Rabu, 22 September 2010

Awas Kudeta......


Sudah menjadi ketetapan dari sang pencipta alam semesta bahwa dua kekuatan plus dan minus tidak dapat bertemu bahkan saling tarik menarik. Dan jika dipaksa bertemu akan terjadi konsleting yang menimbulkan ledakan.

Dalam istana fitri jiwa kita ada dua kekuatan yang saling bersaing untuk mengalahkan. Dua kekuatan itu adalah ilham kebaikan pahala dan ilham kejahatan dosa. Dua kekuatan ini tidak bisa kita damaikan selama hayat di kandung badan.

Dwi tunggal Iman Dan Taqwa adalah penguasa istana fitri jiwa kita. Yang selalu dirongrong kekuatan negatif yang memang tidak mungkin dihilangkan yaitu hawa nafsu. Partai hawa nafsu selalu melancarkan tipuan kepada Iman dan Taqwa. Menipu dengan kesenangan dunia berupa harta, tahta dan wanita.

Iman dan taqwa sering dikudeta dan terusir dari istana jiwa fitri manakala partai hawanafsu mampu menipu dengan rayuannya yang aduhai. Dan bisa dibayangkan betapa rusaknya tatanan negara jiwa fitri bila partai hawa nafsu berkuasa serta memerintah. Semua di halalkan demi mencari kepuasan yang tak akan terpuaskan.

Partai hawa nafsu keberadaannya di negara jiwa fitri sesungguhnya sangat diperlukan walaupun sering menggoyang pemerintahan Iman Taqwa. Sebab Partai hawa nafsu penyebab kehidupan normal di negara jiwa fitri menjadi dinamis dan berbudaya maju dan makin maju. Menghilangkan dan melarang berdirinya partai hawa nafsu sama dengan menghancurkan kehidupan di negara jiwa fitri itu sendiri.

Sesungguhnya di dalam partai hawa nafu terdapat 3 unsur yang dominan. Yaitu unsur Amarah, Lawwamah, dan Muthmainnah. Iman dan Taqwa sebagai penguasa di negara jiwa fitri harus pandai mengelola konflik di dalam Partai hawa nafsu ini. Idealnya yang menjadi ketua di dalam partai hawa nafsu yaitu Mr. Muthmainnah
karena beliau sangat menurut dan sejalan dengan Iman dan Taqwa. dan tidak ada ambisi pribadi untuk mengkudeta pemerintahan yang sah. tapi bila di partai hawa nafsu yang berkuasa adalah Mr Amarah maka kedudukan Iman dan Taqwa sebagi penguasa yang sah di negara jiwa firi hampir pasti tergulingkan. Sebenarnya unsur penengah di partai hawa nafsu yang menjadi penyeimbang di dalam partai itu adalah kekuatan Mr Lawwamah. Bila kekuatan Mr Lawwamah yang berkuasa di partai hawa nafsu, jika mengkudeta Iman dan Taqwa tidak ingin lama berkuasa, ia segera menyerah karena memang masih ada rasa hormat dan takut pada Iman dan taqwa.

Yang terpenting bagi Iman dan taqwa sebagai penguasa di negeri jiwa fitri, adalah memperkuat sitem pertahanannya. Memperkuat intelijennya. Yaitu dzikir muroqobatullah yang mampu menditeksi dini setiap rongrongan partai hawa nafsu agar jangan sampai dipimpin oleh Mr Amarah. Usahakan dengan rekayasa Puasa dan sholat malam agar Mr Muthmainnah tetap memimpin di partai hawa nafsu.

Dan bila terjadi kudeta usahakan yang memimpin partai hawanafsu adalah Mr Lawwamah jangan beri kesempatan Mr Amarah berkuasa dan menduduki istana jiwa fitri karna akan terjadi musibah besar.

Iman Dan Taqwa sesungguhnya memiliki pasukan elit pemukul reaksi cepat yang dapat digerakkan. Pasukan ini meski sedikit tapi mobile dan handal. Mereka tergabung dalam korps Istighfar....memiliki senjata ampuh astaghfirullah..... senjata yang mampu mngusir dan menumpas segala usaha kudeta dari partai hawa nafsu.

Kecuali pasukan elit, Iman dan Taqwa juga memiliki korps pengawal. Yaitu pasukan tilawah Alqur'an dan pasukan Sholat berjamaah. Selama keberadaan pasukan pengawal ini selalu diikut sertakan maka keamanan dan keselamatan Iman dan Taqwa akan terjaga.

Melalui tulisan sederhana ini aku berpesan semoga negara jiwa fitri yang telah susah payah kita bentuk selama perjuangan Ramadhan, akan tetap stabil dan aman tidak ada kudeta partai hawa nafsu. Maka berhati-hatilah terhadap atmosfer kehidupan di negara jiwa fitri kita yang sering teragitasi oleh kesenangan syahwat yang sesungguhnya merupakan keadaan yang diciptakan secara sengaja dari partai hawanafsu. Moga bermanfaat.

Senin, 20 September 2010

Gaul Yang Berprinsip


Di tempat kerjaku suasana pergaulannya sangat akrab. Karyawannya berasal dari berbagai macam latar belakang suku maupun agama.

Mulanya mereka banyak yang menyangka diriku tertutup atau memiliki pribadi kaku karna berpenampilan dan berprilaku layaknya orang yang taat beragama.

Jangankan minum Miras untuk menyedot sigaret kretek mulutku sangatlah pantang. Waktu habis di depan komputer menelaah angka- angka laporan. Dan bila waktu istirahat tiba kusegera menuju musola untuk sholat dan segera makan siang. Hal ini kulakukan selama hampir tiga tahun. Sampai aku sadar bahwa prilaku tertutup diri ini harus ku robah.

Suatu hari ada teman yang sakit. Hampir semua karyawan pergi membezuk. Ternyata tak satupun yang menngajakku. Aku baru tahu setelah mereka pulang dari rumah sakit. Dan kutanyakan mengapa tidak mengajakku ? Jawab mereka lirih, takut mengganggu pekerjaan yang mesti kuselesaikan.

Padahal teman yang sakit itu adalah teman yang bersikap baik padaku. Menyesal kenapa tidak ikut pergi menjenguknya. Akhirnya kuberkesimpulan, pribadiku memang tertutup alias kurang gaul.

Sejak saat itu, setiap pagi sebelum jam kerja dimulai kusempatkan untuk menyapa dan mengobrol dengan teman sekantor. Bahkan kumulai sejak turun dari mobil yang kuparkir di lantai bawah gedung. Satpam, office boy semua kuajak jabat tangan sambil kuberikan senyuman.

Maka kesan pribadiku yang angker dan tertutup sedikit demi sedikit mulai berubah. Suatu hari pulang kerja aku diajak teman-teman pergi makan malam bareng sambil main karaoke. Kuturuti ajakan mereka. Tapi saat maghrib tiba aku izin untuk sholat. Begitupun saat mereka menyuruh menyumbang lagu juga kuturuti, dan sebuah lagu pop religi keluar dari kerongkongan ini.

Waktu musim piala dunia sepakbola, teman-teman selalu mendengar prediksiku setiap pagi menjelang kerja bahkan berlanjut di waktu senggang. Tapi untuk bertaroh sudah tentu kutolak secara halus dan merekapun bisa memahami.

Maka semakin hari merekapun makin akrab dan dekat denganku, banyak juga yang sambil ngobrol sambil bertanya soal-soal agama. Kesempatan ini sangat ku manfaatkan untuk mencoba menjelaskan tentang ajaran Islam.

Tatkala anakku dikhitan mereka berombongan datang ke rumah. Semula aku tidak menyangka begitu besar perhatiannya pada acara itu.

Hingga ketika terjadi perundingan antara pihak karyawan dan manajemen perusahaan tanpa kuduga mereka mempercayaiku sebagai wakilnya untuk negoisasai.

Melalui tulisan sederhana ini aku hanya ingin sedikit berbagi cerita tentang seni bergaul yang bila kita tidak pandai memainkannya akan merugikan diri sendiri. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 18 September 2010

Selamat Tinggal Dusta !


Setahun sudah diriku berkerja sebagai Rceptionist dan operator telepon di sebuah perusahaan swasta. Tak tersaa waktu berlalu begitu cepatnya dari lebaran ke lebaran.

Mencari pekerjaan sesuai cita-cita hidupku tidaklah mudah. Hingga aku diajak ke Jakarta oleh paman, ia adalah seorang security senior di kantornya. Tanpa pertolongannya mungkin diriku masih terlunta-lunta mencari kerja kesana kemari.

Awalnya sebagai anak desa yang biasa berkata apa adanya kepada semua orang, merasa canggung menjadi operator telpon kantor yang harus pandai memutar balikkan kata dengan cara seribu satu alasan. Tapi karena tuntutan profesi akhirnya, lama kelamaan biasa dan enak juga pandai berbohong sesuai pesanan teman sekantor yang tidak mau menerima telpon atau tamu.

Sampai akhirnya aku tersadarkan ketika pulang kerja diriku dikejutkan oleh pengemis bisu yang datang menghampiri untuk meminta sekedar uang seikhlasku. Waktu itu spontan kuberikan uang seribu kembalian angkot yang mengantarkanku pulang ke kost-kosan.

Maghribpun tiba. Usai sholat biasanya langsung makan. Tapi kali ini tidak. Wajah pengemis bisu masih terekam dalam benakku. Di hati ada bisikkan, bahwa apa yang kukerjakan di kantor sebagai receptionist dan operator telpon yang pandai berdusta adalah sebuah dosa. Dosa mengapa kata-kata itu seakan menggema di relung jiwaku hingga nafsu makan malam sirna.

Menjelang terlelap untuk besok kembali kerja, aku beristighfar dalam-dalam memohon ampun dan petunjukNya. Moga diberikan alternatif solusi.
Keesokan harinya di depan meja operator wajahku tidak secerah hari-hari kemaren kerena bayangan dosa dan wajah pengemis bisu. Alangkah tercelanya aku, diberi Allah Swt Sang Khalik lidah namun kugunakan untuk berdusta hanya demi uang yang lebih sedikit dari UMR.

Maka tiap sholat aku slalu berdoa. Kecamuk dalam hatiku tak kucritakan pada siapapun meski keterman akrab. Banyak teman yang bertanya mengapa penampilan wajah ini tak ceria seceria biasanya.

Alhamdulillah doaku yang sungguh-sungguh telah terkabulkan. Menjelang Ramadhan tahun ini ada bagian yang kosong di purchasing dept. Dan oleh atasan diriku dicalonkan menempati posisi itu. Syukur tak terhingga ketika aku secara resmi diberi tahu.

Dan terhitung sejak hari pertama kerja usai libur lebaran, diriku menemapati ruang dan kursi meja baru tidak lagi di meja operator telpon. Semogalah ditempat yang baru ini tidak ada kamuflase kata dan laporan yang menjadi beban dosa bagiku.

Sekedar tulisan sederhana dari hasil curhat seseorang padaku. Moga bermanfaat,

Sawang Sinawang Di Balik Opor Ketupat Silaturrahim


Usai Sholat Idul Fitri segera aku bergegas pulang ke rumah. Di sebuah desa ijo royo-royo nan permai subur di Jawa tengah.
Hasrat tak tertahankan untuk segera mencicipi masakan opor ayam berikut sambal goreng kentang dan krupuk mlinjo yang bersynergy dengan ketupat. Menambah cita rasa hari raya semakin riang bersama mentari pagi cerah mengusir mega di pagi itu. Begitu rindunya diri ini dengan masakan khas hari raya ini, yang jika dihidangkan di luar idul fitri rasanya tak seenak kali ini.

Niat hati ingin nambah sepiring lagi, namun pintu rumah diketuk. Segera istriku membukanya. Rupanya anak tetangga sebelah datang bersama istri dan anak-anaknya. Dia adalah Mas Mumpung bersama Mbak Ndharani. Sosok keluarga yang sukses dalam karier materi di Jakarta. Dua malam lalu mudik bersama mobil barunya yang tiap tahun ganti.

Wow wajah Mas Mumpung dan Mbak Ndharani begitu semringah bersama baju batiknya yang ngejreng mengkilat sebanding dengan cat mobilnya yang masih mulus licin. Maka mulailah obrolan dibuka dengan tanya menanya interview pengalaman di jalan mudik. Arah perbincangan lalu ke arah pendidikan anak. Menyekolahkan anak jangan takut biaya mahal katanya. Untuk masa depan anak sebagai orang tua mesti optimal.

Begitu juga Mbak Ndharani sangat bersemangat dalam presentasinya tentang cara jitu menambah dan membantu penghasilan suami. Membuat mata istriku sulit berkedip melihat kedua tangan Mbak Ndharani aktraktif bagai memamerkan gelang-gelang tangannya yang gemercing nyaring.

Obrolan beralih kepada soal perawatan mobil yang menurut Mas Mumpung, untuk soal mobil jangan ragu untuk berganti mobil bila mobil sudah mulai rewel. Daripada rewel-rewel segera saja diganti katanya. Dan harus berani meninggalkan bensin premium demi kualitas mesin yang prima.
Hampir 30 menit kami berbincang nampaknya Mas Mumpung dan Mbak Ndharani sangat antusias memotivasi kami. Kami sebagai tuan rumah hanya pasif mendengarkan.

Dan tiba-tiba datang tamu kami berikutnya. Dia adalah Mas Sabar dan Mbak Prihatin. Setelah Mas Mumpung dan Mbak Ndharani mohon izin pulang. Obrolan kami dengan Mas Sabar dan Mbak Prihatin lebih bebas. Mas Sabar adalah sosok pekerja keras yang tegar menghadapi perjuangan hidup di kota besar Jakarta.

Dua hari lalu mereka mudik berjejal-jejal di kereta ekonomi. Anak-anaknya tidak ada yang ikut demi penghematan biaya. Mas Sabar bercerita tentang persaingan usaha yang ketat. Untuk mencari yang haram saja susah apalagi yang halal katanya bergurau. Dari raut wajah Mas Sabar dan Mbak Prihatin terpancar jiwa yang tegar dalam pergulatan hidunya di kolong langit Jakarta.

Meski dihimpit oleh beban hidup mereka tabah,tetap tersenyum tiada kata surut kebelakang. Yang mereka butuhkan selalu adalah doa dari orang tuanya yang masih hidup di kampung sebagai bekal moril perjuangan hidup di Jakarta. Untuk itulah mereka selalu berusaha mudik meski berhimpit-himpit di kereta ekonomi.

Melalui tulisan sederhana ini, aku hanya mampu bercerita padamu akan warna-warni cerita hidup anak manusia yang kita mesti mampu mengambil pelajaran darinya. Dan inilah yang kurekam dalam acara silatrurrahim Idul Fitri 1431 di kampung halaman. Semoga ada manfaatnya.

Rabu, 08 September 2010

Tetes Air Mata Bening Di Hari Nan Fitri


Gema takbir mengAgungkan AsmaNya membahana di angkasa raya. 1 Syawal telah tiba. Setelah sebulan hawa nafsu dilatih untuk bisa dikendalikan. Kini insan-insan peraih predikat Muttaqin dari bibirnya yang kembali fitri terucap takbir, tahlil, tasbih dan tahmid. Untuk satu tujuan yaitu mengAgungkan ZatNya yang Maha Mulia Allahu Akbar...Allahu Akbar...

Sedang diriku kudapati duduk termangu dalam sajadah sholat subuh di surau yang kembali sunyi. Lamunanku terbayang ke wajah orang tua yang telah tiada. Wajah mereka serasa datang mendekat di pelupuk mata. Airmata kupun meleleh deras....

Bersama gema takbir hatiku serasa tersayat-sayat melihat rekaman dosa yang pernah kulakukan. Gambar kelakuanku yang tak patut diceritakan itu seakan diperlihatkan di pelupuk mata ini. Ya Allah hamba mohon ampun......Ampuni Ya Allah.

Kepalaku merunduk makin pilu mengingat berbagai dosa dan kesalahan yang tak berimbang dengan catatan minus pahala. Ya Allah hapuslah catatan kelam itu.


Makin terisak tangisku...atas dosa menyakiti hati saudara dan teman. Maksudku bercanda tapi sangat mungkin hati mereka terlukai. Kusegera berniat mencarinya untuk memohon maaf dalam silaturrahim nanti.

Mentari 1 Syawal maikin meninggi gema takbir pun makin keras terdengar, aku bangkit dari renungan di atas sajadah surau kecil di pojok kampung.

Bibir dan lisan ini ikut bertakbir mengAgungkan AsmaNya. Dan segera ku ayun langkah menuju lapangan Sholat Idul fitri.

Selepas bersujud dalam khusyuknya Sholat Idul Firi kupeluk satu persatu teman dan sahabat karibku yang boleh jadi pernah terlukai.

Bersama hangatnya hidangan opor ayam dan ketupat lebaran, ku rendahkan diri ini di hadapan orang tua yang masih ada untuk memohon maaf sekaligus mohon berkah doanya bagi kelangsungan dan kelancaran perjuangan hidup menggapai rizki halal di masa mendatang.

Dan bersama tulisan sederhana ini ku bermohon maaf padamu. Jika dalam tulisan-tulisanku ada yang membuat hatimu terlukai.

Terimalah ketulusan hati yang terbingkai butiran air mata suci 1 Syawal untuk memohon maaf padamu.

Akhirnya kuucapkan Minal Aidin Al Faiziiin Taqabalallahu Minna Wa Minkum. Salam Hangat Dari Seno dan keluarga