Sabtu, 04 September 2010
Minal Aidin Al Faiziin Goresan Tanganku Di Akhir Ramadhan
Tulisan tangan dari seorang hamba Allah ditujukan kepada diri pribadi dan para pembaca tercinta.
Hari demi hari kita menapaki bulan Ramadhan ini. Ada kenangan sahur ada kenangan berbuka ada kenangan tarweh dan tadarrus.
Akankah semua akan kembali seperti hari-hari sebelum Ramadhan.
Perut kembali kenyang kerongkongan kembali basah mengair. Bibir kembali bebas dalam alam merdeka wicara penuh canda kamuflase.
Sholat kembali tiada berjiwa hanya formalitas rutin, sajadah sholat malam tersimpan kembali, begitu pula Alqur'an jadi terlupa oleh koran yang rajin datang pagi, mukena dan jilbab terkoleksi hanya sesekali waktu bila perlu.
Dompet sodaqoh tertutup rapat rapih dalam kancing pelit.
Haruskah semua beraakhir....bersama padamnya lampu surau yang meratap rindu datangnya tarweh lagi ????
Semoga kita selalu sadar bahwa Ramadhan bukan akhir tapi awal dari perjuangan melawan Syetan yang rajin menipu dan menjebak. Dan kita jangan sampai terperdaya.
Taqoballallahu Minna Wa Minkum Minal Aidin Al Faaiziin
Salam Dari Seno Sekeluarga.
Kamis, 02 September 2010
Menyikapi Negara Jiran Dengan Bijak

Tulisan yang kubuat ini tidaklah bermaksud untuk mengajari, apalagi menghasut. Juga bukan untuk memojokkan pihak pemerintah Republik Indonesia. Melainkan sekedar mencoba urun rembug atau sumbang saran moga ada manfaatnya.
Antara Indonesia dan Malaysia ditakdirkan memiliki banyak persamaan. Yang membedakan hanyalah dari segi kesejahteraan. Berjuta anak negeri kita pergi berbondong-bondong ke negeri jiran untuk merubah nasib. Ada yang berhasil tapi banyak pula yang pulang dengan tangan kosong bahkan pulang nama.
Mestinya ini menjadi bahan mawas diri bagi para petinggi negeri, para pengambil kebijakan, agar selalu berupaya mencarikan solusi untuk menekan gelombang para pencari kerja ke negeri jiran.
Tentu kita tersinggung manakala bangsa kita dihina dilecehkan di negeri orang. Bila mau mencari siapa yang salah. Salahkanlah para tikus-tikus koruptor yang mencuri uang rakyat yang hakikatnya adalah pengkhianat bangsa dan negara. disebabkan perbuatan mereka maka negara kita dirugikan yang pada akhirnya kesejahteraan rakyat tak kunjung tiba.
Harus diakui meski bangsa kita telah merdeka sejak 17 Agustus 1945, ternyata penjajahan masih terjadi. Yang menjajah bukan 'bule belanda' melainkan para 'londho ireng' yang memakai dasi bermental 'aji mumpung'. Mereka tega mengkorupsi uang rakyat.
Kepala kita harus tegak karena memiliki harga diri, kita jangan mau dihina. Bersamaan dengan itu hukuman bagi para koruptor pengkhianat negara harus diperberat. Sebab sehebat apapun pembangunan untuk mensejahterakan rakyat, akan sia-sia jika segala praktek ketidakjujuran terus berlangsung.
Menyikapi tindakan tidak terpuji negara jiran, maka sebagai bangsa yang menjunjung norma budaya yang tinggi, kita seyogyanya lebih mengedepankan cara yang santun. Cara santun bukan berarti lembek dan lemah. Cara santun tidak sama dengan takut. Budaya berbalas pantun meski terdengar lembut namun bisa sangat mengena dan tajam dijiwa. Kita percaya bahwa masih banyak orang Malaysia yang waras hatinya.
Melalui tulisan sederhana ini aku menyerukan, agar Indonesia mencoba jalur diplomasi tidak resmi. Peran para tokoh Ulama dan ketua ormas Islam harus lebih menonjol dan memposisikan diri. Tidak ada kata terlambat untuk mencoba. Saya yakin Malaysia akan mendengar tutur kata para tokoh Islam Indonesia.
Semoga di masa depan jika terjadi perselisihan antar Indonesia dan Malaysia akan terjadi titian muhibah atau kunjungan persahabatan atas dasar pemikiran positif untuk saling menghargai. Dan disinilah peran ulama yang tidak memiliki pamrih politik sangat dinantikan. Semoga !
Selasa, 31 Agustus 2010
My Faith My Voice Kampanye Muslim Amerika Jawab Kebencian
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Di tengah memanasnya kehidupan beragama di Amerika Serikat terkaut kontroversi pembangunan Islamic Center New York, sebuah kelompok Muslim AS pada hari Senin meluncurkan kampanye simpatik. Kampanye bertajuk My Faith My Voice ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sosial dalam menanggapi apa yang mereka lihat sebagai 'sentimen anti-Islam' di negeri itu.
Kampanye My Faith, My Voice membuat sebuah situs web dengan pesan yang menyerukan dialog. Dalam waktu dekat, kata salah seorang aktivisnya, mereka berencana akan memperluas iklan ke berbagai media, antara lain jaringan televisi nasional.
"Dalam beberapa pekan terakhir, banyak orang telah memberitahu Anda apa yang harus berpikir tentang Muslim. Mereka bilang kau harus takut pada saya, berprasangka pada saya, atau bahkan membenci saya, "kata video satu-menit yang diposting di situs www.myfaithmyvoice.com.
"Tapi sebenarnya saya tidak ingin memaksakan iman saya pada Anda. Saya tidak ingin mengambil alih negara kita tercinta ini. Dan aku tidak mendukung terorisme dalam bentuk apapun. Islam mengajarkan saya untuk menghormati semua orang, meningkatkan masyarakat dan membela keadilan bagi semua. "
"Aku di sini dan telah di sini selama beberapa generasi, menginginkan hal yang sama seperti yang Anda lakukan: kesempatan untuk mengejar kehidupan, kebebasan, perdamaian, dan kebahagiaan. Saya orang Amerika, dan aku seorang Muslim. Ini adalah iman saya, dan ini adalah suara saya. "
Video fitur pria muslim dan wanita dari berbagai ras dan profesi, mengenakan berbagai cara dan berbicara bahasa Inggris, Spanyol dan bahkan bahasa isyarat.
"Sebagai Muslim Amerika kita khawatir tentang hal ini pasang naik sentimen anti-Islam yang kita dengar dari media," ujar Hassan Ahmad, pengacara dan salah satu koordinator dari inisiatif warga, mengatakan dalam konferensi pers di Washington.
Menurut Ahmad, website memungkinkan warga untuk mengirim video pada inisiatif mereka sendiri. Ini berusaha untuk mempromosikan dialog yang bermanfaat untuk membantu Muslim AS membangun jembatan ke Amerika dari agama yang berbeda dan untuk mempromosikan saling pemahaman.
Pekan lalu, Council on American-Islamic Relations (CAIR) meluncurkan manual untuk membantu Muslim AS mengedepankan agama mereka dengan cara yang positif, dan untuk membantu mereka menghadapi kemungkinan insiden di masjid-masjid.
Rencana pembangunan masjid dan Islamic Center dua blok dari Ground Zero telah menjadi "petir" bagi negeri ini dan memicu kekhawatiran tentang intoleransi.
Pekan lalu, salah satu sopir taksi New York yang berasal dari Bangladesh diserang dengan pisau oleh penumpangnya, setelah penyerang menngetahui sang sopir adalah seorang Muslim. Perdebatan makin rumit ketika Presiden AS Barack Obama secara tidak langsung mendukung inisiatif masjid dengan mengatakan bahwa semua agama memiliki hak untuk mengekspresikan diri mereka di Amerika Serikat, sebelum berkata keesokan harinya bahwa ia tidak selalu menganggap omongannya sebagai bentuk dukungan.
Senin, 30 Agustus 2010
Banyak Ustadz Mengajar di Universitas Amerika

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Kampus-kampus di Amerika Serikat kini mulai tertarik mendatangkan ustadz atau ulama untuk melayani mahasiswanya yang beragama Islam. Pasalnya, sekarang semakin banyak mahasiswa Muslim yang menempuh pendidikan di sana.
Seperti yang terjadi di Universitas Yale. Umar Qadri, mahasiswa di perguruan tinggi itu menceritakan pengalamannya ketika berkuliah di sana. Ketika pertama kali kuliah di kampus itu tiga tahun lalu, dia merasakan prospek kehidupan agama Islam di kampusnya begitu suram.
Qadri prihatin melihat sholat Jumat yang hanya diikuti sekitar dua lusin mahasiswa. Perayaan keagamaan dan kegiatan lintas agama pun sulit digelar tanpa bantuan dari pengelola universitas. Keanggotaan Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) juga terus berkurang.
Namun, semua itu perlahan mulai berubah. Titik poinnya ketika kampus mendatangkan Omer Bajwa sebagai ustads atau ulama pertama untuk melayani mahasiswa Muslim. Itu dimulai pada 1 Juli 2008. Bajwa merupakan salah satu dari sejumlah ustadz yang terus tumbuh di kampus-kampus di Amerika untuk melayani sekitar 75 ribu mahasiswa Muslim. ''Dia (ustadz) memberikan legitimasi bagi komunitas Muslim di sini,'' ujar Qadri yang mengambil jurusan Bahasa Timur Dekat dan Peradaban Utama.
Bajwa melihat semakin meningkatnya jumlah ustadz di kampus sebagai hasil dari pergeseran dalam susunan masyarakat Muslim Amerika. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa lebih dari sepertiga dari Muslim Amerika berusia antara 18 dan 29. Dan mereka lebih cenderung untuk kuliah dari kelompok lainnya. Setidaknya 40 persen Muslim Amerika memiliki gelar sarjana, mereka terdiri dari kelompok agama kedua paling terdidik di Amerika Serikat setelah Yahudi Amerika, menurut Gallup 2009, Pusat Studi laporan Muslim.
Imam Yahya Hendi tercatat sebagai ustadz pertama di perguruan tinggi di Amerika yang direkrut pada pertengahan 1999. ''Mempekerjakan ustadz menjadi lebih merupakan praktik normal,'' kata Hendi. ''Untuk memenuhi tuntutan siswa mereka, universitas mulai untuk memastikan bahwa semua masyarakat memiliki akses untuk beribadah di kampus. Jika ingin siswa Anda dilayani dengan baik, Anda harus melayani termasuk secara spiritual.''
Meskipun tidak ada data resmi, setidaknya puluhan lembaga perguruan tinggi mempekerjakan ustadz. ''Ini menjadi sesuatu yang siswa harapkan,'' kata Marcia Hermansen, Direktur Program Studi Dunia Islam di Universitas Loyola Chicago. ''Universitas merupakan tahap yang sangat penting untuk membentuk identitas mahasiswa, dan agama bisa sangat baik untuk mengembangkan sumber daya itu.'' Trimakasih
ISLAM MENEBAR KASIH SAYANG UNTUK SEMESTA ALAM

Faktanya tidaklah demikian. Setiap muslim mengakhiri sholat atau sembahyangnya selalu ditutup dengan mengucapkan salam sejahtera ke arah kanan dan kirinya.
Ada pesan filosofis dari hal itu. Bahwa setiap pribadi muslim harus membawa misi kasih sayang juga perdamaian ke sekelilingnya bahkan ke seluruh alam semesta.
Bahkan Islam mengajarkan untuk menyembelih binatang harus memakai pisau yang tajam. Islam juga mengajarkan dalam berperang untuk tidak membunuh wanita dan anak kecil. Bahkan merusak keindahan alam dan bangunan secara membabi buta.
Sesungguhnya tuduhan negatif kepada Islam disebabkan kebencian yang penuh emosi tidak memakai alasan yang rasional. Jika hal ini bisa didiskusikan tentu akan tercapai suatu pemahaman yang lebih jernih terhadap Islam.
Islam tidak membolehkan ummatnya untuk berperang kecuali bila ditindas oleh penjajah yang tidak memiliki rasa prikemanusiaan. Islam membolehkan ummatnya berperang untuk mempertahankan dan membela diri.
Islam juga memerintahkan ditegakkannya keadilan kepada semua manusia apapun bangsa dan agamanya tidak dibedakan.
Melalui ajaran zakat juga Idul Qurban, Islam datang dengan ajarannya untuk peduli sesama. Bahkan zakat merupakan solusi terhadap celah antara si kaya dan si miskin. Bila saja sistem zakat ini diberdayakan dengan maksimal maka lonceng kematian para kapitalis akan berbunyi. Sebab Islam tidak membenarkan penghisapan ekonomi oleh manusia terhadap manusia yang lainnya secara tidak adil.
Bila anda melihat kekerasan yang dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai muslim maka hal itu bukanlah mewakili ajaran Islam yang sebenarnya. Mereka yang mengaku muslim dan memakai cara kekerasan dalam perjuangannya disebabkan rasa frustrasi dan putus asa karena cara diplomatik tak kunjung berhasil.
Melalui tulisan sederhana ini saya ingin menyampaikan rasa selamat dan gembira atas kebijakan pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Obama yang bersimpatik kepada kaum muslimin warga negara Amerika maupun pendatang di saat gelombang kebencian dan ketakutan terhadap Islam sangatlah dahsyat.
Dan pesanku kepada saudara seiman untuk selalu menjaga Akhlaq yang baik dimanapun kita berada karena sadarilah kita adalah para duta Islam yang akan dilihat dan dinilai orang. Di pundak kita terpikul tugas yang tidak ringan untuk mengambalikan keharuman nama baik Islam di seantero jagad.
Akhirnya kuucapkan Selamat Idul Fitri 1431 H Semoga Allah Swt selalu merahmati kita Amiiin

