bertemu kemacetan.
2. sebelum berangkat hendaknya anda telah ke toilet agar bila terkena macet di
jalan apalagi jalan tol tidak mengalami (HIV)hasrat ingin vivis. apalagi
mengalami perut mulez. Sebab tidak semua jalan tol ada tempat istirahatnya.
3. Siapkan permen di laci depan dashbor mobil. Permennya yang agak pedez biar
tidak mengantuk.
4.Siapkan makanan kecil seperti biskuit dan air mineral.
5. Siapkan kaset lagu favorit anda untuk mengusir kejenuhan selama macet.
6. Bila mungkin Ac mobil selama macet dikecilkan suhunya agar jangan terlalu
dingin, agar tidak merangsang HIV tersebut.
7. sebaiknya terus pantau radio yang menyiarkan kondisi jalan raya di Jakarta.
8. Bila anda tidak sedang menyetir, bisa sambil menonton TV mini yang mungkin
ada di mobil Anda.
9. Jika Anda memiliki janji untuk bertemu seseorang hendaknya memperhitungkan
waktu jarak tempuh plus dengan waktu macetnya.
10. Bila mengantuk atau lelah cobalah menepi di tempat istirahat atau badan
jalan yang relatif aman, jangan lupa lampu kelap-kelip emergency dinyalakan
agar tidak membahayakan mobil dari belakang.
11. Selam istirahat singkat cobalah menggerak-gerakkan badan juga cuci muka
agar Fresh.
12. Bagi Anda yang muslim, hendaknya lebih mengutamakan Sholat dulu bila takut
atau khawatir waktu sholat habis bila terkena macet. Setelah sholat lahir
bathin kita akan segar lagi.
13. Bila memungkinkan bila macetnya total dan tidak bergerak bacalah artikel
kami dalam situs ini.
14. Ikhlaskan apa yang anda alami dalam kemacetan karena itu bagian daari per-
juangan hidup di Jakarta yang Insya Allah bernilai ibadah disisiNya. amin

Semoga bermanfaat !

Minggu, 10 Oktober 2010

Ini Urusan Pribadi Saya


Ini urusan pribadi saya ! suatu jawaban yang digunakan oleh seseorang seperti contoh kasus di bawah ini.

1. Seorang ayah menegur anaknya yang malas sholat dan dijawab, 'ini urusan pri-
badi saya'.

2. Seorang ibu menegur anak gadisnya agar memakai jilbab, dan dijawab 'ini uru
san pribadi saya.

3. Sorang suami menegur istrinya agar rajin ikut pengajian dan dijawab, 'ini
urusan pribadi saya'.

4. Seorang istri mengingatkan suami agar bangun sholat subuh, dan dijawab 'ini
urusan pribadi saya'.

5. Seorang kakak menegur adiknya agar jangan pacaran dan gaul bebas, dan di-
jawab 'ini urusan pribadi saya'.

6. Seorang adik menasehati kakaknya agar jangan merokok, dan dijawab 'ini uru-
san pribadi saya'.

7. Seorang menegur sahabatnya agar jangan main judi, dan dijawab'ini urusan
pribadi saya.

8. Seorang nenek menegur cucunya agar jangan kebut-kebutan di jalan, dan di
jawab, 'ini urusan pribadi saya.

9. Seorang ibu menegur anak yang naik motor standarnya lupa ditutup, dan dija-
wab, 'ini urusan pribadi saya.

Demikianlah sekelumit contoh jawaban mereka yang entah karena gengsi atau apa selalu menjawab 'ini urusan pribadi saya'.
Sesungguhnya manusia umumnya lebih senang disanjung-sanjung ketimbang dikritik, walaupun kritik yang membangun.
dan bukankah Islam mengajarkankan kepada kita untuk saling menasehati !?

Sabtu, 09 Oktober 2010

Tolak Bogem Mentah


Negeri Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Memiliki aneka ragam kekayaan alam dan aneka ragam suku bangsa. Keaneka ragaman suku bangsa adalah aset yang jika bisa kita synergykan merupakan kekuatan yang besar dan ampuh dalam membangun bangsa yang berkarakter.

Tapi laksana paduan musik semuanya tentu sangat tergantung kepiawaian sang derigen dalam mengelola potensi itu.

Prihatin sedih manakala kita hampir setiap hari melihat amuk massa yang terjadi di wilayah negara kita. Dari tingkat anak sekolah yang saling mengejek hingga tingkat mahasiswa yang saling membanggakan fakultas atau almamaternya. Bahkan di tingkat yang paling terhormat di tingkat dewan perwakilan rakyat pusat atau daerah terjadi saling perbedaan pendapat yang berujung benturan fisik.

Belum lagi bila terjadi adu domba atau saling provokasi antar suku bangsa, akibatnya sungguh sangat fatal. Dan bila ini terjadi lagi-lagi rakyat kecil juga yang akan terkena dampaknya. Konon bangsa kita adalah bangsa yang menjunjung tinggi norma atau adab pergaulan. Meski memilik latar belakang yang sangat berbeda.

Melalui tulisan sederhana ini aku ingin mengajak kaum muslimin yang merupakan mayoritas penduduk di bumi Allah swt Indonesia, untuk menjadi pelopor bahkan soko guru terjadinya kehidupan yang harmonis. Sebab bila terjadi konflik horisontal, yang terkena dampaknya dapat dipastikan adalah ummat Islam.

Adalah Rosul Muhammad saw, teladan dan panutan ummat Islam yang telah berhasil membangun negara Madinah. Beliau memulainya dari Masjid yang langsung beliau dirikan setiba di kota Madinah.
Persaudaraan yang beliau ajarkan memiliki tiga prinsip. Pertama saling mengenal, kedua saling memahami dan ketiga saling menanggung beban (gotong royong).
Jika ketiga hal ini dapat diwujudkan dan dapat diejawantahkan secara operasional di lingkungan terkecil seperti pada sebuah Masjid, niscaya merupakan langkah teladan dan strategis bagi kehidupan masyarakat yang harmonis dan dinamis.
Sayangnya, dalam kehidupan organisasi (berjama'ah) di Masjid hal itu hampir-hampir tidak kita temukan lagi. Masih sering kita temukan perbedaan pendapat dalam hal yang tidak prinsip. Hal ini justru diperuncing, karena dibumbui nafsu egoisme serta kebanggaan kelompok.
Masih banyak ummat Islam yang lebih suka sholat sendirian di rumah ketimbang berjamaah sambil bermasyarakat di Masjid lingkungan terdekat. Dan bila sholat di Masjidpun hanya sekedar sholat saja, tanpa menyempatkan waktu untuk beranjangsana atau saling tukar fikiran dan info. Akibatnya terjadi kehidupan masyarakat yang damai tapi gersang.

Coba kita melihat kehidupan Masjid-Masjid yang di wilayahnya terjadi konflik horisonatal. Apakah Masjid itu sudah berfungsi optimal dalam menumbuhkan rasa saling menyayangi atau justru sering terkunci bila waktu sholat tiba.

Tulisan ini tentu saja tidak bermaksud menyederhanakan banyak faktor yang menjadi pemicu terjadinya konflik sosial, tapi paling tidak ingin menyumbangkan fikiran akan pentingnya fungsi Masjid untuk meredam potensi konflik seminimal mungkin. Semoga !